Membiasakan Diri

8.6K 525 15
                                    

Happy Reading! 😘

💸💸💸

"Biasakan diri lo Fris, lo udah jadi istri papa gue."

Friska menghela nafas. "Iya, gue tahu. Tapi..."

Silvia menatap Friska menuntut jawaban. "Tapi apa?"

Friska menunduk. "Gue malu."

Silvia tertawa. "Astaga! Udah bunting juga, kok masih malu sih? Nggak ngerti gue!"

Friska hanya bisa meringis.

Itu dia masalahnya, Silvia sama sekali tidak tahu-menahu tentang kapan dan bagaimana proses pembuatan adiknya terjadi. Itu semua kan terjadi gara-gara minuman yang diracik oleh Silvia sendiri! Salah Friska juga sih minum langsung tanpa tanya-tanya dulu boleh apa nggak, tapi tetap aja kalau saja Silvia nggak memasukkan obat sialan itu, Friska nggak bakal kenapa-napa dan sampai sekarang, Friska pasti masih bisa menikmati masa jomblonya dan perutnya pasti masih sangat datar, tidak seperti sekarang yang sudah sedikit menonjol walau belum kelihatan sejelas itu.

"Apapun itu, tetap aja lo salah Fris. Mau gimana pun, lo udah jadi istrinya papa. Lo harus membiasakan diri untuk menjadi istri papa, istri yang benar-benar istri."

Silvia tiba-tiba memicingkan matanya curiga. "Lo sama papa nggak nikah kontrak atau apapun itu kan?"

Friska menggeleng. "Nggak kok. Kurang kerjaan itu namanya."

"Kalian juga nggak niat untuk cerai kan?"

Friska menggeleng lagi. "Nggak. Bagi gue, pernikahan ya sekali seumur hidup."

Silvia manggut-manggut, tersenyum puas. Ia memeluk Friska dengan erat. "Lo tahu Fris? Gue senaaanggg banget bisa punya mama. Gue lebih senang lagi karena lo yang jadi mama gue."

Friska membalas pelukan Silvia, terkekeh geli. "Kok gitu? Kita seumuran tahu! Masa iya lo lebih senang kalau mama lo sebaya sama lo?"

Silvia mengangguk mantap. "Umur kan hanya angka. Kedewasaan seseorang nggak bisa diukur dari segi umur doang."

Friska mengangguk setuju. "Betul juga."

Silvia mendengus. "Emang betul kali, ma."

Friska terkekeh. "Iya-iya, anakku sayang."

Silvia pun ikutan tertawa.

Mereka kembali berceloteh ria seraya menunggu Abimanyu pulang ke rumah.

💸💸💸

Friska menarik nafas lalu membuangnya perlahan. Ia melakukannya beberapa kali sampai hatinya tenang dan rasa gugupnya menghilang.

"Bener, gue harus membiasakan diri. Semangat Friska! Lo harus bisa menjadi istri yang baik buat om Abi."

Dia pun menekan gagang pintu lalu masuk perlahan ke dalam ruang kerja Abimanyu.

Iya, pas pulang kuliah tadi, Friska langsung masak makan siang lalu menuju ke kantor Abimanyu- yang tentunya atas dorongan dan paksaan Silvia. Katanya ini adalah salah satu caranya untuk bisa membiasakan diri menjadi istri yang baik.

Ngomong-ngomong tentang itu, mereka bisa cepat pulang karena tadi dosennya ada urusan penting yang sangat mendadak jadi beliau harus pulang lebih cepat. Semua mahasiswa pun bersorak senang karena bisa pulang cepat termasuk Friska dan Silvia pastinya. Hal itu tidak perlu diragukan lagi.

Tapi sebelum ia benar-benar masuk ke dalam ruang kerja Abimanyu, seseorang yang sangat ia kenali suaranya memanggil namanya. Friska pun sontak menghentikan langkahnya dan berbalik. Ia bahkan kembali menutup pintu ruang kerja Abimanyu yang sempat ia buka demi meladeni orang itu beradu mulut.

FRISKABI | ENDWhere stories live. Discover now