#29

202 26 1
                                    

𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠✨
©𝐛𝐛𝐲𝐥𝐨𝐞𝐚_™

Keesokan paginya, Sejeong terbangun dari tidurnya. Ia mendapat mimpi buruk yang terasa sangat nyata. Dahi dan sekitar wajah Sejeong sampai berkeringat dan ia ngos-ngosan.

"Hah? Doyoung?"

Sejeong menatap ke depan. Ia tiba-tiba memikirkan dan menyebutkan nama Doyoung. Perasaan Sejeong sangat tidak enak. Apalagi ia belum bertemu Doyoung sejak kemarin malam.

Sejeong meraih ponselnya dan melihat ruang obrolan dirinya dan Doyoung. Ia tersenyum kecil ketika Doyoung menjawab pesannya namun ia bingung kenapa Doyoung menjawab pesannya dini hari. Apa yang dilakukan cowok itu?

Tak mau menunggu lama, Sejeong menekan tombol dan menelepon Doyoung. 
Cukup lama sebelum Doyoung menjawab teleponnya.

"Halo?"

Sejeong menaikkan alisnya. Akhirnya Doyoung menjawab teleponnya.

"Doyoung? Kamu dimana?"

"Aku diluar kota, Jeongie. Kamu sendirian dulu gapapa kan?"

"Doyoung ngapain di luar kota?"

"Ada urusan kecil disuruh Mama. Maaf ya,"

"Iya, gapapa. Tapi, kenapa suara kamu beda?"

"Disini dingin. Jadi, tenggorokan kering. Tenang saja, Jeongie."

"Doyoung, jangan lupa istirahat ya. Oh iya, aku mau siap-siap dulu ke sekolah,"

"Iya, nanti aku kabari Jeongie. Semangat ya,"

"Iya, see you soon."

"See you soon, babe."

Sejeong buru-buru mematikan sambungan teleponnya dengan Doyoung. Pipinya terasa panas karena sebutan yang diberikan Doyoung kepadanya.

Sejeong langsung buru-buru ke kamar mandi dan membersihkan diri. Entah kenapa, ia merasa sangat semangat setelah ia menelepon Doyoung tadi.

Di tempat lain, tepatnya di rumah sakit, Doyoung baru saja mengganti pakaiannya dengan pakaian khas rumah sakit sedangkan Nara, mama Doyoung sedang menyiapkan sarapan pagi untuk anaknya itu.

"Tadi yang nelpon Sejeong?" tanya Nara.

"Iya, Ma. Sejeong mau berangkat sekolah," jawab Doyoung kemudian duduk di sofa.

Nara menggangguk mengiyakan. Ia lalu memberikan sebuah bekal berbentuk kotak dan minuman untuk mengisi perut Doyoung.

"Mau Mama suap?" tawar Nara dengan senyum tak lepas dari wajah keriputnya.

Doyoung tersenyum. "Boleh. Doyoung kangen disuapin Mama," ucapnya manja membuat Nara tertawa kecil.

"Oh iya, Ma. Daeyoung sama Doeun gimana? Mereka masih di rumah?" tanya Doyoung.

"Kamu tenang aja. Tadi Mama sudah nelpon Daeyoung untuk tetap di rumah bersama Doeun dan untung saja adikmu itu tidak rewel dan menangis." Doyoung mengangguk sembari menerima suapan makanan dari Nara.

doyoung-ie [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang