SPECIAL CHAPTER 1

8.5K 1.2K 139
                                    

Tok tok tok

Kamu mengetuk pintu berwarna putih tulang itu. Jantungmu berdegup kencang, tanganmu sudah sejak tadi berkeringat dingin. Berkali kali kamu menghembuskan napas.

Mendengar suara langkah kaki dari dalam sana, membuat jantungmu berdegup lebih kencang dari sebelumnya.

Cklekk

Raut wajah orang itu bingung, terlihat jelas kerut di didahinya. Kamu tersenyum kearah nya hingga matamu membentuk bulan sabit.

"Halo! Maaf, apa benar ini rumah (Name)-chan?" Tanya mu.

Orang itu tersentak kaget dan menjawab dengan gugup.

"Ya.. T-tapi, (Name) sudah pindah dari sini!" Jawabnya cepat sambil memainkan jarinya.

Kamu memiringkan kepala dan menyipitkan mata sambil terus memandang orang di hadapan mu.

"Bukannya (Name) sudah meninggal? Kenapa kau tidak jujur?" Mendengar ucapanmu, dengan otomatis orang itu mendongakkan kepalanya menatap matamu kaget.

Keringat dingin muncul di wajahnya.

"Bagaimana, Hana-san? Bisakah kita bicara?" Tanpa sadar Hana mengangguk cepat dan segera berlari kedalam rumah.

"Ada apa Hana?" Tanya seseorang didalam sana yang kamu yakini itu adalah Mama tirinya.

Entah apa yang Hana katakan kepada Mama, tapi setelah kamu masuk, Mama melihatmu dengan tatapan terkejut.

"Halo. Bisakah kita berbicara sebentar? Ada yang harus aku ketahui." Katamu sambil memandang kedua orang didepan bergantian.

"S-siapa kau?!" Pekik Mama pelan.

"Aku berkunjung kesini karena aku ingin memastikan, sebenarnya apa yang menyebabkan (Name) tiba-tiba meninggal. Apakah paru-paru nya benar-benar bermasalah atau tidak." Bukannya menjawab pertanyaan dari Mama, kamu malah mengatakan hal lain sambil melihat-lihat seisi ruang tamu.

"Jadi.. sebenarnya ada masalah apa sih, tubuh si (Name) itu?" Tanya mu membelakangi mereka.

Ingat, kamu disini bukan lagi (Name) yang mereka kenal. Kamu sudah berbeda dari kamu beberapa tahun lalu. Karena itulah mereka berdua yang tak terlalu memperhatikan, tidak mengenalimu.

Badan Mama benar-benar bergetar hebat sekarang, sedangkan mata Hana mulai berair.

Lihat, siapa yang dulu berdiri dengan sombongnya, sekarang malah menunduk memainkan jarinya dengan gelisah batin mu sambil tersenyum kecut.

"Baiklah jika kalian tidak bisa memberi tau ku. Tapi bisakah kalian menunjukkan tempat tinggal dokter itu?" Tanya mu sekali lagi, "dokter yang menyuntikan sesuatu ke tubuh (Name)."

Mama dan Hana mengangkat oandangan kearahmu, mereka menatapmu tajam dan maju mendorong bahumu kencang.

"APA MAKSUDMU?! BERANI-BERANINYA MENGATAKAN HAL YANG ANEH!!"

Kamu memandang mereka dengan wajah yang yang datar, walaupun kenyataannya matamu sudah tidak mampu membendung air mata yang sepertinya sebentar lagi akan mengalir keluar.

"Apa? Kenapa marah-marah? Kalian takut ya dia akan ditangkap?" Tanya mu pelan.

Plakkk

"DASAR ORANG GILA!" Bentak Mama setelah menamparmu dengan keras.

"Kau yang gila, b4jing4n! Papa berbuat baik kepadamu. Kepada kalian. Tapi apa yang kalian berikan kepada Papa? Bahkan saat Papa meninggal kalian... kalian menikmatinya, bukan? Setelah mendapat harta Papa, kalian membuangku dan berkuasa sepenuhnya. Bukan begitu?!" Mama tersentak kaget.

"S-siapa kau?!"

"DASAR SAMPAH, PIKIR SENDIRI!!!"

"(Name)..." seseorang memanggilmu dari belakang, membuat mu menoleh kearahnya.

"Ukai-san..." kamu menatap Ukai dengan air mata yang sudah membasahi pipi.

Tanpa kamu sadari, Yoshiro pun ikut. Yoshiro mencengkram erat tangannya sendiri hingga menjadi putih.

Mendengar kata-kata menyakitkan yang keluar dari keponakan nya sendiri, membuat nya merasakan sedih dan sedikit menyesal.

"(N-name)?!" Mama mundur beberapa langkah, sedangkan Hana diam mematung memperhatikan kamu di balik tubuh Mama.

Brukk

"M-mana mungkin... D-dia menghilang selama ini.. tidak mungkin kembali..."

Kamu terkekeh pelan, mengusap kasar wajahmu lalu mendekat kearah Mama yang sudah duduk dilantai itu.

"Maksudmu aku akan membiarkan ini semua berlalu? Jangan bercanda!" Kamu menunduk, menatap Mama lekat-lekat.

"Ma, bagaimana jika nyawa diganti dengan nyawa?"

Matanya bergetar. Ia memandang mu dengan tatapan takut. Tak lama, ia berteriak dengan sangat kencang.

"PSIKOPAT! TIDAK!!! AKU TIDAK MAU!!" Ia meronta-ronta di sana.

"(Name), itu keterlaluan!" Teriak Ukai.

"Aku hanya bercanda. Dia menganggap nya serius." kamu mengangkat kedua bahu mu acuh.

Mama terus meronta-ronta seperti orang gila, membuat Hana mendekat ke arahnya.

"Mama!! APA KAU KAU LAKUKAN KEPADA MAMA, KURANG AJAR?!" bentak Hana kepadamu. Kamu hanya diam memperhatikan mereka disamping Pelatih Ukai.

Plakk

Tidak sengaja Hana tertampar tangan Mama yang sedang meronta-ronta.

"Mama!! Sadar Mama!!"

"TIDAKK... AKU TIDAK INGIN MATI!!!" Hana menangis dengan kencang. Mamanya sudah gila sekarang.

Tak lama polisi datang. Berterimakasih lah kepada Yoshiro karena sudah memanggilkan polisi dengan segera.

Hana terlihat ketakutan memandang satu persatu polisi, lalu menatap mu.

"(N-name)... Maafkan aku... Aku--aku-- aku tidak akan mengulangi nya lagi.. maafkan aku (Name).." kamu memalingkan wajah, menatap kearah luar, menghiraukan panggilan Hana yang terus meneriaki namamu.

Mama, sepertinya ia akan ditahan di rumah sakit jiwa dari pada ditahan di penjara.

Yoshiro yang mengurus mereka. Sedangkan kamu bersama Ukai di rumah ini. Kamu menghela napas lega setelah semua selesai.

Tidak peduli dokter itu. Tapi kuharap umurnya tidak panjang batin mu.

Ukai mengusap bahumu dan tersenyum. Kamu menjawabnya dengan anggukan.

Semua selesai. Masalahnya dengan Mama dan Hana selesai. Rumah ini sudah bukan milik mereka lagi. Semua peninggalan Papa sudah berada di tangan orang yang memiliki hak sebenarnya. Pemilik yang sebenarnya.






















 Pemilik yang sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:')

𝐒𝐄𝐂𝐑𝐄𝐓 𝐌𝐀𝐍𝐀𝐆𝐄𝐑 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang