Si Sombong Lany
Oleh: Jessica Maharani Ananda KushartonoSuatu hari di tengah hutan yang rindang dan rimbun, hiduplah seekor kupu-kupu cantik yang baru saja keluar dari kepompongnya. Kupu-kupu itu bernama Lany. Lany begitu bahagia sekali karena dia hanya membutuhkan waktu sebentar saja untuk berubah menjadi kupu-kupu dan yang membuatnya tambah bahagia lagi adalah ia memiliki corak disayapnya yang paling bagus dan unik.
Kupu-kupu lain yang tinggal di dalam, hutan tidak ada yang menyamai corak miliknya itu. Lany tidak sabar untuk terbang ke sana ke mari mengelilingi hutan menggunakan sayap barunya. Sampai di tengah hutan, Lany bertemu dengan Asher yang merupakan seekor kancil yang cerdik. Lany langsung menyapa Asher.
“Hai, Asher,” sapa Lany dengan gembira.
“Hai, Lany. Wow ... aku sangat terkejut sekali melihatmu sudah berubah menjadi kupu-kupu,” kata Asher.
“Iya Asher, aku sudah berubah dengan sangat cepat. Lihat sayapku Asher, indah bukan? Tidak ada binatang di hutan ini yang dapat menandingi keindahan sayapku,” sahut Lany dengan sombong.
“Hei, Lany. Kamu jangan besar kepala dulu, siapa tahu suatu saat nanti ada yang dapat menandingi keindahan sayapmu itu,” jawab Asher dengan tegas.
“Sudah ya Asher, aku mau memamerkan sayapku dulu kepada penghuni hutan yang lainnya,” jawab Lany tanpa mendengarkan perkataan Asher tadi.
Lany bergegas terbang meninggalkan Asher sendiri. Tak lama kemudian, Lany teringat akan sahabatnya itu apakah sudah berubah atau masih menjadi ulat. Sahabatnya itu bernama Ina, Lany bergegas terbang ke sana ke mari dan mencari keberadaan Ina. Sekarang Lany tak sabar melihat perubahan apa yang terjadi pada Ina.
Lany mencari dengan sangat cermat. Setelah beberapa jam, Lany berhasil menemukan Ina. Lany melihat wajah Ina yang terlihat muram dan sedih. Ia langsung terbang menuju dekat Ina sambil memamerkan sayapnya itu.
“Hai, Ina. Kenapa kamu terlihat sedih sekali, dan kenapa kamu belum berubah menjadi kupu-kupu? Bukankah dulu kita berubah menjadi ulat bersama?” tanya Lany dengan penasaran.
“Hai, Lany. Aku sangat sedih, aku belum berubah menjadi kupu-kupu yang cantik sepertimu. Kau sangat cantik, Lany,” jawab Ina dengan wajah sedih.
“Terima kasih, Ina,” ucap Lany dengan senang hati. “Hm, menurutku jangan-jangan kamu memiliki masalah dengan pertumbuhan dirimu. Jadinya kamu masih menjadi ulat, dan kemungkinannya kamu tidak bisa menjadi kupu-kupu selamanya.” imbuhnya dengan tertawa.
Tiba-tiba Tio yang bergelantungan dari pohon satu ke pohon lain, tidak sengaja mendengar percakapan antara Ina dan Lany. Tio adalah seekor kera.
“Hei, Lany. Kamu itu sebagai sahabat seharusnya menghibur Ina yang sedang sedih bukan membuatnya tambah sedih lagi. Satu hal lagi, kamu harus ingat Lany bahwa ulat itu akan selalu berubah menjadi kupu-kupu dan pasti Ina akan berubah menjadi kupu-kupu. Ina hanya perlu waktu yang lama untuk berubah,” ujar Tio kesal.
“Jangan pernah dengar pembicaraan kita, itu namanya tidak sopan. Mungkin aja Ina tidak bisa berubah menjadi kupu-kupu cantik sepertiku. Lihat, sayapku indah bukan? Setiap kupu-kupu di hutan ini iri padaku,” kata Lany dengan sombong.
“Sudahlah, Lany. Berbicara dengan hewan sombong sepertimu tidak ada gunanya,” cetus Tio kesal. Tio pun melanjutkan perjalannya untuk mencari buah pisang yang segar.
“Ina, aku pergi dulu, ya. Hari sudah malam, kamu jaga dirimu baik-baik, ya” kata Lany dengan penuh perhatian.
“Terima kasih, Lany. Kamu hati-hati,” jawab Ina. Lany pun bergegas terbang untuk pulang ke rumahnya dan mencari beberapa bunga untuk dimakan madunya.
Sesampainya di rumah karena dari pagi sampai saat ini belum memakan apa-apa, ia langsung memakan beberapa madu bunga yang ia petik saat perjalan pulang. Kemudian tertidur lelap. Beberapa minggu kemudian, seperti biasanya Lany terbang mengelilingi hutan.
“Sayapku paling bagus, tidak ada yang bisa menandingiku.”
Seluruh penghuni hutan mendengar perkataan Lany. Akan tetapi, mereka yang mendengarnya tidak menyukai Lany karena kesombongannya. Di tengah perjalananya mengelilingi hutan, Lany teringat akan sahabatnya. Ia pun bergegas terbang menuju ke rumah Ina. Sesampainya di sana, Lany sangat terkejut akan perubahan pada Ina. Ina terlihat begitu cantik dan sayapnya tampak besar bahkan melebihi dari sayap Lany.
“Ina, kenapa kamu bisa berubah menjadi kupu-kupu? Aku kira kamu tidak bisa berubah menjadi kupu-kupu,” ujar Lany tampak kesal.
“Iya, Lany. Aku sangat senang dan bersyukur karena aku bisa berubah, meskipun memerlukan waktu yang lama.”
“Sayapmu indah sekali, Ina, bahkan lebih cantik dan lebih besar dari milik Lany,” sahut Asher yang sedang berjalan-jalan di sekitar tempat tinggal Ina.
“Mana mungkin sayap seperti itu dibilang bagus. Lihat sayapku, coraknya unik dan aku lebih dapat terbang cepat dari pada Ina,” jawab Lany dengan kesal.
“Untuk membuktikan itu, bagaimana kalau kita membuat lomba siapa yang dapat terbang dengan cepat dia yang paling hebat? Perlombaan dimulai pukul delapan pagi,” sahut Aher bijak.
“Baiklah,” jawab Lany.
Hari mulai malam Lany, Asher dan Ina pulang ke rumah masing –masing dan mempersiapkan untuk perlombaan di pagi hari nanti. Tiba-tiba, di tengah malam Leo—sang raja hutan membangunkan semua penghuni hutan untuk berkumpul karena ada sesuatu yang ia ingin sampaikan.
“Semua penghuni hutan, harap segera bangun. Ayo ke sini, ada informasi penting,” teriaknya dengan lantang dan keras. Semua penghuni hutan datang ke tempat Leo, kecuali Lany.
“Ada apa, Leo? Kenapa membangunkan kami di tengah malam seperti ini?” tanya semua penghuni hutan.
“Aku tadi mendengar bahwa manusia akan datang ke tengah hutan ini. Jadi, tolong untuk esok hari semuanya bersembunyi dan jangan ada yang berkeliaran. Ini untuk kepentingan kita semua,” kata Leo dengan lantang.
“Terima kasih infonya,” jawab seluruh penghuni hutan.
Keesokan hari, tepat jam 08.00 Lany sudah berada di tempat perlombaan, tetapi tidak ada orang sama sekali. Lany sudah menunggu beberapa jam, tetapi tidak ada yang datang juga. Lany curiga apakah mereka mengerjainya. Ia angsung terbang mencari keberadaan Asher dan Ina, tetapi mereka semua tidak ada. Lany bingung sekali apa yang terjadi dengan hutan itu pada hari ini. Tak disadari oleh Lany, beberapa manusia datang dan ingin menangkap Lany sebagai percobaan praktek mereka.
“Lany, awas! Di belakangmu ada manusia,” teriak Ken yang merupakan seekor landak.
“Ah, mana mungkin ada manusia yang mau datang ke sini,” jawab Lany dengan santainya.
Tak lama kemudian, Lany menatap ke arah belakang dan terkejut melihat ada beberapa manusia. Lany ingin menyelamatkan diri, tetapi sudah terlambat. Lany dibawa oleh manusia sebagai percobaan praktek mereka. Semua penghuni hutan keluar dari persembunyian mereka dan menangis meratapi kepergian Lany.
Tentang Penulis:
Halo, semuanya perkenalkan nama saya jessica maharani ananda kushartono saya biasa dipanggil jessica. Saya lahir di grobogan, 20 agustus 2020. Hobby saya selain menulis adalah meonton film korea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Dongeng
FantasyDongeng? Cerita yang tidak benar-benar terjadi. Ini hanya sebuah cerita khayalan semata.