04🕊

224 23 6
                                    

ASSALAMUALAIKUM

*****

Setelah keluar dari mobil, Tania dengan cepat masuk menuju kamar. Masih dengan perasaan yang marah. Benar-benar tidak ada yang peduli dengan dirinya. Bahkan Hanna pun malah menyuruhnya pulang.

Saat berpapasan dengan Ani, Tania tak acuh. Tidak menghiraukan keberadaan bundanya.

Tania sangat kesal dengan bundanya. Seenaknya menjodohkan tanpa persetujuan dari dia sendiri. Jelas dia marah, seseorang bertindak tanpa persetujuan orang yang bersangkutan.

Disaat seperti ini hanya ayahnyalah yang bisa mengerti posisinya saat ini. Sayangnya ayah Tania sedang ke luar kota. Tania sendirian meski berada di tempat yang banyak orang.

Akhirnya ia memutuskan untuk menelfon sang ayah.

"Hallo, ada apa sayang telfon malem-malem begini?"

"Ayah, bunda…"

"Bunda kamu kenapa? Bunda kamu sakit?"

"Bukan, bunda jodohin Tania yah."

"Ohh."

"Kok ayah gitu?"

"Ayah udah tahu sayang."

"Jadi ayah udah tahu? Kenapa ayah gak bilang Tania?"

"Kalau ayah bilang ke Tania, pasti Tania nolak kan?"

"Ya enggak gitu juga."

"Ayah hanya ingin menepati janji Tania."

"Janji? Janji apa?"

Tut...

Menyebalkan batin Tania.

Semua orang ternyata sudah mengetahui masalah ini. Hanya dirinya yang baru tahu. Padahal ini jelas menyangkut dirinya. Pusing memikirkan semuanya. Tania memutuskan untuk tidur, siapa tahu paginya ini hanyalah mimpi.

*****

Pagi harinya Tania sudah bersiap untuk pergi ke sekolah menggunakan seragam miliknya. Rambutnya dibiarkan tergerai begitu saja, hanya diberi jepit rambut berwarna pink.

Niatnya ingin langsung berangkat ke sekolah tanpa sarapan. Tetapi karena melihat segelas susu di meja. Tania hendak meminumnya sampai habis. "Tania… ."

Mendengar bundanya memanggil, Tania dengan cepat pergi.

Di dalam mobil Tania ngos-ngosan. "Huh, untung aja aku cepet pergi."

Tania membawa mobil dengan santai. Seperti tidak ada beban hidup. Ya, ia tau sekarang dirinya sedang dihampiri banyak masalah. Tapi udahlah masalah tetap hanya masalah bukan? Tidak bisa dihindari. Jadi sia-sia kalau ia berlari.

Tania baru sadar sekarang? Kalau tidak boleh lari dari masalah? Darimana aja kemarin? Bodoh!

"Ihh, kok aku bodoh sih?" tanyanya pada diri sendiri.

Tania memang pikirannya belum dewasa. Lelet juga dalam hal seperti ini.

Akhirnya Tania sampai di sekolah. Masih belum banyak siswa yang datang. Tania berangkat terlalu pagi. Mungkin ia akan kesepian di dalam kelas. Hanna belum berangkat, hanya ada beberapa temen Tania yang ada di kelas.

Daripada di dalam kelas tilang-tilung. Tania memilih keluar mencari angin. Melihat keindahan di lingkungan sekolahnya yang begitu luas. Banyak pohon rindang mengelilingi gedung, dapat menambah kesejukan.

Saat sedang berjalan, langkah Tania berbelok ke kantin. Kebetulan dia belum sarapan pagi tadi. Hanya meminum segelas susu.

"Bu, mie goreng satu. Minumnya teh hangat!" ucap Tania.

TEACHERBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang