Sebelas • Fat?

2.5K 346 42
                                    




🐶🐰









Jaemin sudah mematut-matut diri di depan cermin panjang di sudut kamarnya sejak dua puluh menit yang lalu.


Setelah selesai mandi, bukannya mengeringkan rambut dan berpakaian dengan benar, ia malah mendecak kesal sambil sibuk mencubiti perutnya.


"Sedang apa?" tanya Jeno yang baru saja datang.


Bukannya menjawab, Jaemin malah menoleh dengan wajah yang ditekuk masam.


"Keringkan dulu rambutmu. Masuk angin nanti," ucap Jeno seraya menarik lengan Jaemin, menyeretnya untuk duduk di kursi belajar. "Sini. Duduk sini."


Keduanya terdiam, hanya suara dari mesin pengering rambut dan decakan kesal dari bibir Jaemin yang terdengar.


"Kenapa?" tanya Jeno lagi sambil tetap terampil menyisir rambut Jaemin dengan jemarinya.


"Aku gendut," jawab Jaemin singkat.


Kedua alis Jeno menukik tajam, ditebarkan pandangannya dari ujung kaki hingga kepala Jaemin. "Gendut dari mana?"


Berdecih kesal, Jaemin bangkit berdiri seraya mengangkat kausnya. "Ini, lihat!" katanya sambil memamerkan lipatan di perutnya.


Membuat Jeno mau tidak mau menahan tawanya sekuat tenaga, melihat Jaemin yang sedang merengut, mencubiti perutnya sambil bergumam kesal.


"Jangan tertawa!" sungut Jaemin pada Jeno yang masih terkikik geli.


"Sini..." Satu tarikan di pergelangan tangan Jaemin, Jeno membawanya untuk duduk di tepi ranjang kemudian mengecup pelipisnya dengan lembut. "Itu bukan gendut. Itu lemak bayi," ujar Jeno singkat yang langsung dihadiahi sentilan di dahinya dari Jaemin.


"Aku bukan bayi. Hmph!" omel Jaemin dengan bibir yang mengerucut lucu.


"Siapa yang bilang? Kau itu bayiku."


"Aku gendut pokoknya."


"Kau seksi."


"Nojam!"


"Serius!"


Dengan ini, keduanya kembali terdiam. Menghentikan pertengkaran yang sungguh tidak diperlukan bagi keduanya.


Lalu perlahan Jeno membawanya ke dalam pelukan hangat. "Kau sudah makan?" tanyanya sambil sesekali mengecupi sisi wajah Jaemin.


"Sudah. Kau habis dari mana?"


"Daehan memintaku mengajarinya bermain online game terbaru."


"Oh..."


Lagi, keduanya terdiam. Terhanyut dalam masing-masing kehangatan yang memancar dari tubuh keduanya.


"Jaemin-ah..." bisik Jeno, mengusap perut Jaemin di balik kaus putih kebesarannya.


"Mn?"


"Masih ada sisa kondom kan?"









"Masih ada sisa kondom kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOJAM & JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang