ASSALAMUALAIKUM
Nunggu TB update ya??
*****
Setelah kejadian kemarin Tania jadi sedikit menghindari Dito saat berada di lingkungan sekolah. Ia masih merasakan rasa bersalahnya, dimana dialah yang menyebabkan Dito pingsan kemarin. Hanna tak henti-hentinya menasehati Tania untuk tidak menyalakan diri sendiri. Lagipula Dito juga tidak terjadi masalah yang serius, hanya saja mungkin ada efek pusing.
Tania belum sempat mengecek kembali keadaan Dito. Rencana Tania akan menemuinya di ruangan pagi ini.
Sampai di kelas Tania hanya sekedar menaruh tas dan langsung pergi begitu saja ke ruangan Dito. Hanya pergi sendiri, tanpa ditemani Hanna.
Tania berjalan menyusuri koridor yang terlihat sedikit sepi. Belum banyak murid yang datang ke sekolah.
Tibanya di depan ruangan. Tania melangkah kakinya masuk, tak lupa sebelum itu dirinya mengetuk pintu ruangan itu. "Ada apa?" tanya Dito seperti tidak mau berlama-lama lagi. Langsung ke titik point utama.
"A-aku mau minta maaf," ucap Tania sambil menundukkan kepala.
Dito melihatnya tidak tega. Setulus itu Tania meminta maaf, membuatnya luluh dengan ucapan yang keluar dari mulut Tania. Tetapi ia sempat bingung, alasan Tania meminta maaf untuk apa?
Daripada menduga-duga yang tidak jelas, Dito memutuskan untuk bertanya sendiri. "Untuk apa kamu minta maaf?" tanya Dito.
"Sebenarnya..." ucapan Tania terhenti. Apa dia sanggup mengungkapkan kebenaran, yang belum tentu Dito akan memaafkan dirinya.
"Sebenarnya apa? Apa yang terjadi?" Dito terlihat sangat ingin tahu tentang apa yang ingin dibicarakan oleh Tania. Membuat Dito mengeluarkan rasa penasarannya.
"Aku benar-benar minta maaf hiks, karena aku kamu pingsan kemarin." Jelas Tania, dia merasa lega bisa mengungkapkan itu semua. Walaupun disertai air mata yang keluar dari kelopak matanya.
Dito menatap Gita hangat. Dia mendekati Tania yang masih menundukkan kepalanya sampai saat dia berbicara dengan Dito, gurunya. Seperti ada rasa yang aneh di dalam diri Dito. Entah apa itu, yang jelas Dito merasakan adanya rasa nyaman di dekat Tania. Tidak seperti di dekat Bunga, rasanya sangat berbeda dengan Tania.
Siapa perempuan di depannya ini? Kenapa dia bisa membuat rasa nyaman ini muncul? tanya Dito di dalam dirinya sendiri.
"Ka-kamu marah?" tanya Tania menyadarkan Dito yang melamun.
"Saya mau tanya, sebenarnya kita ada hubungan apa?" Pertanyaan itu keluar dari Dito. Pertanyaan yang mungkin sangat diinginkan Tania. Mendengar ini saja Tania sudah merasa senang. Mungkin belum seberapa, tapi seenggaknya ada pertanyaan soal fakta yang ada dalam ikatan mereka.
Ini kesempatan Tania, dia harus berbicara dan mengungkapkan lebih dalam. Supaya Dito mengingatnya kembali.
"Kamu ingat, kita menikah karena sebuah perjodohan?" tanya Tania. Dia menatap lekat kedua bola mata milik Dito.
Sedangkan Dito mencoba mengingat-ingat pertanyaan Tania. Beberapa menit Dito memulai mengingat semua. Akhirnya ada hal yang ia ingat kembali, soal pernikahannya dengan Tania. Ada efek sedikit saat Dito kembali mengingatnya. Rasa pusing di kepalanya muncul begitu saja.
Tubuhnya tergoyang tanpa keseimbangan. Tania dengan sigap menahan tubuh Dito jatuh. Meskipun Tania tahu pasti berat.
"Kita sudah menikah?" tanya Dito memastikan ingatannya kembali.
Tania mengangguk senang. Akhirnya Dito ingat akan hal itu. Sekarang kesabarannya sudah terbalaskan. Tanpa ada lagi yang namanya tertekan batin.
"Maaf, selama aku amnesia kamu jadi_"
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACHERBAND [END]
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR TETLEBIH DAHULU!!!] Di dalam ruangan terlihat Dito yang sedang memandangi langit-langit rumah sakit. Sambil celingak-celinguk ke kanan dan kiri. Saat dia menyadari kedatangan Tania wajahnya berubah bingung. "Anda siapa?" Pe...