Dokter Muda Dan Rumah Sakit Jiwa (part 2) - CDM #12

147 11 4
                                    

Tibalah saatnya Aku dan temanku Reza pindah rumah sakit, yaitu ke Rumah Sakit Khusus Kejiwaan di daerah sini.

Seperti rumah sakit jiwa pada umumnya, letak rumah sakit jiwa ini jauh dari keramaian. Saking jauhnya, tidak ada pemukiman warga di radius 5 Km dari Rumah Sakit Jiwa ini.

Selain itu, Rumah Sakit Jiwa ini tidak hanya dihuni oleh manusia, ada juga monyet-monyet nakal yang berkeliaran tak tentu arah. Sepertinya bangunan ini berada di daerah habitat para monyet itu, wajar saja, namanya juga daerah hutan... 

Tapi sayang, kami tidak pernah menemui bekantan disini, padahal disini kampung halamannya bekantan...hmm

~

Di rumah sakit ini kami tidak diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing selama 7 hari penuh. Jadi kami membawa peralatan tidur secukupnya, seperti 1 kasur kapuk tipis 🥲, peralatan mandi, dan peralatan memasak serta bahan-bahannya. Tapi, jangan kira aku bisa masak aneh-aneh. Kami cuma bawa beras, mie instan, dan telur... Jadi tidak mungkin dong kami memasak nasi tumpeng.
Menyedihkan.. 

Jadi tugas kami disana adalah dari pagi jam 5 subuh, kami sudah memulai follow up semua pasien yang ada di bangsal Rumah Sakit itu. Dan harus selesai sebelum apel pagi yang dilaksanakan setiap hari pada jam 7 pagi. Selanjutnya kami juga bertugas di poli jiwa dari jam 9 pagi sampai jam 1 siang dan langsung dilanjutkan menjaga IGD sampai..... sampai... sampai pagi lagi donggg... lagi-lagi menyedihkan hahaha. 🥲

*LOH? JADI KAMI TIDUR DIMANA?

Ya.. Tepat sekali... Kami tidur di IGD. Tapi jangan pikir bahwa di IGD itu ada kamar yang layak untuk kami tiduri.
TIDAK hahaha 🥲
Kami tidur di Lantai, persis di belakang meja untuk menerima pasien. 

Sebenarnya kami disediakan kamar yang cukup nyaman di Rumah Sakit ini, tapi anehnya kami para koas tidak diperbolehkan lagi tidur di sana. Katanya karena kelompok-kelompok sebelumnya terkena masalah gara-gara waktu ada pasien baru masuk di IGD, mereka tidak datang untuk memeriksa pasien karena keenakan tidur di kamar.. zzzzz 😑

Sekedar informasi, pasien yang ada di bangsal aja punya masing-masing kasur untuk mereka tidur. Kami... hanya bermodalkan 1 kasur tipis... 🥲

Mana kalau sudah malam hawanya dingin lagi, apalagi subuh, sudah pasti menggigil, dan parahnya kami tidak membawa selimut. Padahal kelompok sebelumnya sudah bilang bahwa kalau malam, hawa di IGD bakal dingin, dan mereka mengaku kedinginan sampai menggigil.

Hmmm kami kira tidak akan sedingin itu, palingan mereka aja yang lemah, ehhh ternyata memang sedingin itu. Jadi selama 7 hari di sana, ngga pernah aku tidur nyenyak. Inj sangat sangat sangattttt bikin stress, saat bekerja seharian penuh, tapi pas waktunya tidur, tidurnya ngga berkualitas. 🥲

~

Jadi, total pasien yang di rawat inap yang kami follow up (periksa) di Rumah Sakit itu sekitar.. hmm 70an kayanya. Dan untuk rata-rata pasien yang masuk ke IGD perharinya bisa mencapai 12 orang. Sedangkan rata-rata pasien yang berkunjung di poli jiwa sekitar 60 -70 orang. Sangat banyak yaaaa. 😬

~

Oke, cerita di mulai pada hari minggu saat kami pertama kali menapakkan kaki disana.

Karena hari itu hari minggu, jadi Rumah Sakit ini masih tutup. 

Kami sangat penasaran dengan keberadaan monyet-monyet yang sering dirumorkan sangat ganas. Katanya ya, monyet-monyet itu suka menyerang para dokter muda di sana tanpa sebab.

Itu dia anehnya, padahal ada petugas cleaning sevice juga disana, kenapa cuma kami yang dikejar?
Mungkin karena kami pendatang baru, mereka masih asing dengan bau-bau kami. Atau, mereka mengira kami adalah geng monyet lain yang berusaha merebut kekuasaan mereka disana.

Eh tapi kan kami ngga punya buntut, kenapa mereka mengira kami monyet? Oh mungkin mereka kira kami ini kingkong kali yaa. Badannya agak besar dan mukanya kaya kingkong 😂

~

Dan.... akhirnya kami memasuki wilayah Rumah Sakit itu. Kami mulai membawa barang-barang kami ke kamar. Saat itu Aku mengangkat 1 dus air mineral sedangkan Reza mengangkat karung beras untuk dibawa ke kamar.

Kami tiba-tiba disambut oleh hewan-hewan primata yang melegenda disana. Padahal kami tidak berharap disambut, eh ini malah disambut sama satu RT. Monyet-monyet itu lagi nongki-nongki cantik di atas pohon di dekat jalan yang ingin kami lalui, dan yang lainnya sedang jalan-jalan ngga jelas di tanah. 

Kami terdiam sejenak...

Kami ragu untuk melanjutkan langkah kaki kami.

Akhirnya, karena merasa beban yang kami bawa sudah terlalu berat, kami pun memberanikan diri untuk maju 1 langkah...

Dan baru maju 1 langkah, monyet-monyet itu semuanya menoleh ke arah kami.....

MONYETTTT, merinding diliatin monyeettt gituu. Ini kalu kami maju satu langkah lagi aman ngga ya???

*Bersambung...

Terimakasih yang sudah mau menunggu updatean ceritanya. Mohon maaf karena terlalu lama nggak update. Tapi terimakasih banyak teman-teman yang sudah mau meramaikan kolom komentar, vote dan follow. Itu semua menjadi semangat buat nulis lagi. Kalian semua hebat!

Tenang aja, ceritaku masih banyak, tidak akan habis sebelum selesai masa koas nya :D

See you on the next chapter!

Cerita Dokter Muda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang