Asal-usul Kota Lamongan
Oleh: Khuriyatul AqliyahDahulu kala, hiduplah sorang laki-laki bernama Hadi. Karena ia mendapat pangkat Rangga maka ia disebut Rangga Hadi. Rangga Hadi kemudian terkenal dengan sebutan Mbah Lamong. Sebutan ini diberikan oleh rakyatnya khusus untuk Rangga Hadi karena ia pandai dalam Ngemong Rakyat. Beliau juga pandai membina dan mengajarkan agama Islam dan dicintai oleh rakyatnya. Karena itu asal kata Mbah lamong inilah yang lama kelamaan disebut Lamongan.
Lamongan berbeda dengan daerah lainya. Jika daerah lain mengambil dari asal-usul nama prasasti atau candi atau suatu peninggalan sejarah lain. Maka berbeda dengan kota Lamongan yang mengambil hari jadinya bersumber dari buku wasiat. Buku wasiat ini berasal dari silsilah kanjeng Sunan Giri. Yang ditulis dengan tulisan tangan huruf Jawa kuno. Dan disimpan oleh juru kunci makam Giri di Gresik.
Dalam buku almarhum Muhammad Baddawi, tertulis bahwa saat diwisudanya Tumenggung Surajaya menjadi Adipati Lamongan, saat itu dilakukan acara Pasamuan Agung tahun 1976 H. Dalam buku wasiat itu memang hanya tertulis tahunya saja sedangkan tanggal, hari dan bulanya tidak ada.
Tumenggung Surajaya atau Rangga Hadi berasal dari dusun Cancing, yang sekarang menjadi wilayah desa Sendangrej, kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan. Sejak masih muda, ia sudah nyuwito di Kasunan Giri. Ia termasuk santri yang disayangi oleh Kanjeng Sunan Giri. Karena ia memiliki sifat dan akhlak yang baik. Selain itu, ia juga terampil dan cepat menguasai ajaran agama Islam, juga seluk beluk ilmu pemerintahan.
Hal ini pun dipertimbangkan oleh Sunan Giri dan kemudian memilihnya untuk menyebarkan agama Islam. Sekaligus mengatur pemerintahan rakyat yang ada dikawasan sebelah barat Kasunan Giri bernama Kenduruan. Untuk mempermudah dirinya dalam melaksanakan tugas berat tersebut, Sunan Giri memberinya pangkat Rangga kepada Hadi.
Singkat cerita, Rangga Hadi betsama pengikutnya berangkat naik perahu melalui kali Lamong. Setelah melakukan perjalanan panjang, akhirnya mereka menemukan tempat yang bernama Kendhuruan. Kasasan Kendhuruan ini hingga kini masih ada. Dan berstatus kampung di kelurahan Sidokumpul wilayah kecamatan Lamongan.
Penyebaran Islam Rangga Hadi didaerah tersebut berjalan lancar. Kemudian Rangga Hadi mengatur pemerintahan dan kehidupan masyarakat daerah tersebut. Peninggalan Rangga Hadi berupa pesantren juga hingga kink masih ada.
Tentang Penulis:
Khuriyatul Aqliyah, lahir di Lamongan, 21 Mei 2001. Berzodiak gemini. Sang penikmat kafein, pengagum fajar, dan selalu merindu senja kembali. Hobiku menulis. Entah menulis apa saja, dari curhatan hingga surat cinta sealay apapun itu. Saat ini sedang berproses melatih dalam bidang kepenulisan. Namun, bersyukur karena diberi kesempatan menerbitkan novel berjudul “Goresan Serpihan Masa Lalu.” Saya mahasiswa semester 3 sedang menempuh pendidikan di IAIN Ponorogo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Dongeng
FantasyDongeng? Cerita yang tidak benar-benar terjadi. Ini hanya sebuah cerita khayalan semata.