Cerita ringan nan manis mengenai proses pendekatan Na Jaemin (seorang aktor yang dikenal banyak orang) dan Huang Renjun (seorang penyiar radio) yang berawal dari siaran program radio Akdong Seoul.
_____
Status: Completed [Opening + 24 part]
Rating:...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Renjun sudah selesai siaran, kini dirinya tengah berada di ruang monitor. Di ruangan ini masih ada Haechan yang tengah menunggu jemputan Jeno, sedangkan Yangyang sudah pulang duluan karena ada urusan.
"Renjuh-ah, kau sudah menyiapkan apa untuk Jaemin besok?" Tanya Haechan. Dirinya membuka obrolan, berniat menahan Renjun pulang agar bisa menemaninya menunggu Jeno.
"Memang besok ada apa?" Tanya Renjun polos.
"Kau tidak tahu?" Haechan terdengar kaget.
Renjun menggelengkan kepalanya.
"Besok ulang tahun Jaemin!"
Kini Renjun yang kaget. "Benarkah?"
"Apa untungnya aku berbohong?"
Benar juga. "Lalu, apa yang harus kulakukan? Kau tahu dia suka apa?"
"Aku tidak tahu, hanya tahu dia suka apapun selain susu. Ah, sepertinya meski dia tidak suka susu sekalipun, kalau itu berasal darimu akan tetap dia terima dengan senang hati."
Renjun memutar bola matanya jengah. "Yak, apa-apaan bahasamu itu! Lagipula dia tidak segila itu."
"Tapi dia gila kalau di dekatmu, Renjun-ie. Kau tidak sadar?"
Renjun hendak membalas Haechan, namun ponsel yang ada di sakunya bergetar lama menandakan ada panggilan masuk. Ia mengeluarkan gadget-nya dari saku dan melihat nama Jaeman-ie di layar benda perseginya.
Panjang umur sekali.
"Halo?"
"Injun-ie, kau masih di stasiun radio?"
"Iya, kenapa?"
"Aku sedang di daerah tempatmu bekerja, kau mau pulang bersama?"
"Tentu, kebetulan Yangyang tidak bisa mengantarku pulang hari ini."
"Aku akan tiba disana sepuluh menit lagi." Lalu Jaemin mengakhiri panggilannya.
"Siapa?" Tanya Haechan.
"Jaemin." Jawab Renjun singkat.
"Kenapa dia menelpon mu?"
"Dia menawariku pulang bersama karena dia sedang ada di daerah sini."
Haechan menganggukkan kepalanya
"Jadi, Jeno masih lama?" Tanya Renjun sambil melihat jam tangannya.
"Eh?" Haechan bingung.
"Kau memintaku untuk menemanimu dijemput Jeno dengan ancang-ancang mengajakku bicara, kan?" Kini Renjun menatap Haechan.