The Lucky Ones

601 84 25
                                    

Tepat pukul tujuh malam, Kyungsoo keluar dari studio tarinya dan tersenyun cerah melihat Kai yang telah menunggunya diatas motornya.

"Selamat malam, putri cantik." Sapa Kai dengan seringaian lebar saat Kyungsoo menghampirinya. Kyungsoo mendengus.

Kyungsoo saat ini hanya mengenakan kaos polos hitam dengan coat abunya dan celana jeans panjang, tetapi di mata Kai dia selalu tampak sempurna.

"Kamu mau makan dulu atau langsung pulang?" Tanya Kai setelah dia menyerahkan helemnya dan membantu Kyungsoo menaiki motornya.

"Kita ke mall dulu, kamu udah janji mau nemenin aku beli hadiah buat mamah. Aku juga udah ijin ke papah."

Oh, iya dia lupa. Ulang tahun calon mertuanya- maksudnya mamah Kyungsoo, Kyungsoo sudah memberitahunya siang tadi di sekolah.

"Oke" ujar Kai dan menyalakan motornya.

  
Sesampainya di pusat pembelanjaan, mereka memasuki salah satu kafe yang cukup ramai, awalnya Kai ingin makan di restoran daging panggang, tetapi Kyungsoo menolak dengan alasan dietnya, membuat Kai menghela napasnya kecewa karena tidak bisa menonton Kyungsoo yang menggemaskan saat banyak makan.

"Kamu udah kurus, sayang.." ujar Kai menatap piring salad Kyungsoo masam. "Emangnya kamu gak laper setelah latihan? Kamu bahkan cuman minum susu pisang sama apel pas jam istirahat, aku takut kamu sakit kalo  kamu cuma makan begituan doang"

Kyungsoo terkekeh mendengar protes pacarnya. Dia tahu Kai selalu suka melihatnnya banyak makan.

"Dua minggu lagi porsi makan aku udah balik normal ko, Kai.."

Kai mendesah dan memasukan chiken finger ke dalam mulutnya. "Kamu sempurna, tau. Kamu gak perlu nurunin berat badan kamu lagi. Di mataku kamu adalah gadis tercantik di dunia ini"

Mendengar ucapannya, Kyungsoo tersipu malu, dia bisa melihat beberapa gadis terkikik setelah mencuri dengar percakapan mereka. Dia bahkan bisa mendengar kata 'bucin' yang ditunjukan pada Kai.

"Kai, jangan ngomong gitu, aku malu.." gerutu Kyungsoo dan membenarkan duduknya merasa tidak nyaman dengan semua perhatian.

Namun Kai justru terkekeh dan mengusap rambutnya sayang, tangannya lalu turun mengusap pipinya lembut dengan ibu jarinya. Kyungsoo mendorong tangannya, tetapi kemudian terpatung melihat tatapan lembut Kai di matanya, jantungnya berdebar melihat senyumannya yang tulus.

"Sangat cantik.." lirih Kai, mengunci tatapan mereka. Kyungsoo yang tidak tahan dengan tatapannya, menunduk, tetapi Kai mempertahankan wajahnya. Senyumannya melebar "Makan yah?" Ujar Kai tiba-tiba, seketika Kyungsoo mengerjap. "Aku suapin" tambahnya memohon, hingga perlahan Kyungsoo menghela napasnya dan mengangguk pasrah.

Kai tersenyum menang dan melepaskan wajahnya. Dia kemudian memanggil pelayan dan memesankan banyak makanan untuknya.

Mereka keluar dari kafe dengan perut Kyungsoo yang seperti akan meledak. Kai tidak hentinya menyuapinya dan menyodorkan makanan ke depan mulutnya, hingga Kyungsoo dengan pasrah membuka mulutnya. Meskipun Kyungsoo tidak dengan sepenuh hati menolak setiap suapannya, karena jujur saja dia senang dirawat oleh Kai. Dia merasa seperti wanita paling beruntung di dunia, saat Kai sepenuhnya memusatkan perhatiannya padanya.

Kyungsoo juga bisa melihat tatapan iri gadis-gadis yang sempat mempertawakan mereka, karena siapa yang tidak akan iri padanya? Memiliki pacar yang tampan dan perhatian seperti Kai.

"Kamu mau beli apa buat mamah kamu?" Tanya Kai setelah mereka keluar dari eskalator. Tangannya menggenggam erat tangan Kyungsoo.

"Gatau. Aku belum punya ide" jawab Kyungsoo mengedikan bahunya. Kai tersenyum.

The White SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang