Hope

1K 111 18
                                    

Kai memarkirkan motornya di depan gerbang berwarna hitam yang selalu menjadi tempat pemberhentiannya beberapa minggu belakangan. Dia tersenyum, saat seorang gadis cantik keluar dari balik gerbang, dengan bloush cantik berwarna peach serta celana pendek berwarna putih, yang memamerkan kakinya yang pucat dan jenjang. Rambutnya yang bergelombang dibiarkan terurai, membingkai wajahnya yang mungil dan manis dilapisi make up yang sederhana. Benar-benar terlihat sangat cantik dan lugu, terlebih  senyuman manis menghiasi bibirnya, membuat Kai sekali lagi jatuh cinta padanya.

Sementara Kai mengenakan kaos polos berwarna hitam, dipadukan dengan jeans ripped sobek dibagian lutut juga berwarna hitam. Rambutnya dibiarkan beratakan, namun terlihat seksi dengan mata sendu dan seringaian kecil tercetak di bibirnya.

"Selamat sore putri cantik" sapa Kai setelah Kyungsoo sampai di depannya. Kyungsoo tersenyum malu-malu dan semburat merah merayap di pipinya. Hingga Kai menggigit bibirnya keras menahan jeritan fanboyingnya melihat pacarnya yang menggemaskan.

"Selamat sore panglima Kai" balas Kyungsoo cekikikan. Kai terkekeh seraya bersandar memberikan kecupan manis di pipinya, hingga Kyungsoo tersentak dan memukul lengan Kai ringan.

"Orang tua ku ada di dalam" cicitnya.

"Terus kenapa? Mereka gak mungkin liat kan?" Jawab Kai tenang.

Kyungsoo memutar matanya. Dia ingat, mamanya pernah memberitahunya jika papanya selalu mengawasi mereka melalui CCTV rumah mereka. Kyungsoo sempat protes dan meminta papanya untuk menghentikannya dan menghargai privasinya, tetapi papanya tidak mau menurutinya dan mengatakan jika itu adalab bentuk perlindungannya sebagai ayah untuk mengawasi hubungan putrinya bersama pacarnya.

"Bisa aja kan. Papah pasti marah dan mukul kamu kalo dia liat!"

Seketika Kai menegang dan dengan cepat menggerakan kepalanya, memeriksa celah gerbang yang terbuka, siapa tahu Mr. DO ternyata ada disana dan mengawasi mereka. Tetapi tidak ada siapa-siapa disana, hingga Kai tanpa sadar menghela napas lega.

Kyungsoo tertawa melihat reaksi Kai.

"Kamu takut banget ya sama papahku?" Tanyanya diselingi kekehan. Lalu meraih helemnya dan memakainya.

Kai menggerutu pelan, seraya meraih tangan Kyungsoo, membantunya menaiki motornya, kemudian menyalakan mesinnya, sementara Kyungsoo duduk dengan aman dan melingkarkan tangannya sempurna di perut Kai.

"Bukan takut, Soo. Aku cuman gak mau papah kamu salah paham. Nanti dikira aku sering ngapa-ngain kamu lagi"

Kyungsoo mendengus mendengar pembelaan Kai. "Emang iyakan" katanya sarkas. Dia ingat serangan tiba-tiba Kai kemarin siang, yang menciumnya kasar seolah ingin memakan habis bibirnya.

Kai tertawa puas, seolah tahu jika Kyungsoo mengarah ke kejadian kemarin sore di baskampnya. Jujur dia merasa bangga melakukannya. Melihat pacarnya yang terlihat kacau oleh ciumannya.

"Tapi itu efektifkan, kamu gak marah lagi setelah aku cium"

"Bukan karena itu!" Elak Kyungsoo memukul bahunya.

Kai bersenandung dan mulai menjalankan motornya. "Tapi kamu suka'kan? Aku inget kamu bahkan gak ngehindar atau ngedorong aku" Goda Kai dengan seringaiannya. Hingga Kyungsoo memerah dan menyembunyikan wajahnya di punggungnya, menghalangi Kai untuk melihat pipinya yang kini seperti tomat.

The White SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang