ASSALAMUALAIKUM
UDAH SIAP BUAT SPAM COMMENT???
HAPPY READING:)
*****
"Gila tuh guru ternyata kejam juga, tampangnya aja baik," cibir Hanna.
Tania menghela napas, "Apa aku bilang, makanya jangan lihat dari fisik!"
"Ya gimana coba? Gurunya ganteng banget," ucap Hanna. Mereka berjalan menuju ruang ganti.
Keadaan mereka sekarang sedang mandi keringat. Baju mereka basah keringat. Baunya untung tidak terlalu menyengat di hidung. Segera mereka ganti baju.
Selesai ganti mereka kembali masuk ke kelas. Melanjutkan pelajaran berikutnya.
Kalian tau? Mapel selanjutnya adalah matematika, sangat tidak sesuai dengan keadaan. Mereka habis panas-panasan di bawah terik matahari, berkeringat. Setelah itu bertemu dengan matematika. Otak mereka rasanya ingin meletus saat itu juga. Bukan lebay. Tapi kalian coba deh, rasanya? Ahh, mantap.
"Aku ke toilet bentar ya, perut aku sakit tiba-tiba," ucap Tania.
"Gara-gara gak minum susu?" tanya Hanna.
"Gatau, dah dulu ya. Bye," pamit Tania langsung berlari pergi meninggalkan kelas.
Tania masih berlari menuju toilet. Ia tidak tahan dengan rasa sakitnya.
Langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya. "TANIA!!!"
Ia pun membalikan badan. Ternyata orang itu adalah guru olahraganya. "Ada apa pak?" tanya Tania masih dengan hati yang sabar.
"Coba kamu lihat rok belakang!"
Sontak Tania kaget. Tidak menyangka bakal kejadian seperti ini, apalagi kepergok gurunya sendiri. Ia malu, lalu pergi cepat-cepat ke toilet. Berhenti sebentar, "Terimakasih," ucapnya lalu berlalu.
Sampainya di toilet Tania merasa bingung. Ia harus bagaimana? Karena dirinya tidak membawa roti tawar. Terus sekarang ia harus apa? Apa harus teriak meminta tolong pada orang di luar? Mana mungkin ada orang. Ini kan udah jam pelajaran. Tania sungguh kebingungan. Ia masih mondar-mandir di dalam toilet.
"Ini," ucap seseorang memberi roti tawar.
Bingung mau menerima apa tidak? Tapi kalau tidak diterima, nasib Tania bagaimana? Ia pun mengambilnya dari tangan orang itu.
"Saya tunggu di depan, kita perlu bicara," ucap seseorang itu yang Tania yakini dia adalah Pak Dito.
Akhirnya selesai. Ia lega sekali. Tania keluar dari toilet. Benar seorang Pak Dito masih menunggu di depan toilet. "A-ada apa ya pak?" tanya Tania sedikit takut.
"Ikut saya ke ruangan!"
Di dalam hati Tania bertanya, "Mau diapain aku? Apa aku buat kesalahan?" dengan cepat Tania menggelengkan kepala.
"Tidak usah ngedumel dalam hati, saya tau kamu sedang melakukanya," ucapnya PD.
Terpaksa Tania mengikuti langkah Dito dari belakang. Entah apa tujuannya menyuruh Tania ke ruangan. Apa jangan-jangan? Positif thingking.
Sampainya di ruangan Tania berhenti di depan pintu. Belum berani masuk ke dalam. Pikirannya kemana-mana.
Dito melihat Tania masih berdiri disana memijat pelipis. "Ayo masuk!"
"I-iya pak." Tania melangkah dengan ragu.
"Duduk!" Tania langsung mematuhi perintah gurunya itu.
Suasana tegang karena Dito menatap Tania dengan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya menunduk, takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEACHERBAND [END]
Fiksi Remaja[HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR TETLEBIH DAHULU!!!] Di dalam ruangan terlihat Dito yang sedang memandangi langit-langit rumah sakit. Sambil celingak-celinguk ke kanan dan kiri. Saat dia menyadari kedatangan Tania wajahnya berubah bingung. "Anda siapa?" Pe...