Bab 15 | Salah Tuduh

3.6K 381 50
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Updated on: Senin, 14 Desember 2020

°°°

Selamat membaca kisah Azlan dan Azmi.

Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.

Bab 15 | Salah Tuduh

Merahasiakan sesuatu yang kamu lihat secara nyata itu lebih baik dari pada mengumumkan apa yang kamu duga.

- Luqman Al-Hakim -

•Imam Dadakan•
AayuuSR

***

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian dari prasangka adalah dosa, dan janganlah kamu memata-matai dan janganlah kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik padanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi maha penyayang. (QS. Al-Hujurat : 12)

Kita gak boleh berburuk sangka karena bisa menimbulkan fitnah dan memutuskan silaturahmi. Hendaknya seorang muslim memastikan dulu kebenarannya sebelum melakukan atau menyampaikan sesuatu. Bahkan di cincin Luqman Al-Hakim tertulis: "Merahasiakan sesuatu yang kamu lihat secara nyata itu lebih baik dari pada mengumumkan apa yang kamu duga."

Jadi, berpikirlah lebih dulu sebelum melakukan sesuatu. Jangan gegabah apalagi masalah besar seperti ini, jangan sampai dugaanmu merugikan orang lain. Selidikilah lebih dulu sebelum berbuat lebih."

Itu ucapan Azlan beberapa menit yang lalu ketika mendengar ucapan Azmi. Meskipun tidak terlalu dekat dengan Erlyna, tapi Azlan tidak percaya jika sahabat istrinya itulah yang menjadi dalang pembunuhan Gibran. Namun, Azmi tetaplah Azmi. Dia menolak mendengar ucapan Azlan dan tetap memaksa polisi untuk menangkap Erlyna serta orang suruhan sang sahabat.

Azmi memang tidak pernah pandang bulu terhadap kejahatan. Dia tidak akan segan-segan menuntut seseorang jika memang bersalah. Azmi juga sudah menemukan Rudi—orang suruhan Erlyna untuk membunuh Gibran.

"Saya mau ini ditindaklanjuti dengan baik! Pembunuh harus mendapatkan hukuman yang setimpal!" Azmi berkata keras.

Erlyna yang duduk di sampingnya sebagai tersangka karena merencanakan pembunuhan memutar bola matanya kesal. Menurutnya Azmi terlalu berlebihan karena menuntut dirinya.

"Lo gila ya, Az?! Gue tau gue salah, tapi gak sampe ke polisi segala kali!" Erlyna membalas.

"Kenapa? Lo takut? Lo tau gue, kan? Gue gak pernah pandang bulu sama siapa pun. Kalau salah ya harus bertanggung jawab!"

Keduanya saling melempar pandangan tajam. Kemudian datang beberapa polisi bersama Rudi yang sekarang memakai baju tersangka. Kedua mata Erlyna melotot tak percaya. Dia menoleh menatap Azmi yang tersenyum miring.

"Lo makin takut?" Azmi mengejek. Erlyna mendecih kesal.

"Semuanya udah jelas sekarang. Saya sendiri yang menjawab telfon dari Rudi jika dia menanyakan dimana akan disembunyikan bukti pembunuhan Gibran. Sudah jelas jika Erlyna menjadi dalang ini semua! Dia membunuh Gibran!"

Imam Dadakan✓ [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang