24. Labyrinth

631 76 1
                                    

The Second Togetherness

Aku terjebak pada skenario yang membuatku harus memilih untuk tetap egois dengan rasa bersalah atau ikhlas, namun terbelenggu dalam kekacauan.

•••


Lima menit duduk menunggu keluarga Jungkook membuat Hanbin sejak tadi terus menenangkan emosi, ia harus bisa mengendalikan dirinya saat bertemu dengan Park Jimin nanti, setidaknya ia melakukan hal ini untuk Lalisa. Shin Yeri menoleh pada sang suami dan tersenyum kecil, tangannya mengenggam tangan Hanbin yang mengepal.

"Maaf membuat kalian menunggu lama."

Napas Hanbin memburu saat Park Jimin datang berdiri di depannya bersama Wendy dan kedua anaknya. Pria itu lah yang sudah membuat kehidupan Lalisa hancur, ia benar-benar tidak akan pernah melupakan kejadian pada masa lalu.

"Shin Yeri," sapa Wendy dengan senyum kecil.

Yeri sempat aneh dan kasihan melihat sahabatnya yang malang, Lalisa sudah menceritakan semuanya dan Yeri benar-benar tidak menyangka bahwa Wendy akan senekat ini kembali dengan mantan suaminya.

"Duduklah." Yeri tersenyum ramah, menoleh pada Lalisa yang begitu gugup.

Sekitar sepuluh menit menikmati makanan meraka, akhirnya Park Jimin membuka suara. "Aku tidak menyangka bahwa Lalisa adalah putrimu Yeri, kalian berdua sepertinya akan semakin dekat."

Yeri dan Wendy tertawa garing. Keduanya benar-benar muak melihat Park Jimin.

"Bagaimana jika kita membahas tentang pertunangan anak kita, aku rasa semakin cepat semakin baik." Tentu Park Jimin begitu semangat, karane setelah Lalisa dan Jungkook benar-benar bersatu, ia dapat kembali dengan Wendy secara utuh.

Lalisa tersenyum malu menunduk.

"Aku terserah mereka, aku tidak ingin anakku kembali menangis dalam hubungan ini." Ucapan Hanbin yang seolah menyindir Jimin dulu membuat pria itu tertawa kecil.

"Ah.., soal peralakuanku dulu dengan putrimu. Aku benar-benar minta maaf. Bukankah sekarang semuanya berjalan dengan baik."

"Bagaimana dengan bulan depan, Jungkook-Oppa juga akan berulang tahun bulan depan,"usul Somi.

Park Jimin menoleh pada putrinya. "Bagaimana dengan saran adikmu?"

Jungkook menoleh pada Lalisa, setelah itu keduanya mengangguk dengan senyum kompak.

Lalisa dan Jungkook memilih memisah dari keluarganya. Sejak tadi senyum Lalisa mengembang, namun tidak dengan Jungkook. Bagaimana bisa ia tersenyum, jika ibunya harus berkorban untuk semua kebahagian ini, rasanya ia ingin egois. Namun, ia tidak bisa seperti itu bagaimana juga karena Wendy memilihnya, Mark dan ayahnya lah yang menjadi korban.

"Ada sesuatu?" tanya Lalisa.

Jungkook menggelengkan kepalanya, lalu tangannya menggegam erat tangan sang kekasih dan tersenyum lebar. "Semoga ini adalah awal yang baik, aku tidak ingin melepas tanganmu lagi."

"Kenapa harus khawatir? Keluarga kita sudah saling bertemu dan semuanya baik-baik saja, lalu sebentar lagi kita akan bertunangan, bukan?"

Jungkook mengangguk dengan senyum, ia tidak ingin merusak kebahagiaan Lalisa. Keduanya kembali berjalan menelusuri jalanan yang dipenuhi oleh orang-orang yang hanya sekedar menepi, mengobrol dan lewat.

The Second Togetherness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang