Part 31

834 157 40
                                    

Terhitung sudah tiga hari Jay dan Isa lost contact

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terhitung sudah tiga hari Jay dan Isa lost contact. Jay sudah berusaha menghubungi Isa, tapi selalu ditolak. Bahkan saat Jay kerumah Isa, gadis itu tetap tidak mau menemuinya. Jay sudah menceritakan semuanya pada Jungwon, berusaha membuat anak itu tetap ada dipihaknya. Dan anak itu mau membantunya untuk berbaikan dengan Isa.

Tapi Sunghoon, laki laki itu rasanya mengawasi Isa 24 jam. Saat Jay berusaha mengajak Isa berbicara, Sunghoon selalu mengusirnya.

Dan Jay galau berkepanjangan. Seperti saat ini laki laki dengan wajah murung itu sedang berada di cafe tempat biasa ia nongkrong bersama teman temannya.

Jujur, Nicholas maupun Jake tidak suka melihat Jay yang hanya diam dan melamun seperti ini.

"Gimana mau selesai masalahnya kalo lo diem aja," protes Nicholas yang duduk disebelah Herin yang sedang bermain ponsel.

Jay menghela nafasnya sebentar, "Lo kira gue diem aja? Gue udah berusaha buat ngakak Isa ngomong. Tapi, Manusia Es itu selalu ngusir gue," jelas Jay dengan nada bicara agak naik.

"Ck, tu orang emang ya. Kalo mau Isa ambil Isa, kalo mau Eunjo ambil Eunjo. Maruk banget bangsat," kesal Jake, karena merasa tidak mendapatkan keadilan.

plak! plak!

"Heh! Apa maksud lo berdua menghina pangeran gue?" protes Herin pada kedua laki laki berdarah campuran itu.

"Tapi gue lagi bimbang juga," sontak ketiga orang disana menoleh pada Jay.

"Gue bingung. Gue gak yakin sama perasaan gue, gue sayang Isa tapi gue juga bingung apa gue masih sayang sama Nayoung. Gue takut cuma jadiin Isa pelarian doang," lanjutnya dengan kepala menunduk.

Kalau masalahnya seperti ini, ya ini jelas salah Jay.

"Lo kalo gak serius sama Isa, biar dia sama Sunghoon. Lo udah dewasa, bukan saatnya main main lagi sekarang. Jangan jadiin Isa pelampiasan lo doang," seru Nicholas panjang lebar.

Jake mengangguk setuju begitu pula Herin, "Kalo lo lepas Isa, gue bisa gas Eunjo juga," sahut Jake, membuat Herin lagi lagi mengetok kepala temannya itu.

Demi apapun, Jay sangat menyayangi Isa saat ini. Tapi, ia juga tidak bisa memungkiri perasaannya pada Nayoung masih sama seperti dulu. Bahkan ketika mama Jay saat tahu Nayoung kembali beliau tampak sangat senang.

Tanpa ragu, mamanya menyuruh Jay dan Nayoung kembali seperti dulu. Ya, ini salah Jay lagi. Ia belum mengenalkan Isa pada mama nya.

"Gue cuma bisa ngasi saran, lo coba pikir pikir dulu. Kalau lo masih ada perasaan sama Nayoung, mending lo lepas Isa. Intinya yakinin dulu perasaan lo sendiri," kata Nicholas lagi sambil berdiri dan menepuk nepuk pundak Jay. Lalu pergi dari sana.

Tidak lama setelah Nicholas pergi, handphone miliknya bergetar. Menampilkan nama MAMA disana.

"Kenapa ma?"

"Kamu dimana? Ada tamu dirumah,"

"Hah? Siapa? Perasaan aku gak ada ngundang orang deh. Tamu papa kali," balas Jay.

"Ck, udah balik aja dulu. Mama tunggu, jangan lama lama. Gak baik buat orang lain nunggu,"

"Tap— halo? Ma?" Panggilan itu sudah dimatikan sedetik sebelum Jay sempat protes.

Helaan nafas berat Jay, kembali membuat Herin dan Jake menoleh padanya kebingungan. Saat Jay mengambil jaketnya dan berdiri, Herin bertanya, "Mau kemana?"

"Balik," jawab Jay singkat dan langsung meninggalkan Jake dan Herin disana.

Dengan kecepatan sedang, Jay sampai dengan selamat dirumah. Mobil yang terparkir didepan rumahnya, memberi jawaban tentang tamu yang mamanya maksud.

Jay melangkah masuk kedalam rumah, ia dapat melihat mamanya terlihat asik berbincang dengan seseorang yang duduk tepat disebelahnya.

"Nay?"

"Oh, kamu udah pulang. Lama banget sih, kasihan nih Nayoung nunggu kamu lama," sambut mamanya. Nayoung yang menyadari kedatangan Jay langsung berdiri dan berlari kearah laki laki itu. Dan memberikan pelukan hangat, yang mungkin masih Jay rindukan hingga saat ini. Garis bawahi kata mungkin.

Jay hanya membalas pelukan Nayoung dengan mengelus rambut gadis pendek nan lucu itu.

"Mama nyuruh kamu kesini?" Tanya Jay saat Nayoung melepaskan pelukan mereka.

Gadis itu menggeleng, "Bukan kok, aku kangen aja sama mama makanya aku main kesini," jawab Nayoung.

"Terus mobil didepan? Jangan bilang kamu naik mobil sendiri?"

"Hm.. iya. Tapi tenang aku udah jago kok. Udah belajar sama papa," balas gadis itu, lalu menarik tangan Jay untuk ikut duduk bersama nya.

"Tapi bahaya nay,"

"Eh? Kayanya mama ada kerjaan deh, kalian disini dulu ya. Nanti mama gabung lagi," kata mama nya, berusaha memberikan anak anak itu waktu untuk berbicara empat mata.

Setelah mama Jay pergi menuju kamarnya, keduanya hanya berdiam diri.

"Gak ada yang berubah ya disini," seru Nayoung melihat sekeliling rumah Jay, yang masih sama saat terakhir ia kemari.

"Iya, masih gitu gitu aja," balas Jay, sambil tersenyum. Jay sebenarnya agak tidak enak hati saat Nayoung memainkan jari tangannya. Tapi, ia juga tidak ingin menolaknya.

"Kalo kamu gimana? Masih sama juga?" Tanya Nayoung membuat Jay memiringkan kepalanya bingung. Mengerti Jay kebingungan dengan ucapannya, gadis manis ini menarik tangan Jay dan meletakan tangan itu di dada sebelah kiri Jay, tepatnya diarea Jantung.

Membuat Jay mengerti maksud Nayoung, dan kalian tahu apa jawaban Jay?


Laki laki itu hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

———————————

Cuma mau bilang ini konflik terakhir, dan ini bentar lagi end😥

bunuh jay tidak?

Oh my boy! [Jay, Isa, Sunghoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang