2 lines

2.9K 356 6
                                    

Bagian 26


Dreams come true..

.






Berbekal pengetahuan di internet yg baru saja ia browsing. Akhirnya Jimin pergi ke apotik terdekat membeli alat tes kehamilan dini. Setidaknya langkah awal untuk mengetahui berkembangnya sebuah janin adalah dengan Testpack, begitu kata internet. Jika muncul 2 garis maka itu tandanya positif dan harus segera memeriksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan.

Ya setidaknya Jimin harus coba testpack dulu sebelum benar benar kembali pingsan karna harus pergi ke rumah sakit. Sungguh, demi apapun. Jimin gak suka rumah sakit.

Butuh berapa testpack kira kira untuk meyakinkan?

Jimin tak tahu, hingga ia memutuskan membeli 1 dus testpack untuk dirinya.Tak tahu saja wanita di balik meja kasir menahan tawa karna Jimin membeli 1 dus alat tes kehamilan itu. Untuk apa? Padahal beli 2 saja cukup.

Siapa peduli.

Setelahnya ia kembali kerumah dengan perasaan berdebar yg tidak menentu. Segera masuk ke dalam kamar lalu menuju kamar mandi.

Bibi Shin ternyata melihat gelagat aneh sang tuan dan mulai mengekori sampai di dalam kamar. Setelah tak ada jawaban beberapa kali mengetuk, bibi shin masuk dan tak mendapati Jimin di kamar. Bibi hanya takut Jimin kembali pingsan karna sebelum Namjoon pergi bekerja, ia sudah berpesan agar terus mengawasi Jimin.

"Tuan Jimin, apa kau di dalam sana?" Tanya bibi shin penuh perhatian.

Jimin gelagapan kaget karna tiba tiba pintu di ketuk.

"Ya bibi. Aku di dalam."

"Saya akan menunggu di sini boleh? Sampai tuan benar benar selesai?"

Jimin tersenyum hangat. Ia tahu tanpa perintah Namjoon pun bibi Shin akan selalu khawatir padanya. Karna dia seorang ibu.

"Ya bibi. Tak apa."

Hatinya semakin berdebar ketika Jimin mulai menampung urinenya sendiri dalam wadah kecil yg ada dalam kemasan. Ia sudah membacanya berulang ulang sampai ia benar benar paham. Setelahnya ia memasukan alat itu kedalam wadah tersebut.

Keringat dingin sudah membasahi kening paripurnanya sambil menghitung lamban dalam hati. Tiba di hitungan lamban ke 8 Jimin menarik nafas dalam dan segera mengangkat alat tersebut. Matanya terbelalak bulat sempurna, meski tak yakin kalau matanya bisa terbuka sebesar mata Jungkook.

Ia hampir berteriak kalau saja mulutnya tak segera di tekap sendiri. Seakan tak percaya dengan hasil dari alat tes itu.

Perlukah ia mencoba lagi?

Sepertinya perlu.

Bahkan kali ini Jimin membuka 3 alat tes sekaligus untuk memastikan kembali apa hasilnya akan sama dengan yg pertama. Atau yg ke 3 ini akan menghasilkan hasil yg berbeda. Garis 3 mungkin? Tentu saja tidak. 3 alat tersebut menunjukan hasil yg sama mencengangkan untuknya.

2 lines.

.

Si kulit pucat yg memperhatikan atasannya, sudah gatal sekali ingin bertanya. Pasalnya si atasan terus saja tak fokus ketika mereka mulai menyatukan harmonisasi nada. Beberapa kali si kulit pucat harus menghela nafas agar otak kriminalnya tak bekerja semakin liar karna gemas dengan atasan bodohnya.

Hingga akhirnya sebuah kopi dingin di suguhkan untuk ke2nya di sela sela waktu break.

"Ada apa denganmu? Kalau seperti ini terus mustahil akan rampung malam ini juga." Kata Yoongi menyesap kopinya penuh penekanan.

[✓]   Marriage Life Namjoon And Jimin || NamMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang