Cerita ringan nan manis mengenai proses pendekatan Na Jaemin (seorang aktor yang dikenal banyak orang) dan Huang Renjun (seorang penyiar radio) yang berawal dari siaran program radio Akdong Seoul.
_____
Status: Completed [Opening + 24 part]
Rating:...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
"Gege, ini benar rumahnya?" Tanya Chenle kepada Renjun. Mereka berdua berdiri di depan gerbang rumah Jaemin, menunggu sang pemilik rumah menampakkan dirinya setelah Renjun menekan bel yang letaknya tidak jauh dari gerbang.
"Tentu saja. Gege sudah sering ke sini, jadi tidak mungkin kita salah rumah."
Tidak lama, gerbang rumah itu terbuka mengalihkan atensi kedua pemuda yang sudah menunggu. Pria yang lebih tinggi beberapa senti dari mereka menunjukkan wajah ramah. lantas mempersilahkan mereka berdua masuk.
Setibanya di dalam dan meminta tamunya duduk di sofa, pria tinggi itu hendak meninggalkan mereka untuk memanggil kakaknya namun ditahan oleh Renjun.
"Kau di sini saja, Jisung-ah. Biar aku yang ke kamar Hyeong-mu." Renjun segera berdiri lalu pergi meninggalkan pria tinggi bernama Jisung bersama Chenle yang masih mengagumi rumah idolanya.
"Kau tidak pegal berdiri mematung seperti itu?" Tanya Chenle setelah dirinya puas menjelajahi pemandangan isi rumah Jaemin dan menyadari posisi Jisung masih sama seperti saat ia mulai duduk, padahal ini sudah lima menit.
"Kau mau minum sesuatu?" Tanya Jisung mencoba melarikan diri ke dapur dengan alibi mengambil sesuatu untuk tamunya.
"Aku mau jus buah." Jawab Chenle.
Jisung pun berhasil melarikan diri ke dapur.
Di dapur, Jisung membuat jus apel yang dicampur air jeruk. Saat sedang nge-mixer buah, Jisung mencoba menetralkan debaran jantungnya yang berdebar lebih cepat dari biasanya. Sejak kapan dirinya merasakan debaran itu? Entahlah, sepertinya sejak dirinya membuka gerbang rumahnya tadi.
Merasa debaran jantungnya mulai netral, Jisung membawa nampan berisi dua gelas jus dan tiga toples dengan isian biskuit yang berbeda ke ruang utama di mana terdapat Chenle yang terlihat sedang duduk sambil memainkan ponselnya.
"Terima kasih." Ucap Chenle sambil tersenyum manis saat Jisung menyodorkan segelas minuman untuknya. Ia menyimpan benda persegi panjangnya di atas meja, lalu meminumnya. Pria Jilin itu mendesis saat rasa asam dari minuman mulai mengenai indera pengecapnya. "Wah, ini segar sekali!" Puji Chenle.
Gerak gerik Chenle tidak luput dari pandangan Jisung. Bahkan volume air di gelas yang berada di genggamannya tidak berkurang karena belum ia minum. Jisung senang saat jus buatannya dipuji. Meskipun kakaknya sering melakukan itu, tentu saja rasanya berbeda saat orang lain memuji buatannya terlebih Pria Februari itu tahu kalau Chenle menyukainya. "Terima kasih." Tutur Jisung atas pujian yang diberikan Chenle.
Chenle menganggukkan kepalanya. Jisung melihat ada sesuatu di sekitaran bibir atas Chenle. Sepertinya itu busa dari jusnya tadi.
Chenle melihat Jisung mengulurkan tangannya ke depan Chenle, menatap bingung dengan apa yang akan Jisung lakukan. Lalu Chenle merasa bibir atasnya disentuh dengan ibu jari milik Jisung lantas mengusapnya lembut. "Ada busa di bibirmu." Suara Jisung terdengar dalam di telinga Chenle. Lalu ibu jari yang terdapat busa jus itu didekatkannya ke bibir Jisung dan dijilatnya busa itu. Gerakan itu membuat kedua pipi putih Chenle memerah. Segera Chenle mengalihkan pandangannya ke atas meja lalu mengambil beberapa biskuit di toples dan memakannya secara terburu-buru sampai ia tersedak.