Chapter 10 : Keputusan

6.5K 858 231
                                    

[HAPPY READING]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[HAPPY READING]

"Lihat anak pembangkang itu? Setelah mengantar gadis perusak acara dan sekarang dengan tenang dia masuk ke kamar?" Donghae berbicara sambil terkekeh tak lupa telunjuknya menunjuk wajah Jaehyun yang memerah masuk ke dalam kamar.

"Sialan..." gumam Jaehyun sambil menghentikan langkahnya dan berjalan menuju Donghae serta Yoona.

"Maksud anda apa?!" tanya Jaehyun tak terima dengan mata menyalang. Sifatnya ini juga diturunkan dari Papanya.

"Maksud Papa ya jelaslah! Kamu udah anak berguna! Suka berantem! Tawuran sana sini! Mau jadi apa kamu hah? Lihat adik kamu! Yeri! Dia dapat beasiswa di london! Kamu bisa apa?
Papa sama sekali ga mengharapkan anak se-" Yoona yang disampingnya bahkan terkejut mendengar penuturan suaminya. Ia memegang tangan Donghae, berharap laki-laki itu tidak terpancing emosi.

"SAYA JUGA GA MENGHARAPKAN LAHIR DI DUNIA INI BERSAMA DENGAN ANDA!"

"KALO SAYA BISA MILIH, SAYA BAKALAN HIDUP SAMA KEDUA ORANGTUA YANG SAYANG SAMA SAYA TANPA PERLU DIBANDING-BANDINGKAN!"

Bugh

Donghae menonjok pipi kanan Jaehyun hingga laki-laki itu terjatuh. Jaehyun yang tidak terima langsung membalasnya hingga membuat Papanya hampir pingsan.

"Anda mau apa dari saya hah?!"

Donghae tersenyum sinis. "Papa cuma mau tanya. Kamu mencintai gadis itu bukan?"

''Buat apa anda mengetahui tentang perasaan saya?"

Donghae mengeryit heran sambil memegang tangan anaknya tapi segera ditepis. ''Ternyata selera kamu rendahan. Beda dengan Pa-''

"JELAS BERBEDA! SELERA ANDA PEREMPUAN CLUB SEPERTI WANITA SIALAN ITU!" teriak Jaehyun sambil menunjuk Yoona yang sudah mau hampir menangis.

Lalu Jaehyun menonjok Donghae keras. Semua kejadian itu berakhir dengan beberapa pelayan membantu Donghae masuk ke kamar dan Jaehyun kembali ke kamarnya.

"Sialan! Sialan! Sialan!"

Jaehyun terus menonjok tembok dihadapannya. Rasa bencinya semakin muncul ketika Papanya merendahkan Rosé begitu saja.

Jaehyun benci hal itu! Hanya dia yang boleh menyakiti Rosé. Jaehyun akhirnya berhenti melakukan aktivitasnnya dan duduk di bibir ranjang.

Ceklek. Jaehyun langsung membuka matanya seraya menoleh. Ternyata adik tirinya yang masuk kamar, jika dibilang hubungannya lebih harmonis dengan adik perempuannya dibandingkan dengan Papanya.

The BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang