28

231 22 2
                                    

Mitsuki memasuki kelas sarada dengan wajah sangat tenang. Bahkan karena terkenal dingin teman kelas makul sarada tidak ada yang berani menyapa mitsuki "dimana tempat duduk sarada?" Tanya mitsuki pada anak yang duduk paling depan.

"Ah ditengah. Itu tas yang berwarna merah" tunjuk anak tersebut.

"Baik terimakasih" mitsuki langsung menuju ke arah tempat duduk sarada.

Meski mempunyai tutur bahasa yang baik dan sopan mitsuki amat irit bicara pada lawan bicara yang tidak dekat dengan nya. Bahkan dengan teman kelas nya sendiri.

Mitsuki membawa tas sarada dengan perasaan takut, Takut terlihat oleh boruto dan yang lain nya.

Namun mitsuki beruntung tidak ada satu orang pun yang dia takuti berpapasan dengan nya.

Mitsuki mempercepat langkah nya menuju ruang uks, dia takut kalau sarada menunggu terlalu lama.












Sementara diruangan sarada sedang menunggu cemas mitsuki. Satu tahun lamanya sarada menyembunyikan sakit kepala nya tersebut, bukan tanpa sebab sarada seperti ini.

Sarada takut menjadi beban pikiran papa nya. Saat itu mama nya belum kembali dan itu membuat sarada makin takut jika menjadi beban pikiran papa nya.

Setelah 3 bulan setelah dia merasakan ada yang salah dengan kepalanya sarada mencoba datang ke dokter tanpa sepengetahuan papa nya.

Kalimat yang keluar dari mulut dokter sungguh membuat sarada sedih. Dia berpikir terlalu membebani hidup kedua orang tua nya, seakan yang di lakukan kedua orang tua nya tidak ada arti nya.

Sarada berpikir segitu nya tuhan berusaha memisahkan dirinya dengan orang tua nya. Sarada terkena kanker otak setadium 2 seakan runtuh impian sarada selama ini.

Hampir setiap malam sarada menangis dibawah guyuran air dikamar mandi nya. Mencoba meredam tangis nya agar hanya dia saja yang tau rasa sakit yang menghantam kepalanya, hanya obat dari dokter tersebut yang dapat meringan kan rasa sakit itu.

Dokter bilang jika tidak secepatnya melakukan kemo dan operasi nyawa sarada tidak akan tertolong.

Sarada sungguh kecewa dengan diri nya sendiri, dia selalu membuat beban baru dalam hidup orang tua nya.

Hingga dia tau jika dia mempunya adik sarada berpikir jika dia pergi untuk selamanya orang tua nya tidak akan sedih dan kesepian. Masih ada sageki yang akan menjaga orang tua nya dan membanggakan orang tua nya, sageki juga tidak akan membebankan mereka karena sageki sehat dan normal seperti anak yang lain.

Sarada menangis di ruang uks mengingat bagaimana nasib yang buruk selalu datang pada nya. Sungguh sarada hanya ingin bahagia, apa susah untuk dia mendapat kan itu semua? Sarada ingin hidup normal tanpa membebankan siapa pun.

"Sarada. Ini tas nya berhenti lah menangis" ucap mitsuki mencoba menenang kan sarada yang menangis dalam diam.

"A mitsuki terimakasih" sarada segera membuka tas nya mencari botol obatnya.

"Akan saya ambil kan air minum nya"  mitsuki berlalu tanpa menunggu sahutan dari sarada.

Mitsuki kembali dengan segelas air putih ditangan nya dan diberikan kearah sarada.

Sarada meminum obat tablet tersebut dan menerima air yang diberikan oleh mitsuki.

"Kamu sakit apa? Silahkan jawab jika kamu memberbolehkan saya tahu" mitsuki mencoba mengerti posisi sarada saat bertanya.

"Mitsuki ku mohon jangan bilang siapa pun" sarada masih takut jika ada yang mengetahui dia seperti ini.

"Tidak akan"

kau adalah cahaya hidup kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang