Bismillahirrahmanirrahim.
Updated on: Selasa, 15 Desember 2020.
°°°
Selamat membaca kisah Azlan dan Azmi.
Vote sebelum membaca dan tinggalkan.
Bab 15 | Perihal Hak Dan Kewajiban
Manusia zaman sekarang kalau sudah membahas hak begitu banyak kata keluar untuk menuntut keadilan. Namun, ketika ditanya tentang kewajiban mereka tergugu karena berusaha mencari alasan.
•Imam Dadakan•
By AayuuSR***
Sesuai yang Erlyna katakan jika Azmi pasti marah, maka sekarang benar adanya. Semenjak tadi malam Azmi tidak bersuara sedikit pun, dia juga tidak menatap Azlan sama sekali. Azmi juga bangun subuh sendiri tanpa harus Azlan bangunkan, dia juga membuat sarapan sendiri tanpa meminta bantuan Azlan atau memberi sang suami makanan.
Azlan jadi uring-uringan sendiri. Lebih baik Azmi memarahi dan memukulnya dari pada mendiaminya seperti sekarang. Azlan menahan tangan Azmi ketika gadis itu mengambil dress sepaha bewarna hitam, Azmi menatap Azlan sejenak. Gadis itu menyingkirkan tangan Azlan dari pergelangan tangannya, lalu menukar baju yang akan dia ambil dengan piyama. Dia malas memakai dress yang ukurannya lebih besar apalagi dia hanya di rumah.
"Piyama?"
Azmi mengangguk. Dia berlalu pergi begitu saja dan menghilang dari bilik kamar mandi. Azlan menghela napas. Terkadang dia tidak bisa menerka sikap Azmi yang sebenarnya seperti apa. Dia bar-bar, tapi juga sangat baperan. Galak, tapi mudah tersinggung dan juga cengeng. Semua sikap Azmi yang selalu berubah-ubah membuat Azlan harus semakin berhati-hati dalam bersikap. Namun, untuk kejadian semalam Azlan masih tidak menemukan jawaban kenapa tiba-tiba Azmi menggebrak meja.
Azlan menoleh ketika Azmi keluar dengan piyamanya, gadis itu masih Istiqomah dengan wajah datar. Azmi berjalan menuju meja rias, membuka ikatan rambutnya dan mulai menyisir rambut lurusnya. Setelah itu, dia mengambil sebuah buku yang tersusun rapi di lemari yang menempel di dinding. Dengan santai, gadis itu kembali berbaring telungkup dan mulai membaca.
Jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi mengharuskan Azlan untuk segera berangkat. Dengan langkah berat Azlan terpaksa meninggalkan Azmi.
***
"Jadi anak dari Bu Rahimah menerima ajakan untuk bertemu sebelum persidangan?" tanya Azlan sedikit kaget.
Marcel—rekan kerja sekaligus teman dekat Azlan mengangguk. Setelah hampir dua minggu mereka mencari keberadaan anak Bu Rahimah akhirnya mereka bisa bertemu dan memiliki kesempatan untuk menempuh jalan damai. Sebenarnya Azlan tidak masalah jika ini berlanjut ke persidangan, tapi Bu Rahimah memaksa untuk menyelesaikan secara kekeluargaan saja.
"Iya, katanya nanti sore dia bisa." Marcel menjawab.
"Gue jadi gak sabar ketemu tuh orang. Gak punya hati banget emang. Orangtua udah capek sekolahin, kasih pendidikan, dan kasih sayang, malah pas gede dituntut."
Marcel terkekeh mendengar teman seperjuangannya yang mengomel.
"Namanya juga kurang ilmu agama. Sebenarnya gak bisa menyalahkan si anak secara langsung karena bisa aja kesalahan ada di orangtua dalam hal mendidik. Bukannya ngebela, cuman ya emang kalau liat dari orangtua sekarang bagi mereka kebahagiaan anak adalah segalanya. Bener sih, tapi mereka lupa ngasih batasan dan aturan. Asal anak seneng, silahkan. Sebenarnya itu salah karena kewajiban orangtua gak sekedar membahagiakan dan menafkahi, tapi juga mendidik.
![](https://img.wattpad.com/cover/247084036-288-k999000.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Dadakan✓ [OPEN PO]
EspiritualSemua rencana yang sudah dipersiapkan tentang indahnya kehidupan bersama sosok terkasih hancur ketika pengantin pria kecelakaan di hari pernikahan. Fayza Kulla Azmina memasrahkan hidupnya ketika harus menerima kenyataan jika dia gagal menikah. Namun...