بسم الله الرحمن الرحيم
“
Rasa sakit ada di tengah
kebahagiaan dan di saat
merasakan penderitaan
yang jauh lebih sakit dari
sebelumnya
”☔
Derap langkah kaki terdengar menggema di ruangan yang tidak lebih luas dari 10 meter itu. Wanita itu berhenti sejenak lalu meraih sebuah buku yang telah lama ia simpan. Mungkin membacanya di malam seperti ini akan sedikit memperburuk keadaannya. Itu terdengar lebih menarik dibandingkan hanya menunggu waktu untuk mengikis seluruh rasa kemanusiaannya.
Dengan hati yang harap-harap cemas, ia membuka lembar pertama buku itu sambil duduk di bibir kasur, dilanjutkan dengan lembar kedua, terus seperti itu hingga ia menemukan lembar yang dicarinya.
Ia mulai menyiapkan hati untuk membacanya.
Ketika itu, aku bahagia. Siapa sangka aku akan mendapatkan surat cinta dari seseorang yang sangat aku cintai.
Erlangga, kau mungkin tidak tahu seberapa besar dan seberapa kuat cintaku untukmu, tapi ya sudahlah. Nyatanya cintaku tidak berlabuh dengan tepat hingga tenggelam dan terlupakan. Aku bahkan tidak bisa menggapaimu.
Kala itu, aku segera pergi, meninggalkan Kak Erlan yang menunduk dengan wajah yang merona. Aku berlari secepat kilat untuk mencari tempat yang sepi. Surat di tanganku sudah kugenggam dengan erat. Bolehkah aku menangis bahagia?
Aku saat itu segera membuka suratnya. Harus kuakui jika aku menyesalinya. Harusnya saat itu tidak bertemu dengannya kala itu.
Isinya apa?
Belum sempat aku membukanya, aku justru tertarik pada seseorang yang tengah berdiri sambil tersenyum pada seseorang. Orang itu bersembunyi di balik tembok dengan semburat merah yang menjalar di wajahnya.
Aku kembali memasukan surat itu. Kupikir akan lebih baik jika aku membacanya nanti padahal hasilnya sama saja.
Aku memperhatikan Bang Revin yakni kakak ketigaku yang sedang tersenyum sambil memperhatikan seseorang yang sedang tertawa entah karena apa. Aku tahu dan aku paham apa yang dilakukan Bang Revin pada gadis itu. Sudah kubilang jika Bang Revin mencintai Aretha. Bahkan, Bang Revin sampai memperhatikan gerak-gerik gadis itu meski dari kejauhan. Aku bahagia jika kakakku itu memang bukan penyuka sesama jenis. Aku memiliki alasan untuk itu. Habisnya Bang Revin tidak pernah jatuh cinta dan ini kali pertama aku melihatnya jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.
Aku berhenti mengacuhkan Bang Revin yang masih sibuk melirik pada Aretha yang juga masih tertawa sendiri. Aku lebih memilih membuka surat dari Kak Erlan dengan sukacita.
Untukmu yang sedang membacanya ....
Aku hanya ingin bilang jika aku mencintaimu.
Aku hanya ingin bilang jangan pergi.
Aku hanya ingin kau harus tetap berada di sisiku.Aku hanya ingin kau yang menjadi istriku.
Maaf jika aku tidak pandai membuat surat cinta. Aku memang terlalu blak-blakan untuk ukuran seorang lelaki. Aku hanya ingin menyampaikan tanpa harus membuang waktumu. Bukankah kau bilang padaku jika waktu adalah hal yang sangat berharga bagimu? Aku akan segera menghalalkanmu setelah kita lulus kuliah dan akan kutemui ayahmu.
![](https://img.wattpad.com/cover/232427982-288-k300560.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember [Rampung] ✅
Teen FictionREMEMBER [Teenfiction] "Sadar atau tidak, penyakitmulah yang telah membuat kita menjadi layaknya kakak adik sesungguhnya ...." -Zayid Karima *** Ini bukan kisah perjodohan ataupun cinta dalam diam yang berakhir bahagia, tapi ini adalah kisah seoran...