Nara lima

84 18 0
                                    

"Kenapa dia kesini sih?saat gue udah benci banget sama dia!!". Nara sangat marah pada karin-mamanya.

🌹•🌹•🌹•🌹•🌹

Pagi ini nara sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

"Ra" panggil bang akmal saat melihat nara menuruni tangga.
"Kenapa?". Tanya nara.
"Maaf gue gabisa anter lu lagi soalnya gue gaenak badan". Ucap bang akmal.
"Gapapa bang gue ngerti kok". Jawab nara.

"Maaf gue belum bisa jaga lo sampe lo terbuka gara gara mama semalem". Ucap bang akmal.
"Gausah sebut dia lagi bang gue gasuka". Ucap nara.
"Lagian gue juga gapapa kok bang". Lanjut nara.
"Iya yaudah lo berangkat sana". Ucap bang akmal.
"Yaudah nara pamit". Ucap nara sembari bersalaman dengan bang akmal dan kepada bi sri yang sefang mencuci piring di dapur.

"Yu berangkat". Ucap seseorang yang sudah siap dengan motor nya.
"Ngapain?". Tanya nara dingin.
"Anter lo lah ke sekolah". Jawab daffa.
"Gausah". Ucap nara.
"Gaboleh nolak". Ucap daffa sembari menyerahkan helm kepada nara.

"Lo siapa gue?". Ucap nara sinis.
"Calon masa depan lo". Jawab daffa.
"Dih pede!". Ucap nara sedikit menaikan volume suara nya.
"Yaudah ih Buruan keburu telat". Ucap daffa lalu memakaikan helm kepada nara.
"Makasi". Ucap nara lalu naik ke atas motor daffa.

Selama perjalanan tidak ada sedikit pun pembicaraan karena nara tidak mau bicara dan daffa yang tidak mau mengajak bicara nara karena dia tau pasti nara akan sinis dan dingin padanya.

"Jadi betah nih?". Ucap daffa saat tiba di sekolah. Nara masih setia duduk di atas motor daffa karena dia sedang melamun.
"Khem". Daffa mencoba berdehem agar nara sadar dari lamunanya.
"Eh?!". Ucap nara kaget.

Nara pun sadar kalau ternyata mereka sudah sampai di sekolah.

"Makasih". Ucap nara. Lalu, berjalan meninggalkan daffa.
"Bentar". Ucap daffa lalu menarik tangan nara untuk menghadap padanya.
"Kenapa?". Tanya nara bingung.
"Lupa buka helm ya?". Tanya daffa sambil tertawa kecil lalu membukakan helm nara.
"Eh sorry". Ucap nara.
"Gapapa". Jawab daffa.

Selesai itu nara kembali berjalan dan kembali di Tarik oleh daffa.

"Apalagi sih?!". Ucap nara kesal.
"Bentar". Jawab daffa.
Daffa pun berjongkok di hadapan nara.
"Lo mau apa?". Tanya nara.
"Gue gamau lo kenapa napa". Ucap daffa lalu mebenarkan tali sepatu nara.
"Hm.. makasii lagi". Ucap nara.
"Sama sama lo hati hati ya jangan sampe Ceroboh gue takut lo kenapa napa". Ucap daffa sembari tersenyum manis menatap wajah nara.
"Yaudah gue duluan". Ucap nara.

"Pipi lo kenapa?". Tanya daffa khawatir yang  Masih menahan tangan nara.
"Gapapa". Jawab nara dingin.
"Gausah bohong". Ucap daffa.
"Gue bilang gue gapapa". Ucap nara lalu melepaskan tanganya dari genggaman tangan daffa dan segera berjalan menuju kelas.

🌹•🌹•🌹•🌹•🌹

"Hai ra''. Sapa safa.
"Hai". Jawab nara.
"Hm.. pipi lo?". Tanya safa sambil menujuk pipi nara.
"Gapapa". Jawab nara.
"Oh jadi gamau cerita sama gue?katanya sahabat? Jadi gue bukan sahabat lo lagi nih?". Ucap safa lalu berdiri dari kursi nya.
"Iya ih gue ceritain gausah baperan". Ucap nara menarik safa agar bisa duduk kembali.
"Yaudah cerita". Ucap safa.
"Karin dateng kerumah gue, terus pas gue suruh lergi dia malah lempar kaca terus kena pipi gue". Cerita nara singkat.
"What?!". Safa kaget dengan cerita nara walau dia sudah tau soal semua keluarga nara tapi Dia sangat kaget mendengar ibu nara kembali lagi kesini setelah sekian lama menghilang.
"Jadi mamah lo kesini lagi?" Tanya safa khawatir.
"Iyah". Jawab nara dingin.

Nara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang