Enam • Big Baby

3.8K 505 22
                                    




🐶🐰









"Nyaman tidak?" tanya Daehan seraya merapikan selimut yang dipakai Jaemin.


Jaemin mengangguk pelan, kedua matanya membulat sempurna, namun Daehan bisa melihat bibirnya yang mengerucut di balik selimut yang menutupi separuh wajahnya itu.


"Jangan cemberut. Cuma semalam," kata Daehan mencoba menghibur sahabatnya itu.


Lalu Myeongi datang sambil membawa tiga cup ramyeon dan dua botol cola dingin.


"Lho? Sudah mau tidur? Lalu, mau diapakan ramyeon bagianmu?" tanya Myeongi sambil meletakkan ramyeon di meja lipat kecil.


Jaemin beringsut malas, keluar dari selimut lalu menggapai cup ramyeon yang disediakan Myeongi.


"Aku makan, ya," ucapnya dengan nada riang yang dibuat-buat.


Myeongi dan Daehan saling bertukar pandangan. Jelas sekali kalau sahabatnya ini sedang kesal dan muram.


"Sepertinya Jeno mematikan ponselnya. Pesan terakhirku tidak terkirim. Atau sinyalnya jelek?" tanya Daehan sambil mengecek ponselnya.


Jaemin mengangguk pelan. "Iya, dia memakai ponsel lamanya, yang model lipat itu. Tidak apa. Mungkin dia tertidur."


Myeongi mendesah berat. "Jaemin-ah?"


"Hm?"


"Aku membeli masker dan multivitamin untukmu. Sana, turun dan minta tolong Petugas jaga malam untuk meminjamimu kunci cadangan. Aku ikut lelah melihatmu murung seperti itu hanya karena sibuk memikirkan Lee bodoh Jeno."


Jaemin tersenyum lebar. "Ehehe, kau memang yang terbaik," katanya sambil memeluk Myeongi dari samping.


"Sudah, sudah. Berhenti memelukku. Jika Jeno tahu, bisa patah kedua tanganku nanti!" protes Myeongi sambil menggeliat dalam pelukan Jaemin. "Habiskan ramyeon-mu lalu minum multivitaminnya, agar kau tidak tertular."


"Okaaaay~"









"Okaaaay~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Jaemin kini sudah berdiri di depan pintu kamarnya bersama dengan Petugas jaga malam hari ini, Tuan Kang, yang sedang memilih kunci yang tepat. Ia juga sudah berpakaian lengkap dengan memakai masker dan jaket tebal, tidak lupa dengan sarung tangan karet.


"Mengantisipasi saja." Begitu kata Daehan sambil memasangkan sarung tangan karet itu di kedua tangan Jaemin.


Akhirnya Tuan Kang berhasil menemukan kunci yang tepat. "Sakit apa?" tanyanya pada Jaemin.


NOJAM & JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang