Suasana kamar Kai tiba-tiba menjadi sunyi. Hanya terdengar suara jarum jam yang berdetak diatas dinding kamar, serta suara samar orang-orang dibalik pintu kamar.
Kyungsoo melayangkan tatapan tajamnya, seolah menuntut jawaban dari pertanyaan yang entah mengapai membuat Kai gelagapan.
"Dia.." Kai menelan ludahnya gugup, suaranya bahkan sedikit serak, namun cukup membuat Kyungsoo memusatkan perhatiannya padanya. "Dia adikku."
"Apa?" Seru Kyungsoo. Matanya membulat sempurna dan Kai segera meralat jawabannya melihat reaksi terkejut Kyungsoo.
"Maksudku, Seulgi udah seperti adikku. Aku kenal dia dari lama dan dulu dia jauh lebih kecil dari ku, Soo makanya aku selalu nganggap dia adikku."
"Oh" desah Kyungsoo mengganggukan kepalanya. Keterkejutannya memudar, namun sesuatu kini mengganjal di hatinya dan membuatnya tidak nyaman.
"Sejak kapan kamu kenal Seulgi?" Tanyanya kemudian menyembunyikan kerutan di wajahnya.
"Sejak sekolah dasar, dari dulu kita selalu satu sekolah yang sama" jawab Kai. Kyungsoo kembali menganggukan kepalanya namun dengan senyuman yang terlihat dipaksakan. Hingga Kai mengerutkan dahinya dan mengusap rambut Kyungsoo sayang, menyadari perubahan raut wajah Kyungsoo.
Dia tahu ada yang tidak beres dengan Kyungsoo.
"Ada apa? Kenapa kamu tiba-tiba nanya itu, sayang?" Tanyanya hati-hati.
Kyungsoo mengehela nafasnya dalam, seraya menggelengkan kepalanya kecil, bibirnya melengkungkan senyuman.
"Engga papa. Aku cuman penasaran"
Dahinya masih mengerut dalam. Kai tentu tidak puas dengan jawabannya, dia tahu Kyungsoo sedang menyembunyikan sesuatu darinya, terbukti dengan pertanyaannya yang tiba-tiba.
Namun belum sempat dia dapat mendesak Kyungsoo untuk mengatakan yang sebenarnya, ponsel Kyungsoo berdering, menampilkan nama Papahnya di layar ponselnya, dan Kyungsoo segera mengangkatnya.
"Ya, Pah.." sahut Kyungsoo setelah menekan tanda terima. Dia menyibakan rambutnya yang menutupi telinganya, agar dapat mendengar suara papahnya dengan lebih jelas di ponselnya.
Gerakan sederhana yang selalu berhasil membuat Kai terpana. Kyungsoo selalu terlihat lembut setiap kali ia berbicara di teleponnya. Suaranya bahkan terdengar sangat halus. Hingga membuat hatinya menghangat.
Sering kali Kai bahkan rela menghabiskan malamnya menelpon Kyungsoo, hanya untuk mendengar suaranya, meskipun dia selalu berakhir ditinggal tidur oleh Kyungsoo sendirian.
Kai sangat menggilai suara Kyungsoo. Sejujurnya Kai tergila-gila dengan semua yang ada pada Kyungsoo.
"Hm, ya, aku lagi sama Kai.. uhm, oke.. aku segera pulang."
Kyungsoo menghela nafasnya kecil setelah dia mematikan sambungannya.
"Ada apa?" Tanya Kai segera, melihat Kyungsoo yang mulai merapihkan penampilannya dan bangkit dari duduknya.
"Aku harus pulang, papah minta aku buat pulang cepet."
"Kenapa?" Seru Kai tanpa bisa menahan nada tidak sukanya.
"Aku gak tau, papah cuman minta aku buat pulang sekarang" jawab Kyungsoo menghela nafasnya.
Kai mengerang pelan, dia masih ingin bersama Kyungsoo, menghabiskan waktu berdua. Namun dia tidak mungkin terus menahan Kyungsoo bersamanya. terlebih dia tidak ingin papah Kyungsoo semakin membencinya karena membuat putrinya tidak menuruti perintahnya.
"Oke" jawab Kai menghela nafasnya mengalah. Lalu beranjak dari tempat tidurnya dan meraih kunci motornya di atas lemari kecil.
Kyungsoo mengoleskan lipbalm di bibir hatinya sebelum kemudian memasukannya kedalam tas. Tanpa sadar perlakuannya membuat Kai menahan nafas, melihat bantalan bibir yang terlihat lebih cerah dan lembut dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Swan
FanfictionKim Kai seorang bad boy yang jatuh cinta pada putri angsa yang mempesona, setidaknya itulah yang dia deskripsikan tentang Kyungsoo. Seorang balerina cantik yang dapat meluluhkan hatinya Namun perbedaan latar belakang membuat mereka harus menghadapi...