ASSALAMUALAIKUM
YEAY UPDATE LAGI🕊️
*****
"Udah siap?" tanya Dito.
Tania menganggukan kepala.
Kemudian mobil itu berjalan meninggalkan pelataran rumah. Dengan kecepatan sedang mobil itu melaju. Kalau yang mengendarai Dito bisa dipastikan akan selamat sampai tujuan, tanpa terkecuali. Tidak seperti Gilang sepupu Tania, yang mengendarai mobil ugal-ugalan. Seperti membawa mobil mainan, bahkan mobil mainan masih mending daripada dia.
Sorot mata Tania menatap langit yang cerah di pagi hari ini. Rasanya ia sangat lalai, mengabaikan keindahan alam yang ada. Hidup hanya sekedar lewat, tanpa menikmati fakta yang ada itu akan berasa pahit. Karena keindahan muncul dari kenikmatan yang ada.
Sesekali Tania menampilkan senyum manisnya. Bertanda ia merasa bahagia di detik itu. Kebahagiaan tidak boleh di sia-siakan. Karena kebahagiaan hanya muncul sesaat dan akan menghilangkan begitu saja dengan cepat. Beda dengan kesediaan, ia mudah dicari. Bahkan dia bisa datang sendiri tanpa kita mau. Egois bukan?
"Nanti pulang bareng, tunggu di parkiran. Kalau perlu langsung masuk mobil," ucap Dito saat sudah sampai sekolah.
Sampai tidak sadar Tania kalau dirinya sudah sampai. Saking senengnya jadi lupa segala hal. Dasar Tania, bisanya ngelamun, halu, senyum-senyum sendiri, gak ada bedanya sama anak wattpad. Canda anak wattpad.
"Iyaa, aku masuk duluan," ucap Tania. Kemudian ia melangkah pergi meninggalkan Dito.
"Tunggu!" ucap Dito sambil menghadang di depan Tania.
"Kenapa?" tanya Tania.
"Kamu ngerasa ada yang lupa gak?" tanya Dito. Entah apa maksudnya, membuat Tania merasa bingung.
Tania mengerutkan kening. Lupa? Apanya yang lupa, dia yakin semua barang udah ada di tas dan gak ada yang lupa. Terus kenapa Dito tanya seperti itu?
"Enggak, udah ada semua," ucap Tania. Tiba-tiba ia mengingat, ia lupa membawa satu barang. "Oiya aku lupa..." Senyum Dito mengembang. "Penggaris aku ada di rumah."
Dito mengerutkan senyumnya.
"Yauda aku ke koperasi dulu ya," pamit Tania.
Saat menyadari Tania sudah pergi Dito mendumel di dalam hati. "Dasar perempuan gak peka!"
Kenapa?
Dito bukan bermaksud itu, dia hanya ingin tangannya dicium seperti pasangan suami-istri di luar sana. Tapi sayangnya Tania tidak peka. Gagal rencana Dito. Lain kali Dito akan mencobanya lagi mungkin.
*****
Saat istirahat Tania pergi ke kantin bersama Hanna. Mereka akan makan siang di sana. Apalagi dengan bakso Mang Dadang, udah lama mereka gak menikmati bakso itu. Karena Mang Dadang harus pulang kampung dan terpaksa tidak berjualan sementara.
"Mau pesen apa neng berdua?" tanya Mang Dadang.
"BIASALAH!" jawab Hanna cepat.
"Mang Dadang belum pikun neng, cuma basa-basi aja," ucap Mang Dadang.
"Hehe, saya juga cuma bercanda mang," ucap Hanna.
Ketiganya tertawa sebentar. Kemudian Mang Dadang membuatkan pesanan mereka berdua. Tania dan Hanna pun menunggu dengan senang hati.
Sambil menunggu, Tania membicarakan beberapa hal termasuk dirinya dan Dito hari kemarin. Hari itu Tania merasa bahagia mendapatkan kasih sayang yang selayaknya didapatkan seorang istri. Meskipun hanya sederhana, tak menutup kemungkinan Tania menjadi melayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACHERBAND [END]
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR TETLEBIH DAHULU!!!] Di dalam ruangan terlihat Dito yang sedang memandangi langit-langit rumah sakit. Sambil celingak-celinguk ke kanan dan kiri. Saat dia menyadari kedatangan Tania wajahnya berubah bingung. "Anda siapa?" Pe...