I Want More Than That

1.1K 133 9
                                    

Kai menyandarkan punggungnya, pada dinding kumuh berlukis  kaligarafi abstrak oleh seniman jalanan. Sepuntung rokok menyala kini mengapit pada belah bibir merahnya, mata tajamnya terus mengawasi tiga orang pria yang mengenakan seragam sekolah yang berbeda dengannya. Seringaian tercetak dibibirnya saat tiga pria itu akhirnya menyadari keberadaannya dan menatapnya waspada.

"Siapa lo?!"

"Gue?" seringaian semakin lebar dibibirnya, Kai terlihat percaya diri meskipun ia sendirian, menghadapi tiga orang pria. "Kai. Orang yang bakal habisin kalian."

Ketiga pria itu tertawa merendahkan mendengar ucapana Kai. Pria paling tinggi diantara mereka kemudian berdecak.
"Lo mau nyari mati, huh?!"

Kai mendengus kecil, lalu membuang rokoknya, menginjaknya hingga hancur. Pria itu menghampiri Kai dengan langkah cepat dan melayangkan tinju padanya namun dengan mudah Kai menghindar dan sebaliknya membalas serangan, meninjunya tepat mengenai rahang pria itu, hingga membuatnya mundur beberapa langkah. Teman-temannya segera memegang temannya yang hampir terjatuh, lalu dengan serempak mulai menyerang Kai dan Kai dengan cepat melompat dan menendang mereka.

~•~

Kyungsoo melangkah ringan, dengan tangan menenteng paperbag berwarna coklat yang selalu dibawanya tiga hari belakangan. Sudah tiga hari semenjak makan sorenya dengan Kai, Kyungsoo tidak dapat menemukan Kai lagi disekolah. Bukan tanpa alasan ia mencari Kai, Kyungsoo hanya ingin mengembalikan jaket yang dipinjamkan pria itu padanya saat terakhir kali mereka bertemu. Kyungsoo hanya tidak bisa terus menyimpan barang orang lain padanya.

Langkahnya kemudian berhenti di depan sebuah rumah kecil diujung gang sempit tak jauh dari sekolahnya. Menurut teman sekelasnya bernama Jongdae, Kai dan teman-temannya selalu berkumpul didalam rumah ini.

Kyungsoo menarik nafasnya gugup, ia bisa mendengar suara tawa dan teriakan pria yang menggelegar didalam sana. Tiba-tiba nyalinya menciut, Kyungsoo jadi tidak yakin masuk kedalam rumah yang terlihat mengerikan itu. Tetapi ketika Kyungsoo hendak melangkah pergi, pintu tiba-tiba terbuka dan menampilkan Jongdae teman sekelasnya dan pria yang tak dikenalnya keluar dari dalam.

"Kyungsoo?! lo beneran kesini!?" Pekik Jongdae dengan takjub. Memergoki Kyungsoo yang hendak berbalik.

"Siapa?" Tanya pria disampingnya, menyapukan matanya pada Kyungsoo dengan senyuman mengerikan "Cantik juga"

Kyungsoo hanya berdiri kaku, hingga Jongdae kemudian tergelak tawa.

"Dia primadona dikelas gue, namanya Kyungsoo." Jawab Jongdae dengan bangga. Jongdae kembali menatap Kyungsoo yang kini menundukan kepalanya malu. Teman pria sekelasnya selalu memanggilnya demikian, membuat Kyungsoo tidak nyaman.

"Lo mau cari Kai kan?"

"..iya"

"Dia ada didalem, lo masuk aja, disini cuman ada temen-temen sekolah kita kok."

Jongdae lalu membuka lebar pintunya mempersilahkan Kyungsoo untuk masuk. Kyungsoo menatap Jongdae ragu dan Jongdae menganggukan kepalanya dengan senyuman cerahnya, meyakinkan. Setelah menghela nafasnya panjang, Kyungsoo akhirnya memasuki rumah itu dengan Jongdae yang kembali masuk kedalam.

"Chan, ini Kyungsoo, dia nyariin Kai." ujar Jongdae pada pria tampan berambut coklat yang duduk disofa dengan gitarnya.

Chanyeol mengerutkan dahinya, meyapukan matanya pada Kyungsoo sekilas sebelum menaruh gitarnya dan menghampiri mereka.

Dia sangat tinggi, bahkan lebih tinggi dari Kai.

"Kalau gitu gue keluar dulu, nyari makan" pamit Jongdae setelah Chanyeol berada di depan mereka. Jongdae menepuk bahu Kyungsoo pelan sebelum kembali keluar dan menutup pintunya. Meninggalkan Kyungsoo dengan pria asing itu.

The White SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang