ASSALAMUALAIKUM
Jangan lupa vote ya bund!
*****
Sepulang sekolah Tania menuju kantor cabang milik Dito terlebih dahulu. Katanya Dito ada urusan di sana dan cukup lama. Makannya Tania ingin ikut ke sana. Sekalian melihat-lihat isi kantor suaminya itu.
"Nanti kalau kakinya masih sakit bilang," ucap Dito. Sebegitu khawatirnya dia dengan Tania sampai setiap jam bilang seperti itu.
"Iya," jawab Tania. Baru aja menempelkan bokongnya di sofa.
"Kalau nanti laper kamu tinggal minta sama sekretaris aku," ucap Dito, kali ini ia sambil membuka laptopnya dan mulai mengetik sesuatu.
"Nanti kalau kamu ngantuk tinggal tidur di sana," ucap Dito.
"Iya-iya ihh, bawel banget melebihi perempuan," ucap Tania. Kemudian Tania mencari sesuatu di dalam tasnya. Namun ternyata barang itu tidak ada. Alias ketinggalan di kelas. "Aduh!" Tania sambil menepuk jidat.
"Kenapa, hm?" tanya Dito lalu menoleh ke arah Tania.
"Anu itu, laptopku ketinggalan di kelas," jawab Tania jujur takutnya Dito marah akan hal ini.
Dito kira Tania kaki Tania masih sakit ternyata masalah laptop. "Biar nanti aku telfon Pak Satpam buat rawat laptop kamu, kalaupun hilang tinggal beli lagi," ucap Dito enteng. Membuat Tania kesal, ia kira segampang itu apa mengembalikan laptopnya. Yang selalu setia jadi tempat membuang kebosanannya.
Apalagi sekarang Tania akan menggunakannya untuk menonton drakor. Menyebalkan, masa harus menonton lewat ponsel. Jadinya kecil dong, gak besar.
Tania punya ide, siapa tau berhasil. "Kak!" panggil Tania. Tanpa menolehkan kepalanya Dito bertanya, "Apa?"
"Pinjam laptopnya bentar boleh gak?" tanya Tania dengan cengiran menggoda. Supaya diizinkan ditambah dengan kedipan mata berulangkali.
"Buat apa?" tanya Dito.
"Non_" Tania mengentikan uacapannya. Dia berpikir pasti kalau Tania bilang akan menggunakannya untuk menonton drakor gak akan dipinjamkan laptop itu. Bohong adalah salah satu jalan ninja sekarang. "Buat tugas lewat Microsoft word," ucap Tania berbohong.
"Tugas apa?" tanya Dito.
Tania cukup lama menjawab, karena takut salah jawab. "Buat kliping tentang ekonomi," jawab Tania.
"Ekonomi? Emangnya kamu kelas IPS, kan kamu kelas IPA mana ada ekonomi," ucap Dito curiga.
Matilah Tania, pakai acara salah memberikan jawaban. Jadi kacau kan kalau begini. Tenang, kali ini jangan sampai gagal. "Kan anak IPA juga ada pelajaran itu," jawab Tania.
"Gak percaya, jawab buat apa?" tanya Dito lagi. Dan ia harap kali ini Tania menjawabnya dengan jujur tidak seperti tadi.
"Em... buat nonton drakor, hehe," ucap Tania. Kali ini ia menjawab dengan jujur tanpa adanya kebohongan lagi. Susah-susah bohong tapi gagal kan percuma.
Dito menggelengkan kepala. Tak habis pikir dengan Tania, kenapa tidak bisa sehari aja gak drakor. "Tania... Tania... cuma drakor aja, sehari gak kamu tonton juga gak akan pergi," ucap Dito, kembali fokus ke layar laptop.
"Tapikan kali ini ada episode terbaru, harus banget aku nonton," ucap Tania. Dia mulai kesal karena tidak bisa menonton episode terbaru.
Tania pun menghentikan kakinya dan pergi ke dalam toilet di ruangan Dito berada. Masih dengan perasaan kesal pastinya. Dia mengambil tisu dan merobek-robek tisu itu. Sebagai tanda kekesalannya dengan Dito.
"Huh, dia pikir drakor gak penting apa? Seenaknya bilang gitu, padahal kan ini episode terbaru. Ah, bakal nyesel kalo gak nonton, tapi gimana caranya?" ucapnya di depan kaca.
"Ahhh, giman dong. Ihh pake acara ketinggalan lagi itu laptopnya," ucap Tania masih kesal.
Ternyata berlama-lama di dalam toilet tak memberi jalan keluar. Mending ia keluar dari situ, daripada kehabisan napas.
"Ekhem," deheman Dito mampu menjatuhkan jam tangan milik Tania sampai retak kacanya.
"Yeah, jam tangan aku retak. Kak Dito sih, kan jadi retak," ucap Tania tambah kesal.
"Padahal aku ke sini mau bilang kalau itu ada laptop aku satunya yang nganggur, siapa tau kamu butuh buat nonton drakor-drakor kamu itu," ucap Dito memancing. Sekaligus membuat Tania senang lagi.
"Beneran?" tanya Tania. Kayanya betulan, karena Tania melihat ada dua laptop di sana.
Dito menganggukkan kepala.
Tania refleks memeluk Dito dengan erat. "Makasih Kak, kakak baik deh hehe," ucap Tania. Tania gak jadi sedih karena gak bksa nonton drakor.
"Sama-sama, makanya jangan bohong lagi!" ucap Dito memperingati. "Udah peluk-peluknya nanti aja di rumah, aku mau lanjut. Maish banyak urusan yang harus aku urus," ucap Dito lalu Tania melepaskan pelukannya.
"Ihh, ogah." Tania berlalu mengambil laptop itu dan mulai menonton drakor.
*****
"Tania bangun!" ucap Dito membangunkan Tania yang ketiduran setelah menonton drakor.
"Tania!" panggilnya sekali lagi.
"TANIA!" kali ini nadanya tinggi.
"Eh iya?" ucap Tania kaget.
"Pulang," ucap Dito. Dia sudah bersiap-siap untuk pulang. Sebelum membangunkan Tania, Dito sudah sempat merapikan beberapa berkasnya supaya tertata rapi kembali di tempatnya.
"Oke, bentar," ucap Tania. Langsung Tania membereskan sisa-sisa cemilannya tadi dan membuangnya ke tempat sampah.
Dirasa udah bersih Tania pun meninggalkan ruangan itu bersama Dito.
"Kak, mampir ke rumah Bunda yuk? Udah kangen sama Bunda," ucap Tania.
"Okee, sebelum ke sana kita ke toko buah dulu, beli buah buat Bunda," ucap Dito.
Baru melangkah sampai di depan ruangan tiba-tiba ada perempuan memanggil-manggil nama Dito dengan keras.
"PAK DITO TUNGGU!" ucap perempuan itu.
Otomatis Dito menghentikan langkahnya, begitupun dengan Tania. Terpaksa ikut berhenti seperti Dito. "Ada apa?" tanya Dito. Dia tidak mau berlama-lama di kantor lagi. Karena ingin cepat-cepat merebahkan tubuhnya ke kasur.
"Ini Pak, ada berkas yang harus bapak tanda tangani," ucap perempuan itu. Dilihat dengan mata Tania perempuan itu seperti mencuri pandang dengan Dito.
Sampai senyum-senyum gak jelas lagi. Mau jadi jalang mba? Batin Tania tak terima.
"Ekhem, udah selesai belum? Pegel nih," ucap Tania menyela.
Membuat keduanya sontak kaget. Perempuan itu juga kemudian pamit untuk kembali bekerja di ruangannya. Dito juga melanjutkan berjalan menuju depan kantor. Karena mobilnya sudah terparkir di sana.
"Enak ya dipandang-pandang sama perempuan?" tanya Tania dengan nada cemburu.
Dito yang mengetahui Tania sedang cemburu muncul ide jailnya. Ia akan menjahili Tania sekarang. "Udah biasa itu, hampir setiap hari," ucap Dito seperti senang mendapatkan perlakuan seperti itu.
"Ohh, jadi setiap hari? Iya begitu?" tanya Tania sudah siap untuk mencubit Dito.
Tania pun melakukan aksinya, ia mencubit bagian pinggul Dito. Sampai Dito meringis kesakitan. "Lucu," ujar Dito.
Tania gak salah denger? Dito bilang ini lucu? Gak waras emang kalau dia bilang kaya gitu. Tania sudah direndam dengan perasaan cemburu dibilang lucu. Aneh!
"Gak usah cemburu! Lagipula buat apa aku cari perempuan lain? Kalau aku udah punya kamu, yang cantik dan sempurna," ucap Dito.
*****
TBC❤️
Kebetulan ide ngalir wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACHERBAND [END]
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR TETLEBIH DAHULU!!!] Di dalam ruangan terlihat Dito yang sedang memandangi langit-langit rumah sakit. Sambil celingak-celinguk ke kanan dan kiri. Saat dia menyadari kedatangan Tania wajahnya berubah bingung. "Anda siapa?" Pe...