Tragedi Dasi

10.1K 542 17
                                    

Happy Reading! 😘

💸💸💸

Friska mengerjap-ngerjapkan matanya akibat kesilauan. Kedua kelopak matanya perlahan terbuka. Ia pun melakukan peregangan khas orang yang baru saja bangun dari tidur nyenyaknya. Namun, saat dia berusaha untuk bangkit, sesuatu menahan dirinya.

Friska mengedipkan kedua matanya dua kali. Otaknya sedang memproses apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Kenapa seluruh tubuhnya seolah dikunci? Mengakibatkan dirinya tidak bisa bergerak secara leluasa seperti biasanya.

Kedua matanya seketika melotot saat tersadar bahwa sesuatu yang melingkari dan menahan perutnya adalah lengan kekar milik seseorang.

Eh? Kekar? Berarti lengan seorang pria dong?!

Apakah Friska sedang tidur bersama seorang pencuri... atau lebih parahnya lagi, seorang pemerkosa?

Friska sedikit menolehkan kepalanya ke arah belakang.

Diam-diam ia menghela nafas lega.

Ternyata, pria yang sedang merengkuhnya sekarang adalah suaminya sendiri, Om Abi.

Bodoh! Bagaimana bisa ia melupakan hal itu?

Friska menghela nafas pelan. Sebenarnya, dengan posisi kedua kaki dan tangan Abimanyu yang mengurung dirinya dan mengunci pergerakannya, membuat dadanya sedikit terasa sesak.

Ia nyaris saja sesak nafas kalau Abimanyu tidak melonggarkan sedikit kungkungannya.

Friska menghirup udara sebanyak-banyaknya lalu memgembuskannya perlahan-lahan.

Kemudian, ia tersadar untuk kedua kalinya. Bedanya, kali ini, kesadarannya membuat pipinya merona merah. Tiba-tiba saja, tanpa permisi dan tanpa diminta, kilasan tentang apa yang mereka lakukan tadi malam melintas ke dalam otak dan benaknya.

Semakin ia mengingat dan ia pikirkan, semakin merah pula pipinya. Warnanya bahkan nyaris menyerupai kepiting rebus.

Friska memegangi pipinya yang terasa sangat panas, bukan hangat lagi. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha mengusir ingatan panas itu.

Setelah kondisinya sudah lebih mendingan, ia pun perlahan melepaskan pelukan juga lilitan suaminya dan bergerak turun dari tempat tidur. Ia melakukan hal itu dengan sangat hati-hati supaya tidak mengusik tidur lelap suaminya itu. Setelah itu, ia langsung berjalan, lengkap dengan selimut yang membungkus tubuh telanjangnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan sekaligus menyegarkan diri.

💸💸💸

Silvia mengulas senyum jahil. Tak lupa, alisnya bergerak naik-turun, bermaksud untuk menggoda Friska. "Hayo, mama kenapa telat bangun hari ini? Papa juga belum bangun, padahal biasanya udah bangun. Kok kalian juga tumben banget bangun lebih lama dari gue? Ngapain aja semalam? Begadang ya?"

Friska mendengus. Telinganya sudah sangat panas mendengar godaan yang dilayangkan oleh Silvia secara beruntun. Karena tidak tahan lagi, ia pun menghentikan aksinya yang sedang memotong cabai. Kemudian, melayangkan tatapan kesal ke arah Silvia yang sudah cengengesan.

"Bisa diam tidak?!"

"Ih, kok ngamuk?"

Friska ingin menepuk jidatnya tapi dia ingat kalau tangannya bekas cabai jadi dia batal melakukannya. Alih-alih menepuk jidatnya, Friska berniat untuk menjedotkan kepalanya ke bawah.

Tapi, lagi-lagi, ada saja yang menghalangi dirinya untuk mencederakan jidat mulusnya.

Friska refleks menolehkan kepalanya ke si pemilik telapak tangan besar.

FRISKABI | ENDWhere stories live. Discover now