"Apa arti kehidupan, jika tidak pernah ada cinta dan harapan." Yuga Naufal Angkasa, pemilik tawa bulan sabit dan sorot mata bak cahaya purnama yang kehilangan arti sebuah keluarga. Manusia sederhana yang menginginkan sebuah cita-cita yang diharapkan akan jadi nyata, meski makian dari orang-orang terdekat begitu lama meragukannya. Berbeda dengan PATRIA, sebuah rumah baru tanpa atap, alas, pintu, ataupun jendela. PATRIA adalah rumah yang dipenuhi harapan. Harapan tanpa menghakimi, tanpa mengasingkan, juga tanpa menjaga jarak. Juga pertemuannya dengan gadis berpita merah muda yang mudah sekali jatuh cinta, katanya, menjadikan hari-hari Yuga banyak punya tawa di tengah kehidupan yang tak selalu menemukan penikmatnya. Lalu, rasa itu melebur begitu saja tanpa sanggah, diterima dengan hati terbuka, kemudian jatuh di tahun senang yang mengenal. Namun, kehadiran perempuan yang mengubah pandangan Yuga perihal rasa yang butuh ketulusan, dan munculnya perasaan jatuh cinta dari gadis berpita merah muda itu kepada sosok lain, membuat keduanya sama-sama tak menyadari, bahwa ada yang lebih indah dari hadirnya orang baru. "Manusia baik semacam lo harus tetap ada." "Kalau nanti tiada?" "Maka, senangnya gue juga akan tiada." ~Yuga dalam perjalanannya~
19 parts