Dibenci

437 94 308
                                    

"Jangan membenci dan marah padaku. Hanya karena mendengar penjelasan dari satu sisi lalu apakah kalian bisa menghakimiku?
Kalian yang jahat."

DEA—

Gadis manis itu duduk dengan santai di atas pohon, kakinya disilangkan sambil mengayunkannya beberapa kali. Rambutnya tergerai panjang terbang ke sana kemari. Hidungnya yang mancung, pipinya yang tembam, senyumannya yang merekah membuatnya semakin menggemaskan dan cantik.

Dirinya menatap dengan sengit ke arah depan dan tertawa licik setelah melihat seseorang yang sedang berjalan di lantai dua. Tingkat kesenangannya langsung meningkat dua kali lipat. Ia mengambil napas panjang bersiap untuk berteriak.

"DEVAN!!! GUE CINTA SAMA LO!!" Suaranya dengan keras keluar dan menarik perhatian semua siswa yang sedang berlalu lalang. Bahkan lelaki yang dipanggil Devan itu sampai mendengus kesal setelah mendapati gadis itu sedang goyang-goyang di atas pohon sambil melambaikan tangan dengan senang ke arahnya. Devan langsung mengalihkan wajahnya dan melanjutkan perjalanannya tanpa berniat memedulikan gadis itu.

Gadis itu langsung merasa kesal karena tidak mendapat respon yang baik. Ia langsung berdecak kesal dan menunduk ke bawah. Melihat sahabatnya yang menunggunya sambil mendongak ke atas.

"Cepat turun, jangan bikin masalah lagi." Gadis itu terkekeh melihat sahabatnya yang sudah lelah menunggunya.

"Oke! Gue lompat!"

"Bentar!!" Dengan panik sahabatnya itu langsung maju mendekati pohon dan memperkirakan dimana gadis itu akan terjatuh.

"Satu ... Dua ... Tiga!!"

Gadis itu melompat dan jatuh tepat di pelukan sahabatnya. Ia menggerakkan kakinya dengan senang sementara sahabatnya itu dengan datar langsung menurunkan gadis itu dan segera berjalan pergi.

"Cris, kenapa Devan selalu begitu sih?!" ucap gadis itu sambil menyusul sahabatnya yang bernama Cris dan berjalan beriringan. Mereka berdua kembali ke sekolah menjauhi pohon yang sudah tua itu.

"Gue aja nggak mau sama perempuan nakal kayak lo."

"Ih, jahat banget!!" Gadis itu langsung mengernyit dan pergi mendahului Cris.

"Dea!! Tungguin, gue cuma bercanda!!" Dea merenggut kesal  dan langsung berjalan duluan dengan cepat tanpa memedulikan Cris yang terus memanggilnya di belakangnya.

"Auch!! Kalo jalan pake mata!!" Dea menabrak seseorang. Ia merasa kesakitan karena terjatuh dan menatap garang orang di depannya.

Dirinya mengulurkan tangannya meminta bantuan orang itu, tetapi tangannya tidak mendapat respon sama sekali. Tatapan tajam diberikan oleh orang itu. Dea yang melihatnya langsung gemetar ketakutan.

Jantungnya berpacu dengan cepat, dirinya langsung berkeringat dingin dan dengan panik mengalihkan pandangan.

"Sampah," ucap orang itu sebelum melengos pergi.

Merasa orang yang bertabrakan dengannya telah pergi, ia segera berdiri dan berjalan berbalik kembali menghampiri sahabatnya.

"Dea, lo gapapa, kan?" tanya Cris sambil mendekati Dea setelah melihat siapa orang yang membuat jatuh sahabatnya itu.

Dea mencoba menahan tangis dan menganggukan kepalanya. Cris mencoba menenangkannya dengan menggenggam tangan Dea dan menuntunnya untuk kembali ke kelas.

"Makasih, gue udah gapapa," balas Dea sambil memberikan jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.

Cris yang tahu bahwa hal ini berat untuk Dea, ia hanya mencubit pipinya dan mengusap kepala gadis itu.

DEA ✓ (WM) TERBITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang