Kencan Pertama

450 23 3
                                    

Happy Reading! 😘

💸💸💸

"Ih, udah deh, Ma, Pa! Nyebelin banget! Aku kan jadi nyamuk beneran di sini! Mana masih LDR-an lagi sama mas pacar, kan aku jadi makin bad mood! Tau ah, sebal sama semua orang di dunia ini! Dasar dunia menyebalkan!"

Abimanyu geleng-geleng kepala heran melihat kelakuan anaknya yang sedang bad mood parah saat ini. "Memang cewek banget kamu. Moodmu yang buruk, malah satu dunia yang disalahkan," cibirnya tak habir pikir dengan cara kerja otak putrinya itu.

"Mama juga cewek, tapi kenapa Papa nggak pernah mengeluh tiap kali Mama sedang bad mood?"

Silvia terheran-heran sendiri karena kadang justru mamanya kalau sedang bad mood malah lebih parah, lebih susah dihadapi dan diatasi dibandingkan dirinya. Yup, Silvia kalah saing jika Friska sudah bad mood parah.

Abimanyu tertawa. "Ya bedalah! Mama kamu kan dunianya Papa, jadi apapun yang terjadi pasti Papa bisa lebih kuat menghadapinya."

"Oh, jadi aku bukan dunia Papa? Aku kan anak Papa, masih keluarga Papa juga!"

Abimanyu mencubit pipi kanan anaknya gemas. "Bedalah sayang, kamu kan putri Papa, nah Mama kan isteri Papa. Percaya deh, nanti kalau kamu udah nikah pasti tahu bedanya gimana."

Silvia hanya bisa mendengus sebal. Apa iya begitu? Ia jadi nggak sabaran pengen cepat-cepat nikah biar tahu gimana rasanya begituan!

"Udah-udah, Mas, kasihan Silvia. Bentar lagi nangis dia kalau kamu goda terus."

Dibilang begitu malah bikin Silvia yang sedari tadi berusaha menahan isak tangisnya pun refleks menyemburkannya dengan membabi-buta. Minta dikasihani alias cari perhatian kedua orang tuanya!

"Tuh kan, aku bilang juga apa! Mas sih! Hobi banget bikin anak sendiri nangis kejer!"

Abimanyu hanya bisa garuk-garuk kepala mati kutu menghadapi situasi yang seperti ini. Putrinya menangis parah dan istrinya yang tampak kesal.

"Kalau kamu berhenti menangis, Papa tambahin deh uang jajan kamu."

Mendengar itu, sontak air mata Silvia berhenti mengalir. Ingusnya pun tidak jadi terjatuh keluar dari kedua lubang hidungnya yang cantik, anggun, mempesona.

Ada uang bejibun, ada kebahagiaan hakiki. Itu salah satu prinsip hidup Silvia yang sangat dielu-elukannya sepanjang hidupnya berada di dunia ini!

"Okay, deal! Mana pa?" tagihnya dengan wajah sumringah penuh semangat. Lagi menang lotre dia, tentu hatinya merasa berbunga-bunga bahkan sampai melambung tinggi menembus awan-awan.

Friska yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala harap maklum. "Giliran dengan uang aja, urusan cepat selesai ya, Sil!"

"Oh pastinya dong, Ma! Dengan uang, semua masalah bisa kita atasi dan hadapi dengan mata antusias dan hati penuh kebahagiaan tiada tara!" balas Silvia dengan semangat 45.

"Ada-ada aja anakmu itu, Mas!"

"Sayangnya, dia anakmu juga, sayang!"

Mumpung lagi senang hati, Silvia tidak mempermasalahkan perdebatan nggak jelas Papa-Mamanya itu. Akan ia maafkan segala hal asal uang berhasil masuk ke dalam dompetnya. Hahaha!

Uang memang tidak ada lawan! Semua hal di dunia ini tunduk di bawah kaki uang! Bisa Silvia pastikan itu. Ayo sini debat kalau nggak setuju, akan Silvia ladeni selagi ia masih penuh kebahagiaan dan kesenangan duniawi.

Setelah memastikan dompetnya yang tipis tiba-tiba berubah menjadi tebal, Silvia pun dengan senang hati memberikan papanya kiss di pipi. "Thank you, Papa! Senang deh punya Papa yang kasih banyak uang ke anaknya! I love you more karena duit papa makin bejibun tiap harinya!"

FRISKABI | ENDWhere stories live. Discover now