Delapan Belas • Graffiti

579 81 28
                                    




🐶🐰









Musim berganti dengan cepat. Sepertinya baru kemarin dimulai gempita liburan musim panas dan sekarang sudah berganti dengan segala kesibukan menyambut ujian kenaikan kelas dan tentu saja liburan Natal serta tahun baru.


Lalu akhir-akhir ini, jam istirahat adalah saat yang paling ditunggu oleh Jeno. Tetapi, alih-alih karena ingin cepat-cepat terbebas dari segala materi pelajaran, ia menantinya karena akhirnya dia bisa mengistirahatkan tubuhnya sejenak, terkadang malah bisa sampai ketiduran.


Bukan, bukan karena Jeno kembali seperti dulu; anak berandalan yang malas-malasan, Semua itu karena beberapa pekan terakhir, ia mulai bekerja paruh waktu di café tak jauh dari asrama. Ditambah lagi, sepulangnya dari bekerja, ia mengulang pelajaran di asrama bersama Jaemin, terkadang sampai tengah malam.


Ya, Jeno yang sekarang sudah mulai mencoba menjadi murid yang baik dan mencoba mencari visi dan misi tentang sketsa masa depannya.


Ia membuat sketsanya dengan sangat bersemangat.


Seperti saat ini, ia tengah menghabiskan waktu istirahatnya di kelas Jaemin sambil menyantap sepotong besar roti melon dan membaca kumpulan rumus yang Jaemin buat untuknya kemarin lusa.


Sesekali mulutnya berkomat-kamit, sesekali manik rubahnya mengerling pada Jaemin yang sedang menghabiskan bekal di sebelahnya dan sesekali ia mengecup singkat pipi kemerahan kekasihnya yang terlihat menggemaskan itu.


"Jaemin-ah," panggilnya sesaat setelah membuang bungkus roti ke dalam kantung plastik hitam.


Yang dipanggil menggumam pelan, menoleh seraya tersenyum manis. "Ya, Nojam?"


Jeno menunjukkan rumus yang sedari tadi ia pelototi secara seksama kepada Jaemin. "Ini dipakai untuk apa?" tanyanya serius.


Tetap tersenyum, Jaemin menjelaskan dengan sederhana tetapi sedetail mungkin pada kekasihnya itu. Jujur, ia sangat mendukung apa yang dilakukan oleh kekasihnya sekarang.


"Apa nanti kau akan pulang malam lagi, Nojam?" tanya Jaemin, setelah selesai menyantap seluruh isi bekalnya.


Jeno menggangguk. "Tetapi tidak sampai jam malam asrama," jawabnya. "Apa kau ingin kubawakan shortcake?"


"Tidak perlu, hehehe..."


"Yakin, hm?" Jeno meletakkan kepalanya di atas meja, tatapannya tertancap pada wajah sang kekasih yang semakin la semakin manis dan membuatnya ingin sekali menghujaninya dengan kecupan.


"Eum!" Jaemin mengumpulkan segala sisa kemasan makanan dan kotak-kotak juice yang sudah kosong ke dalam kantung sampah. Lalu menyeka kedua tangannya dengan tissue basah. "Apa kau tidak tidur, Nojam?" tanyanya, menyeka sudut bibir Jeno yang terdapat sisa remahan roti.

NOJAM & JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang