Brother Story

2.7K 321 5
                                    

Bagian 20

'ku perjuangkan kebebasanmu, maka dari itu kau harus bebaskan dirimu dan temukan kesenanganmu sendiri.'

.

Meski lahir dari rahim yg sama lantas tak membuat ke2nya memeiliki sifat yg sama. Usia yg terpaut 2 tahun malah menjadikan ke2 orang kakak beradik ini seperti memiliki kisah kucing dan tikus. Mereka kerap kali terlibat percekcokan meski hanya di mulai dari hal sepele. Berebut sebuah permen misalnya. Dari kecil, Jungkook memang senang sekali menggoda si kakak yg lemah lembut. Merebut sesuatu dari tangan sang kakak, meski dia tau kalau dirinya meminta dengan baik sang kakak tidak mungkin berkata tidak.

Tapi begitulah Jungkook, yg lebih senang Jimin memarahinya daripada Jimin bertindak lembut padanya. Karna satu alasan. Jungkook takut sikap lemah lembut sang kakak menjadikan dirinya semakin ingin terus menjaga sang kakak atau bisa juga berdampak brother complex yg padahal sudah.

Ya sikapnya itu di sadari ketika ia mulai duduk di bangku sekolah menengah pertama. Awal Jungkook masuk sekolah tak ada yg percaya bahwa Jungkook adalah adik Jimin. Bagaimana tidak, lagi lagi ukuran tubuh mereka yg terlihat cukup jelas menjadikan Jimin lebih cocok sebagai adik.

Suatu ketika Jungkook pernah menjadi korban palak dari teman setingkat Jimin. Waktu itu Jungkook baru masuk sekolah, wajah imut dan polos milik Jungkook menjadikan dirinya sasaran empuk para kakak kelas yg tak berkeprisiswaan. Dan saat itu juga Jimin memghambur mencari teman sebayanya yg beda kelas dan mengamuk. Baru kali itu Jungkook melihat kakaknya begitu perkasa melindungi dirinya.

Masa sekolah Jimin jadi sangat pasif ketika memasuki bangku sekolah menengah atas, Jimin sudah di kenalkan dengan dunia bisnis, bahkan sang ayah tak ragu mencekoki Jimin dengan berbagai buku bisnis dan segalanya. Hidupnya mulai di atur dan mengharuskan Jimin menjadi seorang penerus perusahaan keluarga milik keluarganya.

Jimin menyadari dirinya yg semakin lama semakin sibuk. Bahkan tak punya waktu hanya untuk sekedar mengobrol dengan teman sebaya saja dia tak punya. Dan satu satunya teman yg paling setia miliknya adalah Kim Taehyung. Tak ada yg tau kenapa bocah rupawan itu betah berada dekat dengan orang pasif seperti Jimin. Hingga pertemanannya berlanjut.

Jungkook yg menyadari hidup kakaknya berubah mulai merasa sangat risau. Jungkook merasa sangat kasihan pada sang kakak yg menghabiskan waktu remajanya di balik tablet, komputer dan buku buku tentang bisnis. Bahkan jika Jungkook datang mengganggu, Jimin hanya menanggapi dengan helaan nafas lelah yg membuat Jungkook berakhir dengan memeluk sayang sang kakak.

Jungkook rindu masa masa dimana Jimin akan selalu berteriak marah kalau sebelah sepatunya Jungkook sembunyikan. Atau Jungkook yg selalu menggigit telinga Jimin iseng dan berakhir dengan cubitan pedas yg melayang di paha atau perut Jungkook. Setelah bertengkar pasti Jimin akan mengajak Jungkook membeli es krim rasa blueberry.

Memasuki masa kuliah, waktu Jimin malah semakin tak ada. Karna ia harus mulai terjun langsung ke salah satu perusahaan keluarga yg mengharuskannya stand by mengasah kemampuan dirinya dalam bisnis.

Jungkook semakin merasa aneh pada ke2 orang tuanya. Kenapa orang tua mereka, terutama sang ayah begitu menekan Jimin masuk ke dalam dunia perbisnisan. Sedangkan dirinya masih bebas berkeliaran tanpa harus di atur seperti sang kakak.

Hingga suatu malam, Jungkook hendak menyelinap masuk ke dalam kamar sang kakak karna sudah seminggu mereka tak bertemu dengan segala kesibukan Jimin. Tapi dirinya malah di kejutkan dengan pertengkaran sang kakak dengan sang ayah.

"Ayah boleh menjadikanku boneka bisnis ayah tapi tidak dengan Jungkook. Aku akan perbaiki semuanya. Aku tak akan lagi membangkang. Tapi biarkan Jungkook bebas. Jangan ambil masa remaja Jungkook, ayah. Kumohon."

"Lain kali pastikan semua berjalan semestinya. Hingga kau menemukan jodoh. Aku akan membebaskanmu."

Jungkook bersembunyi di bawah meja ketika ayahnya meninggalkan kamar sang kakak. Bahkan dari balik pintu kamar Jungkook bisa mensengar betapa pilunya tangisan sang kakak. Hatinya benar benar sakit mendengar semua pengorbanan yg sang kakak berikan padanya.

"Minie hyung," katanya dengan nada yg di buat seriang mungkin. Berpura pura ia tak pernah mendengarkan apapun dari mulut sang ayah atau Jimin sekalipun. Jimin segera bangkit dari duduknya di lantai dan mengusak kasar wajahnya yg sudah memerah dan mata yg sedikit bengkak.

"Kau punya kasur besar yg empuk kenapa menangisi lantai yg dingin dan keras?" Katanya Jungkook sarkas.

"Bodoh." Dengus Jimin dengan senyum remeh. "Ada apa? Mau tidur bersamaku lagi?"

"Eoh. Kau mengabaikanku selama seminggu. Tak membelikanku es krim atau mengajakku berkelahi. Kau tau aku ini kesepian!"

"Kemari anak nakal! Berani sekali kau marah marah dengan yg lebih tua." Jimin mengaiskan jemarinya menyuruh Jungkook mendekat. "Yak! Kau tak dengar?!"

Seketika tubuh bomgsor Jungkook menerjang tubuh kecil Jimin dan membiarkan Jimin tenggelam dalam pelukan sang adik.

"Aku merindukanmu, hyung." Kata Jungkook sambil menciumi kepala sang kakak yg memang mungil.

"Aku tau."

"Malam ini aku tidur bersamamu ya?" Jimin hanya mengangguk.

Mereka merebahkan diri di kasur empuk Jimin yg besar. Membiarkan Jungkook melakukan apapun yg ia suka termasuk memeluk tubuh kecilnya dari belakang.


 Membiarkan Jungkook melakukan apapun yg ia suka termasuk memeluk tubuh kecilnya dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.




"Hyung, terima kasih." Jungkook bicara pada sang kakak ketika mereka duduk di meja makan bersama di mansion mewah milik Namjoon.

"Tentu saja. Kau harus berterima kasih. Lihat berapa banyak kinderjoy yg kau beli di swalayan. Belum lagi tumpukan susu pisangmu ini!" Sarkas Jimin menunjuk tumpukan kardus susu kotak dan Kinderjoy. "Kalau Seokjin hyung tau kau seperti ini, dia tak akan mengajakmu menjadi pasangan bridesmaid nya kemarin di acara pernikahan YoonSoek."

"YoonSoek?"

"Yoongi Hosoek! Begitu saja gak tau!" Jimin membuka susu probiotiknya dan menyesap dengan sedotan.

"Aku serius hyung. Terima kasih. Karna kau aku mendapatkan pasion yg ku inginkan." Jimin berhenti sejenak. Dan menatap wajah senang sang adik yg sedang menatapnya lamat. "Terima kasih karna sudah mengorbankan segalanya untukku. Hingga aku seperti sekarang. Aku menyayangimu, minie hyung."

Jungkook menghambur dan memeluk tubuh Jimin yg duduk. Sedang Jimin mengusap lembut kepala sang adik yg begitu harum akan mentol.

"Kau adikku. ku perjuangkan kebebasanmu, maka dari itu kau harus bebaskan dirimu dan temukan kesenanganmu sendiri." Jimin tersenyum hangat. "Aku juga menyayangimu adik."



Dan seperti itulah cerita manis kakak beradik.







Jimin & Jungkook.

.
.
.
.
.
.
.
.


_TBC_




[✓]   Marriage Life Namjoon And Jimin || NamMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang