Bagian 10
.
"Sudah?"
Mata sipit milik pria berlesung menatap penuh perhatian pada wajah cantik merona si pria mungil di hadapannya. Tangan besarnya terulur menghapus jejak airmata yg berbekas di pipi tembam yg menggemaskan itu.
Ada bagian hatinya yg tercubit mendengar perkataan yg terucap dari bibir sang istri. Di tambah kalimat memohon untuk tidak menceraikannya membuat Namjoon semakin di buat pusing.
"Mau mendengarkanku, Kim Jimin?" Katanya lagi masih dengan senyum yg teduh meski hatinya mendadak terasa kosong separuh. Namun Jimin mengangguk malu sambil menunduk.
"Lihat aku, ketika aku sedang bicara. Agar kau tahu aku berbohong atau tidak?"Jimin meliriknya sebentar. Namun kembali tertunduk hingga akhirnya tangan Namjoon mendongakan dagunya dan membuat mereka saling bertemu dalam pandangan penuh makna tersirat.
"Maafkan aku. Aku tidak bisa, Jimin.." Namjoon menggantung kalimatnya dan menghela nafas panjang. Sedang Jimin melongo dengan raut wajah yg sangat sedih. "Aku tidak bisa menemukan cincin pernikahan kita. Maaf, aku ceroboh karna melepaskannya."
"Aku sudah mencari ke semua tempat di kamarku. Tapi aku belum juga bisa menemukannya. Maafkan aku." Wajah Namjoon kini penuh dengan penyesalan. "Dan soal perceraian—"
"— aku tidak akan pernah memberimu surat cerai Kim Jimin. Selamanya akan begitu sampai kalimat cerai itu keluar karna kau yg memintanya."
"Tidak. Aku tidak akan meminta itu darimu, hyung." Jimin cepat cepat menjawab dengan mata membulat. Namjoon terkekeh pelan.
"Tidak ingin mendengarkanku lagi?"
"Maaf." Gumam Jimin kembali menunduk membuang pandangan.
"Lihat aku Kim Jimin." Jimin kembali menatap wajah teduh suaminya itu. "Soal Jinie, dia memang pacarku. Jauh sebelum kita bertemu dan akhirnya menikah. Apa sampai sini kau paham Jimin?"
"Ya." Jawab Jimin masih dengan wajah sedihnya yg menggemaskan. Namjoon menaikan sebelah alisnya.
"Kurasa kau masih tak paham."
Namjoon sadar kalau kalimat yg di utarakannya itu terpotong potong dan menggantung. Terlihat dari wajah Jimin yg pucat sedang memahami kalimatnya. Tapi Namjoon suka wajah bingung bercampur sedih milik Jimin.
Karna terlihat benar benar gemas."Yang berarti sekarang Seokjin hanyalah sebuah kisah masalaluku. Dia berlalu Jimin. Dan sekarang masa depanku adalah kau."
Jimin merasa telinganya gatal, namun kekhawatirannya tampak berkurang jauh dari sebelumnya.
"Kami punya masa yg cukup sulit hingga akhirnya memutuskan berpisah. Setelahnya Jinie pergi ke jepang dan melanjutkan hidupnya yg bebas. Sedang aku masih ada dalam sangkar dan stuck di tempat. Sampai aku menemukanmu dan kita menikah. Sekarang aku jadi orang yg independen."
"Dan apa yg kau lihat, pasti salah. Karna aku dan Jinie tak melakukan apapun selain membersihkan bekas kue pisangmu yg jatuh kedalam kemejaku. Kau tau kekuatan superku kan?! Dan Jinie membantuku merapihkan kancing kemejaku." Namjoon melihat wajah Jimin yg sedikit tenang sekarang. "Sampai sini apa kau masih berpikir aku akan meninggalkanmu?"
Jawaban Jimin hanya berupa gelengan kepala dengan bibir yg mengerucut. "Tapi bukankah Seokjin Bilang melakukan disini— umm itu— takut ketahuan.."
Namjoon kembali terkekeh. Dia senang bisa menjelaskan hal sedetail ini pada Jimin.
"Ya.. bukankah lebih bagus kalau kemarin kau ada disana bersama kami. Aku sudah mengatakan segalanya pada Jinie saat Jinie menanyakan perasaanku terhadapmu. Jinie merasa kalau dia salah bertanya seperti itu emm, parasaanku. Kau tahu ada satu hal yg membuatku selalu ketagihan bersamanya, karna kami cocok dalam obrolan. Karna itu aku merasa sangat enak mengobrol bersamanya Jimin. Hanya itu."
Jimin mengerjabkan ke2 matanya tak percaya dengan semburat merah padam di wajahnya yg sekarang malah serasa terbakar karna malu.
Merengek minta tak di ceraikan seperti bayi kehilangan empengnya. Sungguh Jimin malu sekarang karna kekonyolan dirinya sendiri. Tapi hatinya jadi jauh lebih ringan mendengar semua penuturan Namjoon dengan suara dalam yg terdengar sangat lembut.
Tak jauh dengan perasaan yg Jimin rasakan dalam hati Namjoon. Ada perasaan senang ketika ia mengobrol intim seperti ini bersama Jimin, istri cantiknya.
7 bulan hidup bersama membuat Namjoon semakin merasa kehadiran Jimin penting untuknya. Meski mereka tak banyak mengobrol soal personal. Hanya mengobrol apa yg terjadi hari ini dan hal hal yg jauh dari sangkut paut soal perasaan.
Mereka baru memulai hubungan sebenarnya sebagi teman, lepas dari status yg sebenarnya suami istri.
Setidaknya Namjoon mengira ada kemajuan bagus untuk mereka meski terasa konyol dan harus mengorbankan tangan kecil mungil milik Jimin hingga terluka.
Namjoon menarik tangan Jimin yg terbalut perban dan meniup tangan bengkak milik Jimin. Seperti yg biasa di lakukan seorang ibu bilamana anaknya jatuh dari sepeda berodanya dan mendapati luka kecil di lutut.
"A-apa yg kau la-lakukan, hyung??" Tanya Jimin
"Kata orang kalau di tiup begini rasa sakitnya akan pergi."
Jimin kembali merona mendapat perlakuan lembut dari suami tampannya. Tidak. Namjoon memang selalu memperlakukannya dengan baik dan lembut, penuh perhatian dan mungkin rasa sayang terhadapnya.
Sayang?
Hati Jimin merasa nyaman seketika. Haruskah ia juga bertanya tentang hubungan mereka yg sebenarnya meski Namjoon sudah menjelaskan semuanya barusan.
Entahlah, Jimin pusing sekarang memikirkan kalimat demi kalimat yg terus membuat telinganya tiba tiba gatal terus menerus jika mengingat setiap ucapan Namjoon.
Hingga Namjoon kembali menyuruhnya kembali tidur. Mengantarnya dengan selamat sampai kasur. Membantunya merebahkan tubuh di atas kasur dan menyanggah tangan berperbannya dengan sebuah guling. Setelahnya selimut tebal kembali di tarik sebatas dada dan menenggelamkan tubuh kecil jimin di dalamnya.
Setelah cukup hangat, Namjoon bangkit dan kembali ke sofa dengan bantal dan selimut.
"Hyung,." Panggil Jimin.
Namjoon tak menyahut, hanya kembali menghampiri Jimin yg tampak melirik memperhatikannya.
Cup
Sebuah kecupan singkat di kening Namjoon bubuhi untuk menenangkan Jimin. Dia tau Jimin memanggil hanya untuk menyuruhnya kembali tidur di kamarnya sendiri.
"Aku akan di sofa. Jadi tidurlah."
Kecupan Namjoon sukses membuat Jimin benar benar mengunci bibir tebalnya rapat rapat dengan wajah yg semakin terasa memanas.
Apa wajahnya terlihat konyol sekarang karna sebuah kecupan?
.
.
.
.
.
.
.
.
._TBC_
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Marriage Life Namjoon And Jimin || NamMin
Hayran Kurgu[Complete] seFruit kisah kehidupan pernikahan antara pria penghancur segala dan pria mungil menggemaskan. Rate : 18+ Mature Marriage Life Fluffy Male Pragnant Boys Love ⚠ Mengandung Uwu Cover book edit by Dadedo Semua gambar yg ada di buku di ambil...