Impas

348 77 37
                                    

Kyungsoo sedang menuju lokernya, saat tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya masuk ke dalam ruang lab yang kosong. Napasnya memburu dan jantungnya berdegub kencang ketika sepasang tangan kemudian mengurungnya di dinding dekat pintu.

Kyungsoo menarik napasnya dan mendesah panjang, ketika dia mendongak dan menyadari jika orang itu tak lain adalah Kai, sebelum kemudian dia mendorongnya menjauh.

"Kamu apa-apaan?! Kenapa menyeretku kesini?"

"Kemana kamu kemarin malam, huh?" Serbu Kai tanpa menjawab pertanyaannya. Napasnya memburu dan Kai kembali menaruh tangannya di samping kepala Kyungsoo. Tatapan tajamnya menatap tepat ke mata Kyungsoo. "Tao bilang kamu engga ada di restoran itu! Dan sejak kemarin malam, ponselmu gak aktif. Bahkan, saat aku ke rumahmu, satpam bilang kamu ga ada di rumah, huh? Jawab aku dimana kamu sejak kemarin malam?!"

"Aku pergi ke apartemen Sehun! Puas?"

Seketika mata Kai menggelap dan tangannya di samping kepala Kyungsoo mengepal. "Kyungsoo.." desisnya penuh peringatan. Kai menarik napasnya dalam mencoba mengontrol emosinya. "Jangan main-main denganku.."

Namun Kyungsoo tidak gentar, sebaliknya dia mendengus pelan dan tatapannya menantang Kai. "Kenapa? Kamu cemburu? Kamu masih berani melarangku saat kamu bahkan pergi demi perempuan itu!? Kamu gak berhak marah, Kai! Saat kamu juga melakukan hal yang sama! Sekarang kita impas!"

"Oh gitu. Jadi kamu ngelakuin itu cuma buat balas dendam sama aku?" Dengus Kai diiringi seringaian mengejeknya. "Aku gak tahu kalo kamu bisa sebodoh itu! Kamu tahu si brengsek itu bisa melakukan apapun sama kamu saat kamu tidur, Kyungsoo! Dimana otak kamu!"

"Cukup Kai! Kamu gak berhak bicara gitu tentang Sehun! Kamu gak tahu apa-apa, jadi berhenti bicara omong kosong tentang dia!" Geram Kyungsoo. Menggertakan giginya, menatap tajam pria yang saat ini berdecak pelan, seolah tidak mau mendengarkanya, hingga membuat Kyungsoo semakin muak. "Kamu sadar ga sih kenapa aku bisa lakuin itu? Kamu sadar ga sama semua yang kamu lakuin sama aku?!"

Namun Kai justru tertawa merendahkan dan menatap Kyungsoo menantang. "Iya, aku sadar! Aku sadar seberapa gak adilnya orang tua kamu! Aku gak nyangka orang tua kamu bisa ngebiarin anaknya yang berharga menginap di apartemen cowok lain, saat mereka bahkan ngelarang aku bawa kamu lebih dari jam sembilan malam! Kenapa? Huh? Apa karena Sehun dari keluarga kaya yang sederajat sama kalian, sampai orang tua kamu ngebebasin dia? Sementara aku, cuman orang rendahan yang gak pantas mereka percaya!?"

Seketika wajah Kai berpaling ke kanan saat Kyungsoo menampar pipinya keras. Rahangnya mengatup keras dan wajahnya merah padam karena amarah. Kyungsoo menggigit bibirnya saat gelombang sakit menghantam hatinya.

"Kamu keterlaluan, Kai.. Kamu boleh marah sama aku tapi kamu gak berhak menyangkut orang tuaku! Sekarang, terserah kamu mau berpikir apapun tentang aku dan keluargaku. Aku gak peduli! Aku muak sama semua sikap kamu! Aku muak sama semua alasan kamu! Aku muak harus yang selalu mengerti kamu! Saat kamu bahkan gak pernah mencoba buat ngerti perasaan aku!" Kyungsoo menarik napasnya panjang dan menghapus air matanya yang tanpa terasa jatuh ke pipinya. Dia kembali menatap Kai yang masih membeku oleh tamparannya. Mulutnya bergetar.

"Sejak awal kita emang gak pernah cocok.. aku selalu menganggap kita sama, tapi kamu yang selalu menganggap kita beda! Sekarang kamu bebas. Pergi ke perempuan itu! Lakuin semua yang kamu mau! Karena aku gak akan peduli lagi! Mulai saat ini, kita gak ada hubungan apa-apa lagi!"

Kyungsoo sekali lagi mendorong Kai dan keluar dengan membanting pintu. Dia menghapus air matanya yang tidak pernah mau berhenti, sebelum kemudian berlari pergi.

Sementara Kai hanya membeku menatap pintu yang kini tertutup. Kai menghela napasnya dan memejamkan mata, membenturkan dahinya di tempat terakhir Kyungsoo berada. Pipinya berdenyut sakit tetapi tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.

The White SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang