Part 10

7.9K 1.3K 276
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Renjun berdiri di sebelah Haechan dengan wajah yang tidak bisa dikatakan ramah saat memasuki ruang monitor. Detik berikutnya pria kelahiran Maret itu membanting lembaran script radionya yang tidak berdosa, menimbulkan suara yang cukup mengagetkan Haechan.

"Yak, Renjun-ah! Apa yang kau lakukan? Bagaimana kalau aku jantungan gara-gara kau?"

"Itu tidak akan terjadi selama kau tidak ada riwayat penyakit jantung, kecuali kau sudah berumur."

Haechan mendengus kesal mendengar jawaban Renjun. "Ada apa, sih?" Tanya Haechan akhirnya.

Renjun hendak menjawab, namun terhenti saat ponselnya bergetar tanda panggilan masuk.

Dari Jeno, tepat sekali pria taurus itu menghubungi Renjun sekarang.

"Sebentar, Haechan-ie." Ucap Renjun pada Haechan sebelum menerima panggilan, Haechan hanya mengangguk.

"Halo, Renjun-ie?"

"Ya, silahkan utarakan kalimat terakhirmu sekarang sebelum gendang telingamu pecah, Jeno-ssi." Ucap Renjun tanpa basa basi dengan nada dinginnya.

Tidak ada suara di sana, sepertinya Jeno sedang mempersiapkan mentalnya. "Kau besok akan datang, bukan?"

"Oh, jadi benar surat itu untukku?"

Jeda sejenak. "Iy– iya."

Renjun menarik napas dalam. "YAK, LEE JENO-SSI !! PASTI INI ULAHMU YANG SENGAJA MEMBIARKANNYA SALAH MENYEBUT NAMAKU, KAN?! HAH, RONJON?? CIH, YANG BENAR SAJA! APA KAU PUNYA KELAINAN LIDAH SAMPAI SULIT SEKALI MENYEBUT NAMAKU DENGAN BENAR, HUH?? KUPERINGATKAN, NAMAKU HUANG RENJUN, R E N J U N !! DAN APAAN ITU KUDA NIL PUTIH?! APA ORANG YANG KAU KENAL ITU TIDAK PERNAH MENONTON ANIMASI SAAT KECIL? JELAS-JELAS MOOMIN ITU BUKAN KUDA NIL, MOOMIN ITU PERI!!" Semprotnya tanpa ampun, mengeluarkan lava amarah yang sedari tadi ia tahan.

R.I.P gendang telinga Jeno.

"Jadi, kau besok akan datang kan?" Jeno tidak mau berdebat lebih lama dengan manusia jelmaan rubah ini, bisa-bisa dia akan kehilangan indera pendengarannya mengingat emosi jelmaan ini sedang tidak bagus.

"Untuk apa?" Nada tak minat Renjun lantunkan.

"Tentu saja karena dia memintamu datang." Jeno heran dengan pertanyaan Renjun yang jawabannya sudah jelas.

"Kau memintaku menemui orang asing?"

"Yak, kalau kau lupa, di surat itu sudah dikatakan kalau dia pernah bertemu denganmu, bahkan dua kali. Dia juga yang mengembalikan gantungan boneka moominmu. Apa kau sudah lupa dengan orang yang sudah berbaik hati mengembalikan gantungan boneka moominmu itu?"

RenD || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang