Prioritas

435 76 19
                                    

Kyungsoo mematikan kran wastafel dan mengeringkan tangannya dengan tisu. Dia menatap pantulan dirinya di cermin dan merapihkan sedikit rambut gelombang coklatnya yang terurai. Merasa penampilannya cukup rapi, Kyungsoo keluar dari toilet wanita dan berjalan menuju kelasnya, ketika ia melihat Minseok berjalan menghampirinya.

Kyungsoo tersenyum. "Minseok, kamu darimana? Kenapa sekarang jarang makan siang bareng?"

Minseok menggigit bibirnya, matanya bergerak kesana kemari dan tangannya meremat rok seragamnya, persis seperti orang yang sedang gelisah hingga Kyungsoo mengerutkan dahinya.

"Kenapa? Kamu ada masalah?"

Minseok menghela napasnya dan akhirnya fokus menatap Kyungsoo. "Dimana Baekhyun?"

Bukan menjawab Minseok justru balik bertanya padanya, tetapi Kyungsoo tetap menjawab. "Mungkin di kelas, soalnya tadi dia duluan ke kelas. Kamu kenapa sih? Ada perlu sama Baekhyun? Mau aku telfon dia biar dia kesini?"

Segera Minseok menggeleng keras dan menghentikan Kyungsoo yang hendak mengeluarkan ponselnya di saku blazernya. "Jangan. Lebih bagus Baek ga ada disini," jelasnya sebelum memegang kedua tangan Kyungsoo dan menatapnya langsung ke matanya. "Kyung, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.."

Kyungsoo mengerutkan dahinya cemas melihat sikap tidak biasa temannya. "Ada apa?"

"Gak disini.." lirih Minseok seraya menarik Kyungsoo untuk ikut dengannya.

Mereka berakhir di gedung belakang sekolah dekat gudang peralatan olah raga. Kyungsoo menghela napasnya, sesekali memeriksa jam digitalnya, mengingat sebentar lagi pelajaran akan segera dimulai, sementara Minseok sibuk menyapukan matanya kesegala penjuru ruangan, memeriksa sekitar.

"Aman" desahnya menghela napas lega saat yakin tidak ada siapapun di sekitar mereka.

"Jadi ada apa?" Tanya Kyungsoo setelah hanya diam memperhatikan temannya.

Kembali, Minseok memperlihatkan wajah tegangnya, sebelum dengan perlahan dan ragu dia mengeluarkan ponsel dari dalam saku blazernya dan menyerahkannya pada Kyungsoo.

Kyungsoo mengerutkan dahinya menerima ponsel itu, tetapi sedetik kemudian matanya membulat saat ia menghidupkan layar ponselnya.

"Itu beberapa hari yang lalu di belakang sekolah" jelas Minseok setelah ia melihat perubahan raut wajah Kyungsoo. Minseok semakin gugup saat Kyungsoo tidak mengatakan apapun dan hanya menatap lurus layar ponselnya. "Sebenernya.. aku gak mau kasih liat foto itu ke kamu karena aku gak mau kamu terluka, tapi.. aku berpikir kamu berhak tau.. aku gak mau kamu terus dibodohin pacar kamu"

Tiba-tiba Kyungsoo menatapnya sehingga Minseok bisa melihat jelas raut terkejut dan terluka di mata Kyungsoo, meskipun gadis itu kemudian menggeleng kuat.

"Enggak, Kai bukan orang kaya gitu, aku percaya Kai gak mungkin khianatin aku.."

"Tapi kamu liat sendiri buktinya, Kyungsoo!" Seru Minseok. Kyungsoo menarik napasnya.

"Aku tau, tapi.. itu cuman pelukan, Minseok.. mereka, mereka udah lama berteman jadi.. mungkin.. itu udah biasa mereka lakuin.."

Minseok menghela napasnya tak percaya dan merebut ponselnya dari tangan Kyungsoo. Minseok lalu menzoom foto itu dan kembali memperlihatkannya pada Kyungsoo, tetapi gadis itu menghindar.

"Liat, Kyungsoo! Gak mungkin pelukan temen seerat itu! Aku tau kamu gak bego! Aku tau kamu juga ngerasa janggal sama hubungan mereka, iyakan?"

Namun sekali lagi Kyungsoo menggeleng kuat dan menggigit jarinya gelisah, dia mengindari tatapan tajam Minseok dan membelakanginya.

The White SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang