Selamanya Bersama

625 27 1
                                    

Happy Reading! 😘

💸💸💸

Friska dibuat tercengang di tempat. "Jadi selama ini Mas punya kunci cadangan buat kamar kita juga?! Kenapa nggak dipake buat buka pintu kita dari kemaren-kemaren sih?!"

Fakta mengejutkan ini bahkan membuat dirinya semakin termenung memikirkan segala kejadian yang menjadi saksi-bisu hubungan kausalitas akibat kejahilan putri mereka yang selalu saja mengunci kamar sesuka hatinya tanpa kenal waktu. Kayaknya hampir semua ruangan di rumah ini pernah deh kena kunci Silvia secara sengaja!

Abimanyu menaik-turunkan alisnya menggoda. "Menurut kamu?"

Biar bisa berduaan.

Tentu kedua insan tersebut tahu pasti alasan di balik otak licik Abimanyu yang memang sengaja menyembunyikan keberadaan kunci cadangan dari jangkauan mata indah Friska selama ini.

"Nggak anak, nggak bapak, dua-duanya sama-sama jahil! Dasar! Capek banget aku dikelilingi dua manusia jahil!"

Tengil banget sih! Ingin rasanya Friska berteriak kencang saat ini juga! Bodo amat suaranya nantinya akan menggema ke seluruh penjuru dunia!

Abimanyu merangkul Friska mesra. "Jangan marah dong, sayang. Tanpa adanya kunci cadangan kan berperan besar dalam kemajuan hubungan kita yang semakin lama semakin pesat."

Ya benar sih, kalau ada kunci cadangan, mereka tidak akan secepat ini berprosesnya. Mau nggak mau Friska setuju bahwa rencana anak-bapak itu memang ikut andil dalam kemajuan hubungan suami-istri mereka berdua.

"Tapi kan nggak harus kamu sembunyikan selama ini juga, Mas!" Ia lalu berkacak pinggang kala teringat bahwa perihal kunci cadangan ada pun bukan karena diberitahu langsung oleh suaminya, tapi karena dia nggak sengaja menemukan tempat persembunyiannya! "Kalau nggak sengaja aku temukan, kamu pasti masih saja mau menyimpan kebenaran ini dariku! Rahasia apa lagi yang kamu sembunyikan dari aku? Ayo cepat ngaku, kita main jujur saja udah!"

"Nggak ada, Friska. Saya serius!"

"Yang benar?" tanya Friska memastikan ulang seraya memicingkan matanya curiga. Matanya yang memang agak sipit jadi semakin sipit saja, membuat Abimanyu terkekeh gemas. Ia pun meniupkan angin ke arah kedua mata Friska yang kini kedap-kedip kelilipan. "Serius, sayang. Selain tentang kunci cadangan, Mas tidak ada menyembunyikan hal apapun lagi darimu. Nyawa Mas sendiri taruhannya, jaminannya kalau kamu masih nggak percaya juga."

Friska menghela nafas. "Oke, aku percaya. Awas aja kalau Mas ketahuan berbohong! Mati kamu di tanganku di detik itu juga!"

"Iyaaaa... Friskaku sayang!"

Kehadiran Silvia yang mendadak memecah ketegangan di antara pasangan pasutri ini.

Anak gadis itu tengah melompat-lompat kegirangan, entah karena apa. Membuat kedua orang tuanya jadi saling tatap dan bertanya-tanya, mencoba untuk menerka-nerka alasan di balik kebahagiaan putri sulung mereka itu.

"Ma, Pa! Aku ada kabar bagus! Tahun depan pacarku pasti akan melamar aku." Silvia melompat setinggi yang ia bisa. Mencoba meraih ketinggian semampu kakinya bisa meloncat. Sebahagia itu Silvia ternyata. "Hore! Hore! Hore! Tahun depan aku nikah, jadi istrinya Farel!"

Kini mereka bertiga sedang berada di ruang keluarga dimana sudah ada karpet bercorak royal yang menutupi lantai marmer agar ketika mereka duduk di bawah sana tidak akan menyebabkan mereka terkena masuk angin seperti beberapa bulan yang lalu. Keputusan yang bijak karena sekarang pun Abimanyu jadi tidak perlu merasa khawatir kalau-kalau putrinya itu terpleset karena lantai yang terlalu licin, apalagi melihat anak pertamanya itu masih saja sibuk melompat-lompat ria sampai sekarang.

FRISKABI | ENDWhere stories live. Discover now