nara tiga

89 18 2
                                    

"Gue harus dapetin hatinya". Batin daffa lalu kembali berjalan menuju kantin.

🌹•🌹•🌹•🌹•🌹•🌹•🌹

"Ra lo ga ke kantin?" Tanya safa.
"Males". Jawab nara.
"Oh okey". Balas safa.
"Gue ke kantin ya". Ucap safa lalu berdiri dari kursi nya.
"Hm". Jawab nara.

Safa pun pergi ke kantin untuk membeli makanan yang Sedari tadi ditunggu oleh cacing cacing di perut nya itu.

"Eh fa". Panggil daffa. Safa pun menoleh ke arah sumber suara itu.
"Hm... kenapa daf?". Tanya safa saat melihat daffa yang memanggilnya dari belakang.

"Gue mau minta tolong dong". Ucap daffa.
"Minta tolong? Minta tolong apa?" Tanya safa.
"Kasiin ini buat nara ya". Ucap nara memberikan satu bungkus coklat.
"Eh?coklat?nara?". Tanya safa kebingungan.

"Iya coklat buat nara tapi... jangan bilang dari gue bilang aja lu yang beliin". Ucap daffa memohon.
"Iyadeh mumpung gue baik". Jawab safa.
"Makasih fa". Ucap daffa.
"Iyaaaa". Jawab safa lalu kembali berjalan untuk membeli makanan.

🌹•🌹•🌹•🌹•🌹

"Eh ra ini". Ucap safa memberikan coklat yang tadi dititipkan daffa padanya.
"Dari?". Tanya nara.
"Gue lah". Jawab safa pede.
"Ck! Tumben banget pasti ada maunya". Ucap nara.
"Fitnah dih". Ucap safa.
"Hehe makasih ya safaaaa". Ucap nara.
"Sama sama raaaaaa". Jawab safa yang ikut memanjangkan Nama sahabatnya itu.

Nara pun memakan coklat nya dan safa memakan makanan nya dan dari kejauhan daffa tersenyum melihat nara yang menikmati coklat pemberian nya itu.

"Ra coklat nya dari daffa hehehe". Ucap safa saat melihat coklat nara sudah habis.
"What???". Nara langsung tersedak oleh sisa coklat di mulut nya.
"Maaf ya". Ucap safa memelas.
"Yaudah lah udah terlanjur". Jawab nara lalu kembali melihat ponsel nya yang ia pegang Sedari tadi.
"Jangan marah ra". Ucap safa sambil memegang tangan nara.
"Gapapa kok". Jawab nara.

🌹•🌹•🌹•🌹•🌹

Tring... (bel pulang sekolah)

"Oke anak anak pelajaran Hari ini Selesai ya". Ucap pak Ahmad guru sejarang di kelas ipa-2.
"Iya pak". Jawab semua Murid lalu bersiap untuk pulang.

"Nal mau bareng?" Tanya safa.
"Ngga deh gue mau ke kantin dulu, lu duluan aja". Jawab nara.
"Okey gue duluan ya bye". Ucap safa lalu meninggalkan nara sendirian di kelas.

Nara pun berjalan menuju kantin sekolah nya.

"Bu beli coklat yang ini satu". Ucap nara.
"Eh nara ini coklatnya". Jawab bu neneng  salah satu penjual makanan di kantin.
"Makasih bu". Ucap nara lalu memberikan uang selembar sepuluh ribu dan selembar lima ribu.
"Sama sama". Jawab bu neneng.

Nara pun berjalan menuju parkiran disana nara seperti mencari seseorang Namun tidak ada sedikit pun tanda tanda ada cowo itu.

"Nyari gue?". Tanya seseorang dari sebelah nara.
"Eh?daffa". Ucap nara kaget saat melihat orang yang dia cari ada di sebelah nya.
"Kenapa?". Tanya daffa sambil memandang nara.

"Gue mau balikin coklat tadi". Ucap nara memberikan coklat ke tangan daffa.
"Gausah ra gue ikhlas kok". Jawab daffa lalu memberikan kembali coklat itu.
"Gamau ini gue balikin". Ucap nara memberikan coklat ke tangan daffa lalu pergi.
"Makasih raa". Teriak Daffa saat nara sudah lumayan menjauh dari nya.

Nara hanya diam dan melanjutkan jalan nya untuk pulang.

"Kenapa dia baik sih". Batin Nara sambil menunggu taksi.

"Trt..". Getaran ponsel nara di dalam Saku Rok nya.
"Yaelah taksi nya kejebak macet mana mau magrib". Gumam nara sedikit kesal saat melihat pesan masuk dari supreme taksi yang dia pesan.
"Jalan aja?tapi sampe nya Nanti keburu malem". Ucap nara sambil berjalan pelan meninggalkan tempat duduk menunggu taksi tadi.

"Yu naik". Ajak seseorang di sebelah nara.
"Eh?daffa?". Ucap nara kaget.
"Ayo bareng naik". Ajak daffa.
"Gue jalan aja". Jawab nara.
"Keburu magrib terus ujan". Ucap daffa.
"Gapapa ntar neduh". Jawab nara tetap tidak mau bareng dengan daffa.

"Yaudah gue temenin". Ucap daffa lalu turun dari motor nya dan membawa motor nya pelan agar bisa berjalan bersama nara.
"Ih yaudah deh gue ikut". Ucap nara karena tiba tiba dia merasa tidak tega kalau daffa harus mendorong motor nya Sepanjang jalan.

"Gitu dong". Ucap daffa sambil memberikan senyum kepada nara.
Nara membalas senyuman daffa dengan manis lalu naik ke atas motor.
"Lo cantik kalau senyum". Ucap daffa.
"Hah?apa?". Tanya nara kaget mendengar ucapan daffa.
"Eh...nggaa". Jawab daffa.

Sebenernya nara mendengar jelas kata kata daffa tapi Dia tidak ingin melanjutkan pertanyaan nya itu Dia lebih memilih menikmati perjalanan nya sampai ke rumah.

"Makasih". Ucap nara saat turun dari motor.
"Sama sama". Jawab daffa.
"Lain kali lo bilang aja kalau mau pergi nanti gue yang anter". Ucap daffa menahan tangan nara saat akan berjalan masuk ke dalam rumah nya.

"Gausah". Jawab nara lalu melepaskan genggamannya itu dan masuk ke dalam rumah.

"Ga ngajak gue masuk dulu gitu?buat mampir?". Ucap daffa pada dirinya sendiri.
Daffa pun pergi dari rumah nara dan menuju rumahnya.

"Eh adek gue udah pulang". Ucap bang akmal saat melihat naluri membuka pintu rumah.
"Kata siapa masih di sekolah?". Tanya nara datar.
"Ya ampun jutek amat dah adek gue ini". Ucap bang akmal mengacak rambut nara.
"Hobi banget ni anak satu ngacak ngacak rambut gue". Ucap nara kesal.
"Yaudah sana mandi". Ucap bang akmal.
"Iyeh". Jawab nara lalu berjalan ke kamar nya.

Sebelum naik tangga nara melihat bi Sri
Sedang mencuci piring di Dapur.

"Bi aku mau masak mie instan ya". Ucap nara sambil menghampiri bi sri.
"Yaudah nanti bibi buatin". Ucap bibi sri.
"Gausah Bi biar raa aja yang buat sendiri" jawab nara.
"Yaudah kalau gitu non bibi keatas dulu ya mau angkat jemuran". Ucap bi sri.
"Iya bi". Jawab nara.

Bi sri memang sudah tua bi sri asalnya Tinggal di sebuah kampung dan bertemu orang tua nara waktu itu bi sri yang menolong orang tua nara saat kecelakan jatuh ke jurang jadi orang tua nara ingin balas budi ke bi sri dan membawa nya kerumah dan diangkat menjadi Asisten rumah tangga disini dari bang akmal masih kecil bi sri sudah ikut bersama keluarga mereka.

Maka dari itulah bi sri sangat dekat dengan keluarga nara dan sudah dianggap sebagai nenek oleh nara dan bang akmal.

"Gue masakin buat bang akmal juga deh kan Dia belum makan". Ucap nara lalu mengambil tiga bungkus mie instant dan memasukan nya ke dalam panci berisi air mendidih.

Seperti biasa nara selalu membuat makanan lebih untuk dia bang akmal dan bi sri walau bi sri masak, kadang dia juga ingin membuat semuanya sendiri.

"Kok gue jadi inget daffa". Batin Nara.
"Apaansi ra ih gajelas banget". Lanjut nara dalam batin nya.

Tanpa sadar tangan nara masuk ke dalam panci bukan sendok melainkan Malah tangan nya yang masuk dan membuatnya tersadar dari lamunanya.

"Aw..". Teriak nara.
"Eh kenapa non?". Tanya bi sri.
"Ini kena air bi tapi gapapa kok". Jawab nara.
"Kenapa de?". Tanya bang akmal.
"Gapapa kok bang cuman kena air panas aja". Jawab nara.
"Mana liat". Ucap bang akmal lalu memegang tangan nara dan melihat tangan nya baik baik.
"Sampe membekas gini". Ucap bang akmal.
"Biar bibi ambil kan salep". Ucap bibi sri lalu pergi mengambil salep.
"Gue gapapa bang". Ucap nara.
"Gapapa gimana liat tangan lu sampe melepuh". Ucap bang akmal.
"Iyadeh gue salah'' ucap nara.
"Yaudah biar gue obatin". Ucap bang akmal lalu membawa nara ke ruang tv untuk mengobati tangan nara yang Luka.

"Gara gara kepikiran dia gue jadi gini ih". Gumam nara pelan.

LANJUT PART SELANJUTNYA >>>>

Nara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang