Dua Puluh • Double Date

235 32 37
                                    





🐶🐰










Hari yang ditunggu Jeno dan Jaemin telah tiba. Hari yang sangat sudah sangat mereka nantikan. Hari di mana mereka akhirnya bisa pergi bekencan ke Wonder World setelah sempat tertunda di hari Natal tempo hari.


Ramainya suasana; tawa riang anak-anak kecil, wahana yang beroperasi dengan riuh, dan ragam seruan; ngeri, takut, pun senang.


Ramainya ekspresi; kebanyakan ceria, selebihnya pucat pasi karena wahana.


Ya, ini adalah tempat di mana orang-orang menghabiskan waktu mereka dengan orang tersayang, entah itu sahabat, keluarga, pun sang renjana.


Jeno dan Jaemin seharusnya memasang ekspresi bersemangat; setidaknya begitu karena mereka menantikan ini, tetapi yang ada mereka memasang ekspresi canggung dan sedikit tidak nyaman.


Penyebabnya? Oh, well.


"Jaeminie? Kalau ku lihat dari peta, kita seharusnya bermain di distrik saga terlebih dahulu sebelum akhirnya ke distrik season."


Jaemin menoleh, tersenyum simpul kepada sosok Juniel yang tengah membaca booklet yang dipegangnya sedari tadi.


"Iya, kita ke sana dulu saja, Juniel-ah," jawabnya, tetap tersenyum.


"YAIJENOJAM! Ada banyak badut di sini! Lihat! Mereka bisa membuat gelembung besar dan mereka menaiki sepeda satu roda! Apa mereka akan mengejarku?!"


Jeno mendesah lelah sebelum menoleh kepada Daehan, yang menggenggam jaket padding-nya kuat-kuat.


"Untuk apa mereka mengejarmu, Bodoh? Memangnya kau siapa?" balas Jeno malas.


Yep, kencan berdua dengan Jeno yang berubah menjadi double date ini adalah ide Jaemin karena Juniel meneleponnya kemarin malam sambil menangis.


Gadis manis itu mengatakan kalau dirinya dan Daehan bertengkar karena Daehan sudah tahu kalau dia akan pindah ke provinsi lain untuk kuliah dan belajar menjadi Patisserie​.


Lalu kemarin sore, keduanya; Daehan dan Juniel, bertemu dengan Jeno dan Jaemin. Jeno dan Jaemin sebenarnya ingin membantu mereka menengahkan, syukur-syukur bisa memberikan kesepatakan. Tetapi yang ada malah mereka sibuk memisahkan Juniel dan Daehan yang bertempur lisan dengan sengit.


"Juniel-ah, apa kita naik rollercoaster dulu di distrik saga? Kau naik bersama Dae—"


"Apa kau ingin gulali, Jaeminie?" potong Juniel seraya berlari menuju stand yang menjual gulali berbentuk animasi Larvae.


"Song Daeh—"


"Aku mau minta dibuatkan balon poodle!" seru Daehan seraya kabur menghampiri seorang petugas yang sibuk mengkreasikan balon untuk pelanggan.


"Haaaa..." Jeno memegangi keningnya seraya menoleh kepada Jaemin.


Jaemin balas menatap Jeno. "Kita berhutang budi cukup banyak kepada mereka berdua, kau tahu itu, Nojam..."


Anggukan malas Jeno menjadi balasan dari penuturan Jaemin barusan.


Keduanya terdiam sejenak; membaca booklet, sampai akhirnya Jaemin dan Jeno membaca sesuatu yang menarik.


"Satu-satunya cara agar mereka mau berbaikan..." gumam Jaemin.


"Ya... peculiar distrik," timpal Jeno. "Kita ke Tale lane a.k.a rumah hantu," tambahnya kemudian.


NOJAM & JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang