Dua • Jaemin & His Answer

6.4K 825 59
                                    




🐶🐰









Jaemin duduk termangu di sudut luar lapangan sepak bola setelah Jeon Ssaem selesai mengambil nilai untuk pelajaran PE hari ini.


Ia masih sibuk memikirkan pernyataan cinta dari Jeno tadi pagi. Masih belum bisa dicernanya dengan sempurna alasan kenapa Jeno mengatakannya.


"Haaaa..." Ia melemparkan tatapannya kepada sosok Jeno yang tengah asik bermain sepak bola.


Seperti biasa, Jeno dengan wajah tampannya menggiring bola hitam putih itu dengan lihai dan cekatan. Punggungnya yang tegap kini basah dengan keringat semakin membuat aura maskulinnya menguat. Sayangnya, tubuh atletis itu hanya ia gunakan untuk berkelahi yang tidak ada gunanya sama sekali. Tapi jangan lupakan, kalau Jeno juga sangat senang menolong orang-orang yang memerlukan bantuannya.


"JAEMIN!!"


"AWAS?!"


Belum sempat Jaemin mendeskripsikan apa yang dikatakan oleh teman-temanya, wajahnya sudah terkena hantaman bola dengan cukup keras.


"HEH!! SIAPA TADI YANG MENENDANGNYA?! MAJU SINI!!" teriak Jeno sambil memegang bola, siap menjadikannya sebagai senjata.


"Eeh?! Yaijeno?! Ini bukan dodgeball! Jangan melemparkan bola itu pada kami!!"









"Eeh?! Yaijeno?! Ini bukan dodgeball! Jangan melemparkan bola itu pada kami!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









"Peganglah ini sebentar," kata Jeno seraya menempelkan ice pack pada hidung Jaemin yang masih sedikit mengeluarkan darah.


Tangan Jaemin menggantikan jemari Jeno dan memegang ice pack itu dengan hati-hati.


Kemudian Jeno mengambil plester dan antiseptik dari dalam kotak P3K. "tunjukkan lukamu," pintanya seraya menuangkan cairan antiseptik pada kapas steril.


Dengan sangat lembut dan hati-hati Jeno mengobati luka lecet dan menghapus sisa darah yang mengering di sekitar hidung Jaemin. Setelahnya, ia menempelkan plester anti air di puncak hidung Jaemin yang lecet.


Ah, jadi ketika dia bilang kalau dia menyukaiku, itu bukan hanya sebatas sebagai teman.


Dia benar-benar menyukaiku.


Jaemin menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Jeno yang sedang memandanginya dengan ekspresi penuh arti.


"Kenapa?" tanya Jeno.


Jaemin menggeleng. Sudut matanya menangkap luka sobek di lengan kanan Jeno yang cukup panjang.


NOJAM & JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang