Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Senin, 23 November 2020.
°°°
Selamat membaca kisah Azlan dan Azmi.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan komentar.
Bab 7 | Azlan Manis
Di balik marahnya, ada luka yang berusaha dia tutupi.
Di balik tolakannya, ada kecewa yang berusaha dia obati.
Kita tidak bisa menilai dari satu sisi karena terkadang sisi baiknya ada, namun bersembunyi.•Imam Dadakan•
AayuuSR***
Gadis dengan rambut acak-acakan itu berbaring miring di atas kasurnya. Dia masih merenung dengan kenyataan yang baru saja dia terima. Kenyataan jika sang ayah adalah pembunuh kekasihnya. Azmi memang belum melakukan apa pun, setelah dia tau hal itu dia langsung pulang dan mengurung diri seharian. Dia juga tidak makan atau minum, yang dia lakukan hanya berbaring dari tadi siang. Kecuali satu hal yang tetap dia lakukan—secara terpaksa yaitu sholat.
Setiap setelah azan, Azlan akan menelfonnya dan mengirim pesan yang membuatnya merasa pening. Jika dia tidak membalas pesan Azlan, maka laki-laki itu menelfonnya membuat Azmi memblokir kontak suaminya sendiri. Tidak berhenti di sana, Azlan menelfon telfon rumah yang membuat kegiatan malas-malasannya terganggu. Ketika Azmi mematikan telfon rumah, maka pembantunya yang mewanti-wanti dirinya untuk sholat. Azlan memang seniat itu untuk mengganggunya membuat Azmi terpaksa menurut.
Kini setelah sholat Asar, dia kembali berbaring. Memikirkan tindakan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Erlyna juga memintanya memikirkan hal ini matang-matang, tapi Azmi sudah lebih dulu kalut. Dia jadi teringat kenangan masa kecilnya bersama sang ayah.
"Ayah, Azmi mau jadi wanita sholihah agar Ayah bangga punya Azmi!" Azmi kecil berucap riang.
Herdi tersenyum bangga, lalu membawa putrinya yang masih berusia 8 tahun itu ke atas pangkuan. Kepalanya yang tertutup hijab instan dielus lembut penuh kasih sayang. Azmi adalah putrinya yang sangat penurut, rajin sholat, suka membantu, dan pintar.
"Azmi udah jadi wanita sholihah kok. Ayah udah bangga." Herdi menjawab hangat.
Azmi menggeleng. Wajah orientalnya terlihat menggemaskan ketika mata kecilnya menatap dengan tatapan polos. Pipi gempalnya semakin terlihat imut seolah meminta diberi cubitan kecil di sana.
"Azmi mau hapal Al-Qur'an kayak Ibu. Katanya kalau kita hapal Al-Qur'an bisa kasih Ayah sama Ibu mahkota. Azmi pengen. Karena Azmi gak punya uang beli mahkotanya, Azmi minta sama Allah aja. Bayarnya pakai hapalan Azmi." Anak kecil itu menjelaskan cita-cita mulianya.
Herdi tidak tahan untuk tidak memberikan kecupan gemas di pipi sang putri. Azmi tersenyum senang.
"Sekarang hapalan Azmi berapa?" tanya Herdi setelah menyudahi ciuman kecilnya.
"4 juz. Baru hapal segitu, Azmi mau 30 juz kayak Ibu."
Herdi mengangguk. Dia menangkup pipi Azmi gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dadakan✓ [OPEN PO]
EspiritualSemua rencana yang sudah dipersiapkan tentang indahnya kehidupan bersama sosok terkasih hancur ketika pengantin pria kecelakaan di hari pernikahan. Fayza Kulla Azmina memasrahkan hidupnya ketika harus menerima kenyataan jika dia gagal menikah. Namun...