Annoying

3.3K 386 8
                                    

Bagian 7

Cerita baru terukir seiring berjalannya waktu bersama dengan segala momentum yg berlangsung.

.

Di akhir pekan ini Jimin sedang sibuk mengocok adonan kue di dapur. Niatnya ia mau membuat kue pisang karna kemarin waktu mereka— Namjoon dan Jimin pergi ke swalayan, Jimin melihat pisang berukuran wah~

Semalam juga Jimin bertemu dengan seorang pria cantik tinggi berambut hitam, berbahu lebar dan memiliki bibir yg sama seperti bibir miliknya. Yg di ketahui Jimin bernama Kim Seokjin. Mereka begitu akrab dan dan dekat. Bahkan ketika mereka bertemu, Seokjin tak segan cupika cupiki pada suaminya dan membuat bibir tebalnya tanpa sadar memicing.

Mungkin hubungan Namjoon dan Seokjin seperti hubungannya dengan Taehyung. Soulmate seperpopokan? Bisa saja kan. Karna sampai detik ini Namjoon juga tak menjelaskan apa apa padanya selain kata teman.

Barusan Namjoon juga bilang kalau Seokjin mau bertandang kerumah sekedar mampir berkunjung karna lama tak bertemu. Dan itulah salah satu alasan juga kenapa Jimin sekarang membuat kue.

Namjoon datang dengan sebuah buku di tangan. Membuka kulkas dan mengambil sebotol kopi dingin dari dalam.

"Ada mixer kenapa mengocoknya pakai tangan?" Suara Namjoon mengejutkan Jimin yg terlalu fokus mengaduk adonan dalam baskom.

"Ah.. aku tidak kepikiran." Entah apa yg ada di pikiran Jimin sekarang. Dia menikahi seorang pengusaha tajir. Mixer sudah pasti ada meski di jamin itu tak pernah tersentuh.

"Lelah? Perlu ku bantu mengocok?" Tanya Namjoon sambil mendekat melihat Jimin dengan apron kuning dan wajah lelah serta tangan yg berbelepotan tepung dan adonan.

"Tidak perlu. Aku akan menyelesaikannya sebentar lagi."

"Jangan membebanimu. Kita bisa pesan saja atau Chef akan membuatkan keinginanmu. Lagipula Jinie cuma sendiri."

Jinie?

Terdengar manis sih. Tapi kenapa Jimin tak suka Jika Namjoon menyebutnya begitu. Bahkan Jimin dan Taehyung tak punya panggilan manis begitu.

"Aku suka melakukan ini." Jawaban Jimin membuat Namjoon tak bisa berkata kata lagi.

"Apa yg bisa ku bantu?"

"Bantu aku mencicipinya nanti." Jimin berdalih. Ia tau betul suaminya itu penyandang status Destroyed of Goods. Maka Jimin tak akan membiarkan Namjoon membakar dapurnya sendiri.

"Kalau begitu aku baca buku di halaman belakang." Jimin hanya mengangguk.

Sudah menjadi salah satu hobi Namjoon yg baru di ketahui Jimin, membaca buku dengan santai ketika ia tak melakukan apapun selain ada di dalam Rkive studionya. Dan Jimin melihat ketenangan Namjoon jika sudah membaca buku. Bahkan terkadang Jimin ikut bergabung di gazebo taman belakang sambil membawakan secangkir teh atau kopi.

.

Tepat setelah wangi semerbak aroma kue matang memenuhi dapur, seorang maid datang dengan santun memberitahu Jimin keberadaan tamu yg sedari tadi di tunggu. Ya mungkin hanya Namjoon yg menunggu karna Jimin tak benar benar tau siapa sosok Seokjin.

Baru kaki pendeknya hendak melangkah ke arah taman belakang, Namjoon sudah muncul dengan senyum sumringah yg jarang sekali terlihat di pandangan Jimin. Bahkan hampir tak pernah rasanya.

"Jinnie sudah datang?" Katanya dengan penuh semangat. Jimin hanya mengagguk merasa aneh dengan perubahan sikap Namjoon yg sebelumnya datar saja.

"Ayo kita temui Jinnie."

Tentu saja sebagai tuan rumah, Jimin harus menemani suaminya meski hanya sekedar menyapa tamu suaminya.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Mendadak Jimin speechless melihat Seokjin yg duduk tenang di sofa tamu, mau di lihat darimanapun, angle manapun Seokjin tetap terlihat cantik dan tampan secara bersamaan dengan tinggi yg sebelas dua dengan Namjoon.

Seperti semalam lagi, ketika Namjoon menyapa kehadirannya Seokjin langsung mengecup ke2 pipi Namjoon dan memeluknya. Mengusap penuh makna punggung suaminya dan terpejam.

Jimin tak apa.

Setelah mengurai pelukan, Seokjin juga menangkup tubuh kecil Jimin dengan pelukan dan kembali mengusap sepanjang punggung Jimin. hanya saja Seokjin tak memberikan kecupan pipi seperti ia memberikan kecupan pada Namjoon.

Kenapa? Entahlah.

"Aku membawakan sedikit oleh oleh dari Jepang untukmu." Kata Seokjin seraya memberikan paper bag yg cukup besar kepada Namjoon. "Juga hadiah ulang tahun yg terlambat."

"Terima kasih Jinie. Kau memang yg terbaik."

"Aku cukup terkejut mendengar kau sudah menikah, Joonie." Kata Seokjin.

Joonie? Jinie?

Jimin hanya diam sambil menguping terang terangan kalimat itu mereka lontarkan.

"Ya begitulah. Bagaimana denganmu?"

"Sendiri." Jawaban singkat.

Jimin duduk menopang kaki. Maid sudah mengantarkan minuman untuk mereka ber3. Dan menyajikan kue buatan Jimin yg masih fresh from oven di piring cantik. Sedang Namjoon dan Seokjin masih asik mengobrol membahas hal yg sama sekali Jimin tak mengerti dan membiarkan dirinya diam atau ikut tertawa bodoh ketika ke2nya cekikik-an.

Ayolah, apa mereka lupa Jimin sedang duduk di sebelah Namjoon? Atau memang Jimin yg tak terlihat di balik punggung Namjoon? Sepertinya 2 2 nya.

"Maaf ya Seokjin ssi. Aku tinggal dulu." Jimin akhirnya bersuara ketika merasa jengah ada di obrolan mereka ber2. "Kalian lanjutlah bernostalgi." Jimin membungkuk lalu pergi meninggalkan ke2nya.

Jimin berjalan menuju kamarnya. Membanting pintu cukup keras karna sedikit merasa kesal karna terabaikan.

Apa benar? Entah yg jelas dia kesal.

Jimin mengambil ponsel pintarnya, mengaktifkan bluetooth yg otomatis tersambung ke speaker aktif yg memang selalu on off dengan sendirinya. Dan pilihannya jatuh pada lagu milik BTS berjudul Fire.

FIIRRREEEEE...

Bahkan Jimin tak peduli kalau lagunya sekarang akan menggangu mereka yg sedang mengobrol asik di ruang tamu meski itu tak mungkin sekali mengingat betapa kedapnya ruang kamar yg di buat oleh Namjoon ini.

"Menyebalkan!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

_TBC_


[✓]   Marriage Life Namjoon And Jimin || NamMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang