8. Best Friend

958 113 2
                                    

The Second Togetherness

Semua orang bisa mencari seorang teman, namun untuk mencari teman yang mampu bertahan hingga akhir tidak semuanya bisa.

•••


Derap sepatunya melangkah menuju ke kelasnya. Pria itu berjalan dengan pandangan lurus ke depan, tas ransel yang menggelantung di pundaknya. Sesekali ada temannya yang menayapa, namun pria pemilik nama Jeon Jungkook itu tidak mengubrisnya memilih untuk sampai ke dalam kelasnya.

"Jungkook-ah."

Langkahnya berhenti saat seseorang tiba-tiba berdiri di depannya. Tampak seorang gadis dengan setelan jas almamater universitasnya tersenyum manis padanya.

"Kau tidak menjawab pesanku semalam?" tanya gadis itu yang masih tersenyum, namun senyuman itu membuat Jungkook muak melihatnya.

"Aku membantu ibuku." Jungkook menjawab begitu saja, lalu kembali melangkah dan gadis itu pun mengikuti langkahnya.

"Akhir pekan bagaimana jika kita jalan? Sudah lama kita -" Gadis itu menutup mulutnya sebelum selesai bicara, lalu sebuah senyum terukir kecil saat sang tunangan menatapnya tajam.

"Kau masih belum menyukaiku, ya." Jung Chaeyeon menunduk ke bawah, gadis itu selama ini selalu sabar menunggu Jungkook membalas perasaannya.

Mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya, tentu saja aslinya Jungkook menolak. Namun, karena permintaan sang ibu ia tidak bisa menolak.

"Ya, sudah selamat belajar." Senyum Chaeyeon mengembang, membalikkan badannya dengan penuh kecewa. Namun, bekum sempat melangkah senyum Chaeyeon mengembang saat mendengar ucapan Jungkook.

"Aku ada waktu luang malam ini."

"Benarkah?" Sungguh gadis itu tersenyum sangat lebar, rasa bahagia terlihat sekali.

"Kau makan di mana?" lanjut Chaeyeon dengan sangat antusias.

"Terserah."

"Kalau begitu aku yang memilihnya, aku-" Lagi-lagi ucapan gadis itu harus terpotong saat Jungkook berjalan pergi meninggalkan.

Jung Chaeyeon tersenyum kecil untuk mereda rasa sakit diacuhkan. Ini bukan pertama kali, bukan? Lalu kenapa harus bersedih.

"Tidak apa-apa, kau sudah berusaha dengan hebat. Jika sampai sekarang dia belum bisa mecintaimu, bukan salahmu." Choi Arin menepuk pundak sang sahabat.

"Ayo, ke kafe sekarang. Jihyo sudah menunggu kita di sana."Chou Tzuyu menyahut.

Lalu ketiga gadis itu berjalan menuju kafe utama universitas. Tempat yang menjadi pelabuhan bagi semua fakultas, karena satu fakultas ke fakultas lain cukup memakan waktu.

"Jihyo-ya," panggil Arin saat melihat sahabatnya tengah mengobrol bersama seseorang. Mungkin teman sekalasnya.

Park Jihyo tersenyum manis pada ketiga sahabatnya yang baru datang, lalu ekor matanya beralih pada Lalisa yang berada di depannya.

"Mereka teman-temanku." Jihyo berkata memperkenalkan ketiga sahabatnya pada Lalisa.

"Shin Lalisa, pantas saja aku tidak pernah melihat Jihyo dekat dengan seseorang di kelas ternyata dia sudah memiliki teman di luar." Senyum Lalisa mengembang.

The Second Togetherness ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang