Saya Suaminya

942 38 1
                                    

Happy Reading! 😘

💸💸💸

Friska menunggu Silvia berberes barang-barangnya untuk dimasukkan ke dalam tas yang selalu ia pakai buat pergi kuliah. "Kamu pulang bareng kami atau pacarmu?"

Karena Silvia sudah siap beres-beres, mereka pun mulai berjalan keluar dari ruang kelas. "Keknya bareng Farel aja deh, Ma."

Kebetulan pas namanya disebut, Farel juga sudah datang menghampiri Silvia. Ia pun balas melambaikan tangannya menyapa pacarnya.

"Aku pulang dulu ya, Mama nggak papa kan tunggu Papa di sini sendirian?"

Kini mereka sudah berada di tempat tunggu khusus dekat kantong parkir fakultas terdekat.

"Mama? Kenapa lo manggil Friska dengan sebutan Mama, Sil?" tanya seseorang tiba-tiba dari arah belakang mereka.

Friska dan Silvia saling tatap. Seolah-olah mereka sedang berkomunikasi melalui telepati pikiran.

Balas apa nih?

Serahmu.

Silvia pun mengangguk mengerti. Ya udah kalau gitu mending jujur aja. Toh nggak dilarang juga buat jawab jujur.

"Karena Friska memang Mama gue, Don."

Doni tertawa mengejek. Geleng-geleng kepala tidak percaya.

Iya, mereka tercyduk Doni.

Doni yang datang bareng Vera yang bergelantungan di satu tangannya pun tampak terkejut saat mendengar Silvia memanggil Friska dengan sebutan 'Mama'. Sedangkan Vera tampak tidak tertarik sama sekali karena yang ia pedulikan hanya perhatian Doni padanya. Urusan orang lain, ia enggan ikut campur. Kecuali orang itu yang duluan cari masalah dengannya.

"Jangan bercanda! Kalian itu seumuran! Mana mungkin Friska bisa jadi mama lo!"

Silvia mengedikkan bahunya cuek. "Bisa saja kalau Friska emang udah nikah sama papa gue."

Sekali lagi, Doni tampak terkaget-kaget. "M-maksud lo... Friska dan papa lo udah nikah gitu?!"

"Iya. Udah nikah lumayan lama pun."

Bukan Silvia yang menjawab, tetapi Abimanyu yang muncul tiba-tiba entah dari mana.

"Saya suaminya." ujarnya seraya merangkul mesra istrinya.

Friska yang dirangkul begitu oleh suaminya pun hanya diam membiarkan. Toh, mereka sudah ketahuan juga. Ngapain juga harus susah-payah disembunyikan lagi?

Lagian hanya berupa rangkulan, tidak lebih dari itu. Jadi masih fine-fine aja buat ditampilkan di depan publik.

Tidak membiarkan Doni membuka mulut sama sekali, Abimanyu malah makin menuangkan minyak tanah dalam api. "Saya turut berduka cita atas kekalahan kamu, bahkan sebelum dimulainya perang."

Kepala rumah tangga keluarga Pradipta itu pun serta-merta mengajak istri dan anaknya pulang tanpa pamitan dengan Doni yang hanya bisa terdiam diri dan Vera yang tampak kesal karena sadar bahwa kekasihnya itu ternyata masih menyukai dan mengharapkan Friska.

"Sorry ya, bro. Gue juga nggak bisa bilang apa-apa selain sabar. Lagian, lo juga udah punya Vera, kan? Seharusnya bukan masalah besar," ucap Farel prihatin, menepuk pundak lemas Doni sebanyak dua kali sebelum pamitan pergi menyusul Silvia.

Bukannya menghibur Doni, Farel malah tanpa sadar semakin memperkeruh suasana hati pria yang sedang patah hati itu.

Doni masih saja diam di tempatnya. Informasi yang baru saja ia ketahui dan dapatkan itu bagaikan bom yang meledak tepat di hadapannya bahkan sebelum kakinya berhasil menyentuh medan perang, sampai-sampai ia hanya bisa berdiri beku, tidak bisa bereaksi maupun berkata-kata.

FRISKABI | ENDWhere stories live. Discover now