[18] Sabar☔

64 20 17
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


Hai orang-orang yang beriman!
Jadikanlah sabar dan shalat
sebagai penolongmu

(QS. Al Baqarah:153)

"Hacih!" Suara bersin itu diakhiri dengan gumaman hamdallah. Gadis itu mengusap hidungnya yang terasa sedikit gatal setelah bersin barusan. Harusnya ada yang membalas ucapan hamadallah-nya barusan sebagaimana dengan hadist riwayat Bukhari tentang bersin.

Abu Hurairah Radiallahu Anhu berkata bahwa Rasulullah Salallahu Alaihi Wassalam bersabda:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ الِلَّهِ وَلْيَقُلّ لَهُ أَخُوْهُ أَوْ صَا حِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيْكُمُ اللَّهُ وَيُسْلِحُ بَالَكُمْ.

“Jika di antara kamu bersin, hendaknya membaca 'alhamdulillah'  dan hendaklah disambut oleh yang mendengar dengan 'yarhamukallah'. Kemudian jika telah didoakan oleh kawannya dengan 'yarhamukallah', ia hendaknya berkata 'yahdikumullah wayuslihu balakum' (Semoga Allah memberi hidayah padamu dan menentramkan hatimu).” 
(HR. Imam Al Bukhari)

Gadis berhijab coklat itu menengok ke seseorang yang tengah duduk di atas ranjang dengan sorot mata kosong. Jelas sekali terlihat bahwa pikiran sahabatnya tidak sekosong tatapan itu. Apakah ia perlu bertanya?

"Afiq."

Yang dipanggil tersentak dari lamunannya.

"Apa ada masalah?" Syaira khawatir–sangat khawatir, ada sesuatu penting yang disembunyikan oleh Wafiq. Semoga bukan masalah serius.

Beberapa saat terdiam. Dua sahabat itu saling menatap lekat hingga detik selanjutnya Wafiq berhambur ke pelukan Syaira, menumpahkan segala keluh kesahnya yang berusaha ditahan. Hanya percuma ia menahan.

"Syaira ...."

Syaira mengusap lembut punggung sahabatnya ini, menyalurkan kehangatan. Ia semakin yakin jika ada sesuatu yang tidak baik tengah disembunyikan Wafiq.

"Aku akan lupa semuanya."

Syaria mempererat pelukannya, tidak ingin mendengar ucapan Wafiq. Namun, tunggu. Apa kata Wafiq? Melupakan semuanya?

Syaira melepas paksa lingkaran tangan Wafiq di tubuhnya. Ia menatap intens pada gadis yang duduk dengan air mata membasahi kasurnya. Dicekalnya tangan atas Wafiq dengan penuh keyakinan.

"Apa maksud kamu?" Syaira tidak bisa menahan debar jantungnya yang semakin cepat. Ia bisa berpikir sesuatu yang buruk dengan melihat buliran rinai dari pelupuk mata Wafiq.

"Aku cuma inget kalo aku akan lupa semuanya d-dan aku gak akan hidup lebih lama lagi. Aku takut. Aku ... aku akan segera lupa semuanya. Ak—"

"Kata siapa? Gak ada yang perlu dilupain dan kamu gak perlu luapin apapun," potong Syaira, menampik kata-kata kacau Wafiq. Kenapa gadis itu bisa mengetahuinya?

"Aku akan nyusahin Kak Zayid dan semuanya. Aku sakit, Syaira. Penyakit aku begitu buruk. Aku bakalan lupa semuanya, Syaira."

Isak tangis semakin mendominasi kamar ini, melemahkan pegangan Syaira pada tangan Wafiq. Ia menatap sayu sahabatnya yang terlihat kacau dengan fakta yang baru diketahuinya. Kenapa harus Wafiq yang menerima ujian ini?

"Astagfirullah ...." Syaira bergumam, menenangkan diri yang tanpa sadar sudah menyalahkan keputusan Allah. Ia melukis sebuah senyum simpul yang meneduhkan. Digenggamnya erat tangan dari sahabatnya.

Remember [Rampung] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang