Tiga • The One I Love

5.8K 667 39
                                    




🐶🐰







"AAAUGH!! DIAM KALIAN!!" Jeno berteriak lantang kepada sekumpulan siswa yang mencegatnya di depan gerbang sekolah.


"EEH?!"


"KENAPA LEE?!?"


"AKU TIDAK BUTUH ANAK BUAH!" Jeno semakin meninggikan suaranya.


Sedangkan Jaemin hanya terdiam di sebelah Jeno, menonton perdebatan seru antara kekasihnya dengan sekumpulan anak geng yang kemarin mengeroyoknya.


"Lalu, kenapa kau menjadikan anak kecil itu sebagai anak buahmu?" celetuk seseorang dari barisan paling belakang.


"Dia milikku!" jawab Jeno sambil memicingkan matanya.


Lalu ia merangkulkan tangannya pada bahu Jaemin dan membawanya mendekat dalam rengkuhannya. "Jika kalian menyentuhnya, aku akan menghajar kalian satu persatu."


Bukannya membubarkan diri, gerombolan itu malah saling berbisik-bisik.


"Oo... tangan kanan, ya? Seperti sekretaris yang mengurusi segala urusan formalitas, begitu?"


"Aaaah... jadi dia hanya menerima satu anak buah saja?"


"APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Jeno menjetakkan lidahnya. "AYO BUBAR!!"


Seketika gerombolan siswa itu membubarkan diri, mungkin lebih baik daripada mendapatkan upper cut atau low cut atau middle cut atau sembarang cut lainnya dari Jeno yang tidak main-main, seperti salah satu temannya kemarin lusa dapatkan.


Setelah keributan teratasi dengan baik, Jeno berjalan santai dengan tetap merangkul Jaemin sambil bersiul riang.


"Hei! Hei! Nojam! Apa yang kau maksud dengan milikku? Aku bukan barang, tahu!" omel Jaemin dengan pipi yang merona.


"Tetapi memang benar kalau kau milikku, kan?" tanya Jeno sembari mendekatkan wajahnya pada Jaemin.


"Euh..."


"Kenapa wajahmu memerah?" Jeno menyeringai jahil. "Apa kau mengingat-ingat kejadian semalam, ya?"


Seketika, wajah Jaemin semakin memerah padam seperti kepiting rebus.


NOJAM & JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang