Saat itu langit sudah gelap dan pencahayaan hanya berasal dari neon bulat besar yang berada diujung jembatan. Bulan belum muncul, begitupun dengan bintang-bintang. Hanya angin segar malam yang mulai berhembus, menerpa dua sejoli yang kini dalam pergolakan asmara.
"Gue jatuh cinta sama lo, Soo.."
Sekali lagi Kai mengungkapkan perasaannya yang membuat Kyungsoo terpana sekaligus gelisah. Jantungnya berdebar kencang, nafasnya tercekat. Kyungsoo berusaha menetralkan degub jantungnya yang menggila. Dia menggelengkan kepalanya, tertawa lirih dan melepaskan tangan Kai yang memegang bahunya, lalu mebuang wajahnya menatap permukaan danau yang gelap.
"Jangan bercanda." dia menghembuskan nafasnya panjang dengan gugup. "Itu gak lucu, Kai."
"Gue gak bercanda." Kai mengerutkan dahinya. "Gue serius, gue jatuh ci-"
"Kai" Kyungsoo memotong ucapan Kai dan menghela nafasnya. "Mungkin ini terdengar lucu buat kamu, tapi, aku menganggap pernyataan cinta itu sakral. Aku gak mau main-main dengan kata-kata cinta.."
Keduanya terdiam mencerna semuanya. Kyungsoo dengan keraguan dan rasa bahagia yang membuncah dihatinya, membuatnya bimbang, sedang Kai dengan kesedihannya karena menganggap Kyungsoo meragukannya.
"Kenapa lo meragukannya?" Tiba-tiba Kai kembali bersuara. Suaranya tenang dan dalam, hampir samar namun Kyungsoo masih dapat mendengarnya. "Apa karena gue, Kai. Itu sebabnya lo gak percaya dengan pernyataan cinta gue?"
Kyungsoo menolehkan kepalanya mendengar ucapan Kai yang menyayat hatinya.
"Apa gue gak pantas buat jatuh cinta sama lo, Soo? Apa gue seburuk itu sampai lo bahkan gak percaya?"
"Kai.." Kyungsoo menghela nafasnya dan menatap Kai lelah. "Bukan itu yang aku maksud"
"Ya, itu maksud lu." Kai berdecak dan tertawa lirih. Tawa yang menyakitkan. "Gue tahu, gue brengsek, brandalan, sialan! Apa yang bisa gue kasih buat lo, dari manusia sampah seperti gue?"
"Kai!" Kyungsoo berteriak membuat Kai kembali menatapnya. Kyungsoo bernafas cepat dan mengusap wajahnya kasar "Bukan itu yang aku maksud! Apa kamu gak ngerti dengan perkataan ku?! Ini bukan tentang kamu seorang berengsek, sialan atau apapun yang kamu bilang! Ini tentang aku! Hatiku!" Kyungsoo memukul dadanya dan kembali berbicara. "Aku takut, karena hal semacam ini pertama bagiku! Aku takut.. kamu hanya tertarik sesaat padaku.. dan saat aku mulai jatuh cinta dan bergantung padamu, kamu meninggalkan ku.." Kyungsoo menghela nfasnya dan menghapus air matanya yang tiba-tiba menetes.
Kai membuang wajah dengan helaan nafas kasar.
"Hebat, sekarang gue tahu, selain meragukan pernyataan gue, lo juga meragukan perasaan gue.."Kyungsoo menghembuskan nafasnya dan menggeleng tidak percaya.
"Kamu enggak mengerti!" Dia menarik nafasnya panjang dan menatap Kai marah. "Aku hanya membuang waktu disini dengan orang yang tidak pernah mau mengerti perasaan orang lain!""Oke! Pergi sana! Jangan harap gue mau antar lo pulang!" Sembur Kai tidak mau kalah. Kyungsoo mengepalkan tangannya marah, keduanya melemparkan tatapan tajam sebelum Kyungsoo membuang mukanya dan melangkah pergi darinya.
"Brengsek! Jangan pernah menunjukan mukamu di depan ku lagi! Dan jangan pernah ganggu aku lagi!" Kyungsoo melangkah cepat meninggalkannya dengan perasaan marah dan kecewa. Hingga saat dia sampai diujung jembatan Kai kembali berbicara dengan keras.
"Dan gue harap lo selamat sampai rumah dan beristirahat! Sampai akhirnya besok lo sadar apa yang lo perbuat ke gue, putri angsa!.."
Kyungsoo tertegun dengan panggilan terakhir yang Kai ucapkan. Perlahan dia kembali berputar, menghadap Kai yang kini menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Swan
FanfictionKim Kai seorang bad boy yang jatuh cinta pada putri angsa yang mempesona, setidaknya itulah yang dia deskripsikan tentang Kyungsoo. Seorang balerina cantik yang dapat meluluhkan hatinya Namun perbedaan latar belakang membuat mereka harus menghadapi...