赤ちゃん

3K 233 46
                                    


TYYT

Taeyong menatap istrinya yang sedang berkutat dengan peralatan dapur. Hatinya menghangat melihatnya. Memang dirinya tak pernah salah untuk jatuh cinta dengan seorang Nakamoto Yuta.

Taeyong memeluk Yuta dari belakang dan menghirup wangi tubuh istrinya. Dapat Taeyong dengar Yuta terkekeh.

"Kenapa hmm?" Yuta bertanya, tapi tubuhnya tidak berbalik. Pandangannya tetap fokus pada masakannya.

"Kangen" Yuta terkekeh mendengar suara manja suaminya. "Kita kan serumah, bahkan sekamar. Kenapa malah kangen hm?"

Taeyong menggeleng tanda tidak tahu. "Entahlah, tapi aku kagen" pelukannya mengerat. Tangan besarnya mengelus perut buncit sang istri.

"Wah... Dia bereaksi!" Yuta tersenyum.

"Aegi-ya senang di elus daddy ya?" sekali lagi calon bayi itu menendang perut yuta kuat. Yuta sedikit meringis.

"Baby Jangan nakal ya" taeyong mengelus pelan perut istrinya dan Bayi itu menurut.

Yuta tersenyum manis. "Mandi sana yongie, kau bau tau" Yuta berpura pura mengipaskan tangannya di hidung. Taeyong mendengus.

"Ya baiklah Aku mandi" ucap taeyong.

Sekarang keduanya makan dengan tenang. Taeyong tersenyum saat melihat istrinya makan dengan belepotan. Tangannya menyeka saus yang ada di sudut bibir yuta.

Dapat dilihatnya, pipi Yuta memerah malu, taeyong tertawa dan mengelus rambut istrinya.

"Pipimu merah sayang" Ucap taeyong.

Yuta memukul lengan kekar suaminya.

"Iya, hanya padamu!" ucap yuta

Taeyong terkekeh dan melanjutkan acara makannya.


Taeyong menggendong yuta panik, kata dokter istrinya akan melahirkan sekitar 1 minggu lagi. Tapi sepertinya dokter meleset.

Taeyong menoleh ke arah yuta yang meringis kesakitan. Tangan dingin yuta meremas tangan taeyong yang memegang stir mobil.

"Ahhhkk.... Taeyong! Sakit sekali" ucap yuta kesakitan.

Taeyong menggenggam tangan dingin itu dan sesekali akan mengecupnya.

"Sabar sayang, kita akan segera sampai. Kumohon, bertahanlah sebentar lagi" ucap taeyong menangkan yuta yang semakin kesakitan.

Sesampainya di rumah sakit, taeyong langsung membaringkan yuta di brankar yang tersedia.

Brankar itu di dorong ke ruang oprasi. Taeyong ikut mendorong brankar sang istri sesekali memberikan kata penenang.

Short Story TaeYu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang